STEFANIA

132 6 0
                                    

"Ya karena masalahnya emang ada di diri lo sendiri Lin! Lo tuh kenapa sih? Udah jelas-jelas Aiden putusin lo kemarin, tapi kenapa lo masih aja berharap sama dia?"

"Vin udah! Ini kan posisinya Kak Aiden yang salah kirim chat, Elin gak salah dong?" tanya Abel.

"Bodo! Seharusnya lo lebih tau sikap dia gimana! Kalau udah putus gak mungkin kan dia tiba-tiba bucin lagi sama lo?!"

"Tapi sebelum-sebelumnya gitu Vin!" ucap Elin.

"Ya itu karena dia tau kalau lo orangnya cantik tapi polos! Dia selalu mainin perasaan lo seenaknya."

Elin menghela napas.

"Plis Lin, gue udah cape ngomongnya, gue mohon sama lo jangan nyiksa diri lo sendiri cuma karena perasaan lo yang aneh itu," tutur Vinka mulai geram.

"Cowok ganteng banyak, lo juga cantik, jadi gak usah khawatir!" ketusnya.


"Gue ke toilet dulu!" Elina tiba-tiba mematung setelah beranjak dari duduknya. Ia terkejut karena tak sengaja melihat seorang gadis yang sedang bergandengan tangan dengan Aiden di depan koridor kelasnya.

"Sini aku taliin sepatu kamu!" Aiden tampak berjongkok di hadapan gadis itu.


Gadis itu tersenyum. "Makasih Den!"

Aiden mengangguk, setelah selesai ia lantas menggenggam tangan gadis itu lagi menuju kelas XII.

"Stefania?" gumam Elin, ia memperhatikan mereka yang melewati kelasnya begitu saja.

"Ada apa Lin?" tanya Abel, mereka lantas mengikuti arah pandang Elina.

"Apa? Kak Stefi?" tanya Vinka tak percaya.

"Dia bukannya mantan Bang Zelfin ya Lin?" tanya Abel.

Elin terkekeh hambar. Niatnya menuju toilet tiba-tiba ia urungkan karena merasa kesal. Ternyata gadis yang bersama Aiden di kafe itu adalah Stefi. Mantan kakaknya sendiri.

Bel masuk tiba-tiba menggema di SMA ini. Semua siswa lantas berbondong-bondong untuk masuk ke dalam kelas karena pelajaran pertama akan segera dimulai.

...

Saat ini Elina sedang membasuh kedua tangannya karena tak sengaja terkena tumpahan makanan saat di kantin. Ia lantas melebarkan mata saat menoleh pada cermin karena seseorang yang tiba-tiba datang lalu menyalakan keran di sampingnya.

"Kenapa? Lo kaget gue masuk toilet kelas XI?" tanya Stefi sambil tersenyum sinis lewat cermin.

Elina tak menjawab, ia hanya terdiam dengan tatapan tajam, sementara Stefi kini menyilangkan kedua lengannya sambil menghadap pada gadis itu.

"Heh cewek gatel! Sekarang lo tau kan, Aiden udah jadian sama gue, gue cuma mau bilang sama lo, mulai detik ini lo gak usah ngejar-ngejar dia lagi, ngerti?"

Elina mendengus kesal mendengarnya, ia menoleh kepada Stefi. "Lo bukan siapa-siapa gue kak! Hak lo apa ngatur-ngatur gue kayak gitu?"

Stefi tertawa mendengar tuturan Elin. "Lo masih belum ngerti? Gue pacarnya Aiden, dan gue berhak dong buat ngelarang lo deket sama cowok gue?"

Alfarendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang