✎____BAB 11 pt. 3

9 3 3
                                    

"Kami mendengar berita dari negara bagian atas bahwa pulau-pulau kecil mulai tenggelam karena gempa besar yang terjadi belakangan ini. Dan walau begitu saat ini air laut mulai surut yang kemungkinan akan menyebabkan tsunami dan badai yang besar. Jadi kami sedang terburu-buru untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Entah waktunya cukup atau tidak kami berharap bisa menyelamatkan diri dan sebanyak banyaknya warga yang masih hidup."

"Bahkan negara bagian atas pun tidak santai santai saja hanya sekedar menolong negara bagian bawah. Mereka juga kesulitan dengan adanya gempa besar yang sedikit demi sedikit menggeser posisi pulau-pulau mereka. Tempat daratan mereka berpijak jadi sedikit berubah bentuk dari posisi awal. Dan hal itu mungkin nantinya akan membuat peta dunia dan globe berubah. Sekian laporan dari saya, terima kasih."

Reese terpaku menatap layar televisi di hadapannya. Sesaat ia menghela nafas berat. Diletakkan ponsel di salah satu meja, ia memejamkan matanya sambil memijat pelipisnya. Beberapa kali mendengus kasar, terlihat jelas bahwa pikirannya sudah dipenuhi berbagai hal yang membuatnya kepusingan.

Sebenarnya Reese masih belum bisa menerima kematian keluarganya. Tadi ia menceritakan tentang apa yang dialaminya dan mengunggahnya di internet, berharap orang orang yang masih hidup di luar sana dapat membacanya. Tapi tak lama kemudian tiba-tiba televisi dihadapannya menampilkan layar berwarna abu-abu yang biasanya ditampilkan televisi yang sudah tidak memiliki sinyal.

Jantung Reese mencelos menatap layar tersebut. Ia memukul-mukul layar televisi itu perlahan-lahan.

"Reese ada apa?" tanya Josh yang baru saja lewat. Tatapannya pun teralih pada televisi yang menampilkan layar kosong.

Tanpa menggubris pertanyaan Josh, jurnalis itu segera mengecek ponselnya. Ia menatap ke bagian atas layar ponselnya yang biasa menampilkan jumlah sinyal yang didapat. Tapi di sana terlihat tanda silang yang artinya tak jaringan sama sekali.

"Jaringannya hilang?" tanya Josh mulai panik, "Kenapa begitu?"

Sementara sang jurnalis berusaha untuk mengecek ponselnya berkali-kali. Berharap ia kembali menangkap sinyal walau sedikit. Sedikit saja sudah sangat berguna dalam keadaan seperti ini. Tapi tak ada sama sekali. Tetap tanda silang merah yang terpampang pada bagian atas layarnya.

"Ah sial!" umpat Reese kesal, tanpa sengaja ia membanting ponselnya karena tersulut emosi.

"Hei tenanglah...," hibur Josh, walau dirinya sendiri sedang panik.

Tiba-tiba Kapten Frizz berdiri di dekat mereka sambil meneropong ke arah laut dengan teropongnya. Sejak tadi ia merasakan hal yang aneh. Langit mulai menggelap. Cuaca berubah tidak menentu, terkadang panas, terkadang dingin. Air laut bergerak menjauhi pantai, begitu pun air sungai. Gelombang laut bergerak secara aneh dengan interval yang teratur. Bahkan ia merasa air laut sedikit merendah dari daratan Australia yang sudah tak berbentuk. Dan sekarang sinyal menghilang. Itu bisa jadi tanda-tanda akan terjadi hal yang sangat buruk.

Hewan hewan saling menyelamatkan diri. Mereka yang di udara bergerak menjauh menuju bagian atas bumi, mencari tempat yang aman. Mereka yang di laut entah bagaimana muncul ke permukaan. Berbagai ikan ikan di laut terlihat sesekali melompat kepermukaan. Kapten Frizz meletakkan teropongnya di meja dengan pandangan serius ke arah laut. Melihat hal itu Josh dan Reese saling bertukar pandang dengan khawatir.

Langit menggelap dan menjadi berwarna hijau. Udara terasa lembap dan Kapten Frizz dapat mencium bau klorin. Di langit tampak awan tebal membentuk kerucut di beberapa sisi. Di sisi lainnya awan tipis dan terdapat hujan es tanpa disertai air. Semua tanda-tanda ini terus berulang dan semakin ekstrem setelah 3 hari berturut-turut.

Kapten Frizz kini melihat hiu hiu yang tadinya ada mengitari kapal sekarang sudah menghilang entah ke mana. Ia merasakan rambutnya terasa terangkat ke udara. Ditambah serangga yang biasanya berjalan di sisi kapal, semut, kumbang semua terdiam tak bergerak di tempatnya. Kini Kapten Frizz sudah yakin.

"Bersiaplah, pakai pelampung kalian semua. Kita akan menghadapi badai besar!" perintahnya sambil berteriak pada semua orang yang berada di dek di sekitar ia berdiri.

MONSTER DISASTER ft.Hyunwoo & IUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang