✎____BAB 5 pt. 3

62 51 4
                                    

Cheryl membuka payung hitamnya. Beberapa pengawal yang berada di meja resepsionis meliriknya dengan curiga. Melihat hal itu Cheryl tersenyum miring di balik topi hitamnya yang memiliki jaring-jaring. Ia mengeratkan genggemannya pada gagang payung hitamnya. Pakaiannya hari itu sukses menarik perhatian sang pengawal. Beberapa dari mereka terus mengikutinya keluar dari Hotel Dessert Island.

Di luar ia dapat melihat mobil merah, Carol Lano—saudara tirinya, dan tubuh ayah tirinya sang Presiden Carlos Lano yang telah berdarah-darah dibagian kepala. Ia tak memiliki sedikit pun rasa kasihan saat itu. Perasaan yang ada hanyalah sedikit rasa penyesalan karena ia menyesal bukan dialah pembunuhnya, melainkan Agen Blue.

Sementara itu kondisi sang ketua agen saat melarikan diri tak begitu sulit. Ia tidak melibatkan timnya lagi kali ini, Exy hanya bertugas membantunya di meja resepsionis di awal tadi. Kini ia hanya tinggal mencuri dokumennya seorang diri. Tak begitu sulit untuk keluar dari kawasan hotel berkat bantuan yang diberikan Cheryl Lee. Agen Parviz dapat menuju gedung penyimpanan dokumen dengan mudah.

"Aku ditugaskan untuk mengecek isi dokumen rahasia. Ada masalah di dekat Hotel Dessert Island. Bisakah kalian ke sana?" ujar Parviz berusaha mengelabui sang penjaga gedung. Beruntung mereka langsung percaya padanya karena misi sebelumnya yang telah ia selesaikan dengan baik. Kini tinggal mengandalkan keberuntungan dan kecepatannya dalam mencuri isi dokumen sebelum mereka kembali karena curiga.

Buru-buru sepasang kakinya segera memasuki gedung itu mencari brankas nomor 101. Di brankas itu ia memasukkan 4 digit angka yang masih sangat diingatnya, 1199. Dan benar saja, kode yang dimasukkannya tidak salah. Ia mengambil flashdisk berwarna merah tersebut. Karena penasaran ia tak langsung membawa flashdisk itu keluar. Ia mencari komputer di gedung itu. Dinyalakannya dengan cepat, ia juga memasangkan flashdisk merah berisi dokumen rahasia pada komputer tersebut. Tangannya mengetikkan dan menggerakkan mouse dengan terburu-buru. Matanya membaca isi dari dokumen rahasia yang selama ini telah disembunyikan sang presiden.

'Proyek mendirikan kota di Mars tahun 2020-2024. Bencana besar yang terjadi pada tahun 2024 adalah sebuah kenyataan. Ramalan itu benar adanya, maka kita mempersiapkan sebuah kota untuk beberapa pejabat tinggi dan orang-orang berkuasa saja dari negara bagian bawah untuk tinggal di Mars. Keberangkatan akan dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2024 dengan Kapsul C25 dengan sebuah kode tertentu,' baca Parviz dalam hati. Ia benar-benar terkejut ketika membacanya. Semua isi dokumen ini berkaitan dengan apa yang subuh tadi ditemukannya dalam dunia darkweb. Dan ternyata bencana yang selama ini dimimpikannya bukanlah ramalan belaka. Namun sebuah perhitungan matang yang akan segera terjadi. Lalu apakah yang bisa ia lakukan saat ini?

"Sudah kuduga itu kau Agen Blue!" ucap sebuah suara dari arah belakangnya. Parviz pun membalikkan tubuhnya sambil mengangkat kedua tangannya.

"Kalian ... manusia-manusia egois," ujar Parviz merasa sangat kecewa. Ia tak menyangka bertahun-tahun dirinya dan Kapten Frizz bekerja untuk negara tapi mereka bahkan tidak tahu-menahu soal keberangkatan menuju kota di Mars ini. Matanya menatap seorang pengawal perempuan yang menodongkan pistol ke arah kepalanya.

"Tangkap dia!" perintah pengawal perempuan itu yang Parviz kenali dengan nama Karen Newst.

Terlambat untuk beraksi, bahkan kini Parviz tak punya semangat untuk melawan karena rasa kecewa yang mendominasi dirinya. Ia dibawa oleh para pengawal presiden menuju sebuah kantor polisi khusus terdekat. Kantor yang pada masa itu khusus untuk menangani kasus pejabat-pejabat negara yang terkadang ditutup-tutupi dan tak jelas hukumnya.

Ia terduduk di sebuah kursi dengan tangan terikat. Di hadapannya berdiri perempuan bernama Karen tengah menatapnya dengan tatapan sombongnya. Parviz yakin perempuan ini masuk dari bagian rencana jahat Presiden Carlos Lano.

"Kau pasti diberi misi oleh kapten kesayanganmu itukan? Kapten Frizz...," ledek Karen dengan senyuman mengejek.

"Kalian tak akan bisa mengangkap kapten," jawab Parviz singkat.

"Kau yakin?"

Sesaat kemudian tiba-tiba seorang pria yang sangat Parviz kenali diseret masuk dalam ruangan tersebut.

"Kapten!?" pekik Parviz sangat terkejut. "Tidak, dia tidak ada hubungannya dengan misi ini! Aku melakukan hal ini karena kemauanku sendiri!"

"Pindahkan Agen Blue ke ruangan lain. Aku akan mengambil nyawa Kapten Frizz dengan tanganku sendiri."

Setelah Karen berkata begitu beberapa pengawal pria menarik-narik Parviz untuk memindahkannya ke ruangan lain. Hal terakhir yang dapat sang ketua agen itu dengar hanyalah suara tembakan dari dalam ruangan itu.

MONSTER DISASTER ft.Hyunwoo & IUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang