"Loh Elin, kok kamu sekolah katanya lagi sakit?" tanya Bu Rina tiba-tiba, ketika Elin dan temannya sedang berjalan di koridor.
Gadis itu mengerutkan dahinya. "Saya gak sakit kok Bu."
"Terus siapa yang kasih surat izin sakit ini?" Bu Rina membuka buku yang sedang di bawanya, lalu memberikan secarik kertas kepada Elin.
Surat izin Dokter, atas nama Zeline Zakeisha.
Elin lantas menoleh pada Vinka yang sedang ikut membacanya juga. Gadis itu langsung menarik kertasnya dari tangan Elin.
"Kamu pulang aja ke rumah Lin istirahat dulu, Ibu kasih izin tiga hari," ucap Bu Rina.
Elin tampak terdiam tak menjawab.
"Kalau gitu Ibu ke ruangan dulu ya."
"Iya Bu."
"Lo sakit Lin?" tanya Vinka terkejut. Ia mengerutkan dahinya saat membaca tulisan itu. "Cedera akibat kecelakaan?" ulangnya.
"L-lo kecelakaan? Kok lo gak bilang sih sama kita?" tanya Abel.
"Guys gue bisa jelasin--"
Vinka terkekeh sambil menyibakkan rambutnya ke belakang. Ia menatap Elin dengan intens. "Ini pasti gara-gara cowok itu kan?"
"Vin!"
"Lo pasti kecelakaan waktu abis di putusin Kak Aiden kan? Pantesan aja dari kemarin muka lo pucet!" ucap Vinka heran.
"Vin, dengerin gue dulu! Gue bukan kecelakaan karena Aiden!" Elin langsung memegang lengan Vinka.
"Wah bener-bener tuh cowok!" Ia merebut kertas itu dari tangan Abel. "Sini suratnya biar gue labrak tuh orang!"
"Vin jangan!"
"Lepas Lin!" Ia menghempaskan lengannya.
"VINKA!!"
Elin menghela napas menatap temannya itu yang sudah berjalan dengan raut marah menuju kelas XII.
"Biar Abel yang kejar Vinka, Lin." Ia langsung berlari mengejar gadis itu.
...
"KAK AIDEN!!" teriak Vinka saat dirinya bahkan belum sampai di depan kelas lelaki itu.
Orang yang ia cari kini keluar dari kelasnya karena merasa terpanggil dengan nada tak biasa.
"KAK!"
"Ada apa lo, teriak-teriak segala?!"
"Udah deh gak usah banyak ngomong, dengerin gue ya! Jangan mentang-mentang lo lebih senior dari kita, lo jadi bisa seenaknya perlakukan temen gue kayak gitu!"
Aiden mengerutkan dahinya karena belum mengerti. "Ngomong apa si Lo!"
"Nih liat! Elin kecelakaan kemarin setelah lo putusin dia!" Vinka menyodorkan secarik kertas pemberian Dokter.
Lelaki itu menerima suratnya lalu ia baca.
"Lo gak tau kan dia kecelakaan? Lo gak tau kan kalau dia bela-belain sekolah demi lo padahal lagi sakit!" tanya Vinka lagi.
Perlahan-lahan Elin menghentikan langkahnya setelah berlari menuju koridor kelas XII. Ia memperhatikan pertengkaran antara mantan kekasihnya dan sahabatnya itu.
"Kok lo berani nyolot sama gue?" tanya Aiden mulai geram.
"Kenapa enggak?"
Aiden terkekeh sinis. "Bangsat!"
"Apa? Lo baru sadar kalau lo itu cowok brengsek?"
"Anjing!" Aiden sudah siap untuk melayangkan tamparan ke pipi Vinka.
![](https://img.wattpad.com/cover/232555523-288-k97318.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfarendra
أدب المراهقينDarrel Alfarendra~ Entah aneh ataupun tidak nyatanya ia sangat menyukai seorang gadis yang sama sekali tak menganggapnya Dimarahi, diusir, dibantah atau apapun itu ia selalu menerimanya dengan senyuman tipis, karna menurutnya ini adalah sebuah perju...