BAPER

54 3 0
                                    

"Brengsekk Lo!!"

"Lo kan yang tadi lempar kulit pisang??"

Setelah pelajaran selesai. Stefi menemukan Elin yang sedang berbincang bersama temannya. Ia pun dengan lancang menarik lengan Elin lalu membawanya ke ruang kelas dilantai atas.

Brakkkk

"JAWABBB!!" Ia mengikis jarak dengan Elin.

"KALO GUE EMANGNYA KENAPA??" Elin mulai tersulut emosi.

"Berani beraninya ya lo cari masalah sama gue!!" Ia mendorong pundak Elin.

"HEH denger! Lo yang cari masalah sama gue, gue udah tau semuanya dari dulu Lo coba selingkuh kan dari Abang gue?!" Stefi terdiam.

"Lo berani bikin Abang gue sakit hati berarti Lo udah berurusan sama gue!" ia menekan setiap kata.

"Bahkan tadi lo kepeleset! Itu belum sebanding dengan apa yang Lo PERBUAT!!!"

"NYOLOT YA LO ERGHH!!!" Tanpa pikir panjang Stefi langsung mengangkat tangannya bersiap menampar pipi Elin. Elin menutup matanya.

"STEFII CUKUP!!" Mereka langsung menoleh. Itu Aiden, ia berjalan cepat menghampiri. Raut Stefi berubah menjadi takut saat Aiden mendekat. Ia langsung menurunkan lengannya kembali.

"Denn.. A-aku bisa jelasin!!"

Aiden tak berkata apa apa. Ia menatap lurus pada Elin. Tak ada ekspresi sama sekali. Elin pun sama ia masih terdiam. Setelah itu ia menarik lengan Stefi untuk keluar dari sini.

"Ikut gue!!" Ucapnya. Stefi sedikit meringis karena genggaman Aiden yang lumayan kencang. Sedangkan Elin, ia menghela napas panjang lalu terduduk dikursi.

Diluar Darrel, Vinka, dan Abel melihat Stefi yang ditarik paksa oleh Aiden. Entah apa yang terjadi. Mereka sedikit panik.

"Eh Rell kayanya Elin dikelas itu deh" Ucap Vinka. Darrel pun langsung berlari menuju kelas yang berada diujung lantai dua.

"ELINN? Lo gak papa?" Darrel berhasil menemukan Elin. Ia langsung menghampiri.

"Gak papa kok, gue mau pulang" Ia bergumam pelan lalu beranjak.

"ELINNN? Lo diapain sama kak Stefi?" Tanya Vinka.

"Elin baik baik aja kan?"

Ia tersenyum simpul karna banyak yang mengkhawatirkan nya. "Gue gak papa kok kalian santai aja mending pulang yu? gue udah gerah pengen mandi!!"

Mereka pun mengangguk lalu berjalan menuju gerbang. Darrel menghela napas lega karna Elin tak apa apa, ia pun berjalan menyusul Elin.

Sampai di dekat gerbang sekolah. Vinka dan Abel menoleh kearah Elin. "Lin lo beneran gak papa?"

Elin terkekeh. "Gue gak papa Vinka!"

"Hmm kalo gitu lo mau pulang bareng kita gak?"

"Gak usah deh gue bawa motor kok"

"Lo di jemput?" Lanjutnya saat melihat mobil terparkir didepan gerbang. Vinka mengangguk.

"Yaudah kalo gitu Abel sama Vinka duluan ya Lin? Darrel Abel titip Elin ya hehe" sontak Elin mengerutkan keningnya. Darrel mengangguk lalu terkekeh.

"Udah sonoh ah!" Jawab Elin dan mereka pun memasuki mobil milik Vinka. Elin melambaikan tangan saat mobil melaju.

"Yaudah Lin biar gue anter Lo pulang!" Elin menoleh.

"Kan gue bawa motor"

Darrel terkekeh. "Iyaa maksud gue, nanti gue ikutin Lo dari belakang sampe rumah!"

Alfarendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang