Pagi ini Aiden tampak tertidur pulas diruang rawat Elin. Semalam untung saja Elin segera ke rumah sakit. Luka benturnya sedikit parah tapi karna langsung di tangani, Elin baik baik saja. Hanya tinggal menunggu sampai dia sadar.
Saat hening. Pintu ruang rawat Elin tiba-tiba terbuka. Sontak dua orang itupun masuk dan melangkah cepat menghampiri Elin yang tertidur diatas ranjang.
Aiden yang masih terlelap lantas terbangun lalu menengok kearah pintu.
"ELINNN! Sayangg!" Ternyata itu Zara. Bunda Elin, kemarin ia dapat kabar dari satpam rumah bahwa Elin kecelakaan dan sekarang berada dirumah sakit.
Zara tentu sangat terkejut. Dengan cepat ia kembali ke Jakarta dan datang kerumah sakit ini bersama Zoy.
"Elinn!!" Lirih Bunda pelan. Zoy yang berada di sampignya langsung membawakan kursi agar Zara terduduk. Ia menatap nyalang kearah Aiden yang terdiam di sofa.
"Eh Tante, Bang Zoy!" Sapanya. Setelah itu ia mencium tangan Zara lalu mengulurkan tangan kearah Zoy untuk bersalaman. Naas, Zoy hanya diam saja. Ia terus menatap Aiden sedari tadi.
Aiden paham. Ia menurunkan tangannya kembali. "Maaf Tante, semalem Elin kecelakaan karna dia dibawa sama Darrel, padahal Elin lagi sakit!" Tuturnya.
"Darrel?" Zara menyipitkan matanya. Ia tak asing dengan nama itu.
"Ouhh Darrel, dia yang waktu itu ke rumah jemput Elin kan Bang?" Tanya nya. "Kok bisa dia bawa Elin sampe kecelakaan begini?" Zara menghela napas lalu menatap nanar kearah Elin.
"Kamu yang bawa Elin ke rumah sakit?" Tanya Zara.
"Iya Tante! Saya juga jagain Elin semalaman" Zara tersenyum tipis.
"Makasih ya Aiden!" Aiden menganggukkan kepalanya.
"Sama sama Tante!" Entah kenapa sedari tadi Zoy hanya diam dan tak mengalihkan pandangannya dari Aiden. Sebenarnya ada apa dengan Zoy?
Dilain tempat Darrel baru saja sampai dirumahnya. Ini sudah pagi dan semalaman ia tertidur di tepi jalan karna tubuhnya lemas.
Dan tadi, ia berusaha untuk berdiri lalu mengangkat motornya. Motornya tampak rusak akibat kecelakaan semalam. Terpaksa ia mendorongnya sampai rumah.
Ibu terkejut saat melihat keadaan Darrel yang seperti ini. Ibu sudah lama menunggu Darrel yang tak pulang. Dan akhirnya Darrel sampai dirumah.
"Ya ampun Rell kamu kenapa??!" Ibu tampak khawatir. Ia lantas memapah Darrel untuk masuk kedalam rumah. Akhirnya Darrel bisa terduduk dikursi.
"Uhhuk uhhuk!"
"Rell kamu kenapa Nak? Kenapa bisa begini?!" Air matanya berhasil lolos melihat keadaan Darrel. Tanpa basa basi Ibu membawa segelas air dan air hangat untuk mengompres.
"Ya ampun Rell!" Ibu terus bergumam lirih seraya mengompres luka lebam diwajahnya. Ia memberikan segelas air agar Darrel minum terlebih dahulu.
Ibu mengompres dengan perlahan. Darrel sedikit meringis karna lukanya sakit sekali, Ibu pun tak henti hentinya mengeluarkan air mata setiap mendengar ringisan Darrel.
Ibu mulai membersihkan bagian tangan Darrel. Semuanya tampak merah dan lecet. Apa yang terjadi dengan Darrel?
❤️❤️❤️
Disekolah pukul 9.35 . Sebentar lagi bel istirahat berbunyi. Vinka dan Abel memasukan buku pelajaran pertamanya karna sudah selesai.
Kring
Akhirnya bel pun berbunyi. Semua murid bergegas keluar kelas.
"Untuk KM kelas ini acungkan tanganya!" Perintah sang Guru. Jildan mengacungkan tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alfarendra
Teen FictionDarrel Alfarendra~ Entah aneh ataupun tidak nyatanya ia sangat menyukai seorang gadis yang sama sekali tak menganggapnya Dimarahi, diusir, dibantah atau apapun itu ia selalu menerimanya dengan senyuman tipis, karna menurutnya ini adalah sebuah perju...