✎____BAB 10 pt. 3

20 12 3
                                    

Lalu Cheryl terdiam, ia mengalihkan pandangannya keluar jendela. Bibirnya membentuk senyuman tipis yang canggung. Terkesan sedikit senang namun juga kaku dan sedikit dingin.

"Kenapa kau melakukan hal itu?" tanya Parviz akhirnya pada putri kandung Presiden Carlos Lano yang berdiri di sana. Ia bertanya untuk menggantikan isi kepala Cheryl yang pastinya sudah sangat penasaran akan hal itu tapi terlalu gengsi untuk menanyakannya.

"Bukankah memang sudah seharusnya?" balas Carol sambil tersenyum lesu. Parviz tak mengerti maksud dari balasan yang ia dapat dari pertanyaannya tersebut.

"Ekhem ... kurasa aku dan Y-Hope akan segera keluar untuk membantu Kapten Frizz melihat Carol ada di sini pasti ia sangat sibuk!" ujar Exy sambil memberi isyarat pada Y-Hope untuk mengikutinya keluar dari kamar Parviz. Mereka berdua pun segera keluar membiarkan Cheryl, Carol, dan Parviz berada dalam keadaan super canggung.

"Apa sih maksudmu?" tanya Cheryl akhirnya berani mengeluarkan suara setelah terdiam beberapa saat yang cukup lama, "Seharusnya bagaimana? Bukankah kau memang berada di tim ayahmu? Membiarkan orang-orang di New South Wales mati dan hanya orang-orang kaya berkelas yang akan selamat untuk tiba di Mars. Bukankah begitu? Kau juga pasti diajak untuk menuju Mars bukan? Jelek atau buruk itu ayahmu sendiri. Bukankah kau pasti memilihnya?"

Sang Agen Blue menatap Cheryl dengan terkejut. Ia bahkan tak dapat berkedip untuk beberapa detik. Pasalnya Cheryl tak pernah berbicara panjang lebar bahkan saat sedang marah. Selama ini perempuan itu selalu menjaga image dirinya yang begitu dingin, dan tegas. Pendiam, dan sangat savage saat berbicara. Tapi kini perempuan itu seperti di luar kendalinya. Sekarang Parviz tak punya kesempatan untuk ijin keluar kamar seperti yang dilakukan Exy dan Y-Hope tadi.

Namun, lagi lagi di luar dugaan Nona Carol hanya menampilkan senyuman tulusnya yang lesu lagi.

"Ayahku tidak benar. Apa yang kau katakan benar. Selama ini aku ingin bertindak sepertimu, Cheryl. Tapi aku tidak punya keberanian sebesar yang kau miliki. Jadi aku hanya bisa terdiam dan menuruti kata-kata ayahku. Aku tahu dari dulu bahwa ia telah salah besar. Maka dari itu saat aku tahu kau membunuhnya, aku tidak langsung mengunjunginya. Dalam keadaan darurat jika aku mengunjunginya, aku tak ada bedanya dengan ayah yang hanya mementingkan keluarga sendiri. Aku mengutamakan masa depan warga negara kita. Aku segera berlari untuk menyelamatkan Kapten Frizz dan melakukan semuanya sebisaku untuk menebus kesalahan ayah," jelas Carol dengan sabar.

Mendengar penjelasan Carol, Nona Cheryl hanya terpaku sambil menatap adik tirinya itu. Ia tak tahu harus bersikap bagaimana untuk menanggapinya. Entah marah? Atau kecewa? Berterima kasih? Memaafkan? Ia tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

"Kau tak sempat melihat tubuh ayahmu untuk terakhir kali?" tanya sang ketua agen akhirnya ikut membuka suara di tengah emosi kedua perempuan itu.

"Itu tak penting. Aku cukup senang, karena ia mati di tanah kelahirannya dan negaranya sendiri."

Parviz meringis kecil saat mendengar jawaban Carol. Entah mengapa baginya itu terdengar nasionalis dan miris di saat bersamaan. Ia pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena merasa canggung dan tak enak di situasi tersebut. Biar bagaimana pun, Parviz-lah yang menembakkan peluru sniper-nya pada ayah Carol. Sniper bernama Toto miliknya.

"Maaf, dan terima kasih...," ungkap Cheryl sukses membuat Agen Blue dan adiknya terkejut sambil melihat ke arahnya.

Kemudian ia melanjutkan seperti Cheryl yang biasanya mereka kenal, "Bukan berarti aku memaafkanmu semudah itu. Dan juga jangan salahkan Agen Blue yang payah, ia membunuh ayahmu dengan bantuanku juga. Jika ada orang yang harus bertanggung jawab atas kematian ayahmu. Itu adalah dia sendiri karena begitu egois dan munafik kepada warga negaranya."

Parviz dan Carol saling bertukar pandang untuk tersenyum canggung.

"Aku mengerti.... Oh, hampir saja aku lupa! Aku kemari untuk memberi tahu pada kalian bahwa makanan sudah siap. Dan kurasa kapal ini telah menemukan kedua teman kalian yang kalian cari," jelas Carol membuat Parviz dan Cheryl segera bergerak menuju keluar kamarnya.

MONSTER DISASTER ft.Hyunwoo & IUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang