Jika kemarin Elin kabur dari rumah untuk sekolah. Maka sekarang Zoy bersikeras untuk mengantar Elin menuju sekolah.
"Jangan bandel jadi orang! Lain kali kalo mau sekolah bilang aja biar gue anter, gak usah kabur Kaburan segala kasian Bunda khawatir!"
Sambil turun dari motor Elin berdecak. "Iya ish marah marah Mulu!"
"Mana temen temen Lo?"
"ELINNN!!"
"Nah tuh kebetulan mereka manggil" Dari gerbang Zoy melihat kearah lapangan basket. Dua teman Elin berjalan menghampiri.
"Halo Bang Zoy?" Sapa Abel. Zoy tersenyum.
"Eh kalian, Bang Zoy titip Elin ya kalo Elin bandel sentil aja gak papa!" Elin langsung menatap nyalang.
"Iya Bang siap!" Kata Vinka.
"Yaudah kalo gitu gue pergi dulu!"
"Iyah udah sonoh!" Mereka pun menatap kepergian Zoy.
Setelah mengantar Elin. Ia langsung menuju suatu tempat. Ia sudah ada janji bersama seseorang. Teman saat SMA.
Setelah sampai yang pertama ia lihat adalah suasana kafe yang cukup ramai. Ini kafe tempat ia tak sengaja bertemu Stefi waktu itu. Ia pun berjalan masuk.
Seorang lelaki seumurannya melambai tangan dikursi dekat jendela. Zoy menghampiri lalu terduduk. Dia sudah memesan minum untuk Zoy.
"Minum dulu Fin!" Jika bersama teman. Zoy terkenal dengan nama Zelfin. Ia pun meneguk minuman itu.
"Oke sekarang ceritain dari awal!" Titahnya.
"Sebelumnya gue mau ngomong sesuatu Fin, ini masih tentang orang itu!"
"Apaan?"
"Jadi gini..
Ia langsung menceritakan tentang seseorang yang ia pantau selama ini. Dari rautnya Zoy tampak terkejut atas semua yang dikatakan temannya.
"Yang bener Lo?"
"Ciaelah gue serius bro! Waktu itu gue gak sengaja liat Adek Lo di kafe, dia sampe nangis"
"Keterlaluan!" Gumam Zoy.
"Oke sekarang gue ceritain tentang masalah kemarin. Jadi waktu Lo pergi ke Bekasi..
Riyan, teman SMA Zoy itu terus menceritakan tentang apa yang ia lihat selama ini. Ternyata ia adalah orang yang Zoy suruh untuk memata matai seseorang.
Dilain tempat Darrel tak sengaja melihat Elin terdiam dikelas.
"Kayanya dia tidur" Ia melihat kelas Elin yang sepi mungkin semua teman kelasnya berada di kantin.
Ia lantas berdiri didekat pintu. Tujuannya untuk menyusul Aksel dan Eldon ke kantin ia tunda karna ingin menemani Elin. Ia khawatir jika Elin sendirian dikelas.
Tak lama kemudian Elin menengadahkan kepalanya. Ia mencari Vinka dan Abel.
"Lama banget tu anak, kalo gitu mending gue ikut aja ke kantin!" Setelah merapihkan rambutnya Ia berjalan keluar kelas.
"Elin?"
"Loh Darrel, ngapain Lo disini?"
"Kelas Lo sepi! Gue khawatir kalo Lo sendirian" Elin sedikit terpaku. Setelah itu ia tersadar lalu melangkah.
"Lo mau kemana?"
"Toilet!" Darrel mengangguk. Elin lantas berjalan. Namun dengan perlahan Darrel mengikuti Elin dari belakang.
"Ngapain si Lo ngikutin gue?" Tanpa berbicara ia mengalihkan Elin kesamping karna ada lelaki yang berjalan sambil melihat handphone. Ia takut orang itu menabrak Elin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfarendra
Teen FictionDarrel Alfarendra~ Entah aneh ataupun tidak nyatanya ia sangat menyukai seorang gadis yang sama sekali tak menganggapnya Dimarahi, diusir, dibantah atau apapun itu ia selalu menerimanya dengan senyuman tipis, karna menurutnya ini adalah sebuah perju...