"Elin belum jelasin ke kita kemarin kemana? Abel khawatir tau!"
"Khawatir apaan yang ada lo makan malu!" Timpal Vinka.
"Ouh iyaa Abel lupa hehe, Vinka noh yang khawatir sebenernya Elin diajak kemana?"
Elin menatap murid lain yang sedang bermain basket di lapangan. ia menyimpan cemilannya.
"Gue juga sempet kaget Darrel narik tangan gue, abis itu gue pasrah aja deh, ternyata dia ajak gue ke jembatan diatas sungai yang pemandangannya bagus banget."
"Ouh kesana, iya sih emang bagus pemandangannya apalagi kalo malem kan?" Abel menaikkan halisnya.
"Ciee Elin!" Vinka menggoda.
Elin menghela napas. "Kalian apaan si, mulai deh."
Aiden terus menggemgam tangan Stefi sambil berjalan melewati koridor siswa kelas XI.
"Pegang terus Bang! Takut ilang."
"Awas awasss pacal balu mau lewat."
Aksel dan Eldon memecahkan tawanya. Untung saja ucapan mereka tak terdengar oleh pasangan baru itu. Jika saja terdengar entah sudah seperti apa saat mereka pulang.
Darrel merogoh sakunya. Mengambil handphone dan membuka media sosial.
Nanti lo pulang sama siapa Lin? :Me
Zeline: Gak tau!
Kalo mau bareng gue, chat aja ya :Me
Read
***
"Fi nanti kita mampir ke kafe lagi ya!"
Stefi mengangguk. "Iya Den."
"Postingan poto kita banyak banget yang like nya!"
"Serius?"
"Serius Den, nih kamu liat!" Ia menyodorkan handphonenya kearah Aiden.
1.659 like. Banyak juga yang memberi komentar dari mereka yang mendukung hubungan keduanya.
Aiden mengusap pelan rambut Stefi. "Cantik banget sih soalnya!"
Mereka langsung tertawa.
***
"Rel itu Elin, anter pulang sana!" Titah Aksel.
Darrel menoleh kearah gerbang.
"Yaudah gue duluan!"
"YOO HATI-HATI!!"
Darrel menyalakan klaksonnya.
"Halo Bang?"
"Apa!"
"Jemput gue dong, uang gue abis," Alibinya.
"Kan ada pacar baru! Pulang sama dia aja."
"Ish-
Tuut
Elin mendengus. "Rese banget liat aja nanti!"
Tak lama Darrel datang memarkirkan motornya dihadapan Elin. Ia membuka helm-nya.
"Lo jadi pulang sama siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfarendra
Teen FictionDarrel Alfarendra~ Entah aneh ataupun tidak nyatanya ia sangat menyukai seorang gadis yang sama sekali tak menganggapnya Dimarahi, diusir, dibantah atau apapun itu ia selalu menerimanya dengan senyuman tipis, karna menurutnya ini adalah sebuah perju...