LANTAI DANSA

52 2 0
                                    

Sedikit demi sedikit Elin menyempatkan waktu untuk melirik kearah stefi dan Aiden disana. Tak lama matanya menutup dan kepalanya menggeleng samar. Dia ingat, dihadapan mereka ia harus terlihat romantis bersama Darrel.

Darrel tersenyum tipis kearahnya saat ia membuka mata.

'muka Darrel deket banget'

Elin terpaku dan menatap Darrel dengan lekat. Begitu hangat dan tulus.

Aiden melepas genggamannya bersama Stefi. Ia berjongkok lalu mengeluarkan bunga mawar yang sedari tadi ia simpan.

"Stefania Rosalie, Lo mau gak jadi pacar gue?"

Elin melebarkan matanya. Tangannya sontak terlepas dari genggaman Darrel.

Stefi menutup mulut. Tak menyangka jika Aiden bisa seromantis ini.

"Iya gue mau!"

Dengan berani Darrel langsung memeluk erat tubuh Elin. Ia tau jika Elin sedang memperhatikan mereka.

"Darrel!" Bisik Elin menyentak.

"Biarin gue peluk sebentar Lin!" Pintanya. Ia membawa lengan Elin untuk membalas pelukannya.

'seandainya lo ngerti perasaan gue, gue sayang sama lo!' Batin Darrel.

Aiden kembali berdansa dengan Stefi. Matanya menatap Elin yang sedang memeluk Darrel. Ia langsung menarik lengan Stefi untuk pindah ke tempat lain.

Aiden masih memiliki rasa cemburu.

Elin melepas pelukan Darrel. Ia terkejut ketika Aiden hilang dari pandangannya. Ia menoleh mencari keberadaan mereka.

Matanya melihat Aiden yang terduduk berdua bersama Stefi. Mereka berbincang lalu tertawa bersama. Tangannya mengepal saat Aiden mengusap rambut Stefi.

"Lin lo gak papa?"

Elin tersadar. Ia menggelengkan kepalanya.

"Ikut gue Lin!"

Elin terkejut saat Darrel tiba-tiba menarik lengannya.

"EH DARREL, LO MAU BAWA GUE KEMANA?"

Darrel tak menjawab. Ia terus menarik lengan Elin untuk dibawa ke suatu tempat.

"ELIN LO MAU KEMANA?" Teriak Vinka.

"Naik Lin!" Perintah Darrel yang sudah memarkirkan motornya. Elin masih terdiam dengan raut bingung.

"Sebenarnya lo mau ajak gue kamana si Rel?"

"Ikut aja Lin nanti gue jelasin!"

Elin menghela nafas pasrah. Ia menaiki motor Darrel.

"Elin mau dibawa kemana ya?" Tanya Abel.

"Gue juga gak tau Bel." Jawab Vinka yang mencoba menghubungi Elin.

"Dah lah kalian jangan terlalu panik, lagian Elin sama Darrel kok, gue jamin Darrel gak akan ngapa-ngapain!" Tutur Eldon sambil mengunyah makanan yang tersedia.

"Iyaa ya tapi kan-

"Udah Vin mending sini deh lo cobain
makanannya enak-enak semua seriusan."

Vinka mengerutkan keningnya kearah Aksel. Abel menoleh ia malah menghampiri lalu ikut mencicipi makanannya.

"Eh iya Vin beneran ini enak banget, cobain deh brownis nya!"

"Ergh si Abel sama aja!"

***

Darrel menghentikan motornya. Ia menyuruh Elin untuk turun.

"Darrel ini bagus banget," Gumamnya.

Darrel tersenyum tipis saat Elin menatap jauh pemandangan dihadapan mereka. Dari sini terlihat sungai yang membentang luas dihiasi lampu yang berjejer rapi disampingnya. Sangat indah.

"Gimana, Lo suka?"

Elin mengangguk.

"Tiap gue pusing, gue suka ke tempat ini," Ucap Darrel. "Gue paling suka liat perahu."

"Kenapa?" Tanya Elin.

"Perahu itu bisa terlihat tenang mengapung diatas air, tanpa tau ada seseorang yang mendayung supaya bisa mencapai tujuan."

"Persis kaya gue Lin!" Lanjutnya.

Elin menoleh.

"Gue selalu diem dihadapan orang lain, tanpa tau hati gue mendayung supaya bisa sampe ditujuan!" Darrel menatap lekat wajah Elin.

"Dan gue gak pernah tau kalo tujuannya itu lo!"

"Rell," Lirih Elin.

"Jangan paksa gue buat berhenti Lin! Gue bakal berusaha buat dapetin hati lo."

"Rel-

"Gue tau selama ini hati lo rapuh, gue tau selama ini lo masih suka sama Aiden dan gue gak akan nyerah karna hal itu."

"Walaupun kita jadian karna balas budi, Satu yang gue mau, izinin gue untuk selalu ada buat lo sekalipun lo gak butuh gue."

"Gue gak peduli lo mau anggap gue apa yang jelas untuk kebahagiaan lo gue siap jadi apapun."

'sedalam itu Darrel suka sama gue' Jantung Elin berdebar mendengarnya.

Darrel tersenyum tipis. "Teriak gih!"

"Ngapain, malu lah gue lo aja sanah!"

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"

Elin menutup telinganya saat Darrel benar-benar berteriak sangat kencang.

"Lega banget!" Ucap Darrel.

Elin menoleh. " Masa sih, engga kali."

"Gak usah malu malu waktu itu lo teriak di taman gak malu masa disini malu!"

Elin memutar bola matanya. "Ya waktu itu gue lagi kesel aja!"

"Ouh jadi sekarang lo gak kesel ya liat Aiden nembak cewek lain?"

"Ih apaan si lo!"

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"

"Nah gitu dong, lega kan?" Darrel menaikkan halisnya.

"Iya sih."

Darrel langsung terkekeh karna Elin yang masih saja bersikap jutek.

***

JANGAN LUPA VOTE, COMMENT!
FOLLOW IG @vrnovianty_
'VIRA PUTRI'
NEXT CHAPTER



ALFARENDRA -

Alfarendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang