ting!
Aiden
Gue mau ngajak lo dinner romantis malem ini, lo bisa kan?Gue tunggu di kafe Red Velvet jam 8
Dandan yg cantik ya :)
Read
Seketika tubuh Elin langsung terbangun dari tidurnya. Ia menatap tak percaya pada handphone. "Ini Aiden beneran ngajak gue dinner kan?" Ia mengucek matanya.
"Ih demi apa?? AKH!!" Ia sontak menyibakkan selimut yang menutupinya lalu melompat-lompat di atas kasur. "Gila! Demi apa?" Ia menatap handphone lagi, lalu menunjuk layar dengan jarinya.
"Gue taruhan kita bakal balikan lagi!" Ia lantas tersenyum lalu menjepit handphone diantara dagunya.
Gadis itu menoleh pada jam dinding, sudah pukul 7 malam, dan sebentar lagi ia harus segera berangkat ke sana. Mengabaikan rasa sakitnya, Elin lantas mengambil handuk untuk mandi terlebih dahulu.
...
Sesuai permintaan Aiden, ia harus dandan cantik malam ini. Elin terdiam dihadapan meja rias. Wajahnya ia poles dengan berbagai alat make up yang membuatnya terlihat lebih cantik.
Elin memilih dress selutut berwarna putih padam untuk ia pakai, modelnya sangat feminim tapi juga sopan. Ia tersenyum setelah berkaca lagi memperhatikan penampilannya.
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 8 dan saat ini juga ia harus segera pergi, untung saja ia sudah memesan taksi. Elin langsung berjalan pelan keluar rumah, agar Zelfin tidak melihat. Ia pasti tau jika kakaknya itu akan melarangnya untuk keluar.
Setelah melihat taksi yang Elin pesan sudah terparkir di depan, ia lantas masuk dan mobil itu langsung berjalan dengan kecepatan sedang.
...
Aiden sudah sampai di kafe Red Velvet. Malam ini lelaki itu sudah rapi dengan menggunakan Jaz hitam yang bagian lengannya ia tarik sampai ke sikut. Sangat tampan dan berkharisma.
Ia menoleh kesana kemari mencari keberadaan seseorang, tapi tampaknya orang itu belum datang.
Elin akhirnya turun dari taksi setelah sampai di depan kafe. Ia menarik napas dalam- dalam dan langsung melangkah untuk masuk.
kring!
Suara pintu kaca berdering pertanda seseorang datang.
"Hai Den, udah lama ya?" tanya gadis itu setelah tiba disebuah kafe yang bernuansa romantis.
"Eh nggak kok."
"Sorry ya tadi dijalan macet, jadi telat." Ia terduduk dihadapan Aiden.
"Gak papa, santai aja."
Elin sontak terdiam setelah masuk. Ia mematung memperhatikan Aiden yang terduduk bersama perempuan lain. Matanya tidak salah lihat kan?
"Aiden," ucap Elin pelan. Ia masih terdiam di tempatnya.
Hatinya terenyuh ketika melihat Aiden menggenggam kedua tangan perempuan itu.
Wajah Elin mulai memerah, pertanda sedang menahan air mata. Ia memegang tali dari tas yang ia bawa dengan erat, setelah itu mengeluarkan handphone-nya untuk membuka kembali room chat Aiden.
Aiden
Pesan baru saja di hapus.Pesan baru saja di hapus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfarendra
Teen FictionDarrel Alfarendra~ Entah aneh ataupun tidak nyatanya ia sangat menyukai seorang gadis yang sama sekali tak menganggapnya Dimarahi, diusir, dibantah atau apapun itu ia selalu menerimanya dengan senyuman tipis, karna menurutnya ini adalah sebuah perju...