Hotel Dessert Island, 4.39 pagi. 8 Desember 2024.
Sang agen melangkahkan kedua tungkainya dengan waspada ke dalam gedung bernuansa emas tersebut. Topi hitam yang dikenakannya serta tas hitam berisi sniper kesayangannya—Toto, sudah siap dibawanya. Ia juga mengenakan masker untuk menutupi wajahnya. Beberapa pengunjung hotel ada yang melihat ke arahnya dengan penasaran akibat pakaiannya yang lumayan mencolok. Namun, tidak seburuk itu. Untungnya cara Parviz bersikap dan berjalan masih terlihat biasa saja, seperti satpam hotel mungkin? Ya, sang agen berharap tak ada yang akan mencurigainya satupun.
Di depan meja resepsionis di lobi, Parviz sudah cukup merasa tenang. Seorang wanita berseragam lengkap petugas hotel menyerahkan sebuah kunci padanya dari atas permukaan meja resepsionis itu. Ujung bibir kanan wanita itu tertarik membentuk sebuah kurva miring yang memberikan isyarat tersendiri bagi sang ketua agen. Tangan kanan Parviz pun mengambil kunci kamar nomor 216 yang telah diserahkan wanita berseragam petugas hotel tadi yang tak lain dan tak bukan adalah anggota timnya sendiri, Exy. Misi yang diberikan padanya ternyata telah berhasil untuk menyamar sebagai petugas resepsionis.
'Good luck!' di sana tertulis dalam secarik kertas yang ia terima bersamaan dengan kunci kamar 216 dari Exy.
Bibir pria berusia 26 tahun itu pun ikut tersenyum miring setelah mendapat ungkapan semangat rahasia dari salah satu timnya.
'Good job, Exy!' pikirnya bangga. Sampai saat ini kini tak ada yang perlu ia khawatirkan. Tubuhnya masih terus berjalan menuju kamar 216 dengan hati-hati. Tak mau terlihat terlalu terburu-buru, namun juga tak ingin terlambat. Ia tidak mau misinya gagal hanya karena kata terlambat.
Sesampainya di depan kamar 216, Agen Blue segera membuka pintunya. Ia terburu-buru memasang sniper-nya di tempat yang pas. Jam kini sudah menunjukkan pukul 4.43 pagi. Hanya tersisa 17 menit lagi untuknya bersiap menunggu mobil Presiden Carlos Lano.
Kini matanya sudah tepat berada di dekat Toto miliknya. Jari jemarinya juga sudah bersiap untuk menarik pelatuk di saat yang tepat. Tak lupa Parviz memeriksa tekanan angin dan langit dari jendela kamar itu. Ia mempersiapkan segala perhitungannya dengan matang agar bisa menembakkan peluru Toto dengan tepat.
4.57.
Dari kejauhan mobil merah yang dikendarai Presiden Carlos Lano sudah mulai terlihat. Banyak orang-orang yang berkumpul di sisi kiri dan kanan jalan. Sisa beberapa detik menuju kematiannya.
Lalu 3, 2, 1....
DOR!! Parviz sukses melepaskan pelurunya tepat pada kepala sang presiden. Hatinya kini dipenuhi rasa bersalah. Ia baru saja membunuh presiden negara. Ada rasa takut yang cukup besar juga di sana. Namun ia tidak ada pilihan lain. Tak mungkin ia menyesal karena telah menjalankan misinya. Kini tugasnya hanya perlu menghindar dan menghapus bukti yang ada.
Agen Blue dapat melihat orang-orang di bawah sana panik. Beberapa mulai melirik ke arah jendela kamar tempatnya berdiri. Beberapa pengawal berlari hendak masuk ke dalam hotel. Melihat hal itu Parviz langsung membalikkan tubuhnya. Ia menjauhi jendela, memasukkan Toto pada tas hitamnya lalu berlari menuju pintu. Tapi belum juga ia menyentuh kenop pintunya, pintu itu terbuka tepat di depan wajahnya. Seorang gadis berpakaian serba hitam sambil membawa payung hitam berdiri menatapnya dengan heran.
"Mengapa kau melakukan hal itu?" tanya gadis tersebut.
Parviz meneguk salivanya karena sedikit takut. Perasaannya kali ini mengatakan padanya untuk percaya pada gadis itu.
"Kali ini kita sejalan Nona Cheryl. Maukah kau membantuku untuk menyelesaikan misi kita bersama?" tanya sang agen harap-harap cemas.
"Pergilah! Tak ada waktu lagi! Aku akan memancing dan mengelabui mereka. Kau segera melarikan diri!"
Sang ketua agen pun tersenyum lega karena ternyata Nona Cheryl Lee mau diajaknya untuk bekerja sama, "Aku akan mengambil dokumen rahasia! Terima kasih!"
Gadis itu mendengus terlihat tak ingin peduli akan hal itu. Padahal dalam hatinya ia senang akhirnya ada yang sejalan dengan keinginannya. Kini dokumen rahasia itu akan segera terbongkar ke seluruh dunia.
"Berterima kasihlah nanti jika kita sudah berhasil," jawabnya sesaat sebelum ia berjalan lebih dulu meninggalkan Parviz untuk menjalankan bagiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER DISASTER ft.Hyunwoo & IU
FanficBencana besar yang sudah diperkirakan dalam 5 sampai 10 tahun terakhir ini akan terjadi? Bencana yang akan menghancurkan bagian bawah bumi. Sedangkan bagian atas hanya terkena dampaknya. Bisakah agen mata-mata Parviz dan ketiga temannya menyelamatka...