Jari jemarinya entah sudah mengetikkan berapa kata dalam layar putih dihadapannya. Sudah belasan berita yang ia ciptakan belakangan ini mengenai bencana alam. Namun berita itu semua belum juga berhenti. Ia masih menulis artikel sambil menghadapi berbagai kejadian di lingkaran api pasifik tempatnya tinggal itu. Sesekali ia berhenti memikirkan nasib kedua orang tuanya di rumah. Ia takut suatu hal besar akan terjadi di pulau dewata itu, suatu bencana yang sangat besar.
"Hei bule!"
Sebuah tangan mendarat di bahunya. Seorang temannya ternyata baru saja kembali setelah memesan 2 buah gelas kopi untuk menemani pekerjaan mereka. Sementara beberapa tim wartawan Universitas Media International telah pulang lebih dulu. Lelaki bernama Xaviero itu memilih untuk menemai temannya yang sedari tadi sibuk mengetik di salah satu cafe dekat kampus mereka.
"Makasih Ro," ujar lelaki yang bernama Reese Hernandez tersebut. Ia terbiasa di panggil bule oleh Xaviero karena memang ia adalah keturunan Australia-Indonesia.
Tangannya menggapai gelas kopi yang telah tersedia di meja dihadapannya. Ia menyeruput kopi susu itu sebelum kembali fokus pada pekerjaannya. Menulis sebuah berita, artikel, dan gossip kampus sudah menjadi makanan sehari-harinya. Biasanya memang Xaviero-lah yang selalu menemaninya sementara tim lain lebih suka bermalas-malasan. Mereka hanya suka saat menulis tentang gossip.
"Gila, udah dong le! Lo nulis udah berapa banyak le? Terus belakangan ini lo nulis artikel tentang gempa, banjir, itu-itu mulu. Kagak ada gossip di kampus apa le?" protes Xaviero, ia sebenarnya khawatir dengan keadaan tim wartawan mereka karena menjadi sangat sepi dan tidak dilirik belakangan ini.
Reese menghentikan aktivitas mengetiknya lalu mengalihkan perhatiannya pada sahabat satu-satunya itu. Ia berpikir sejenak, memang ia setuju dengan teguran-teguran temannya. Tapi bukan berarti ia tak punya alasan dalam menulis artikel ini. Ia memang merasa akhir-akhir ini bumi sedang mengalami masa-masa aneh.
"Gini, Ro. Saya nulis kaya gini itu ada alesannya. Kamu enggak merasa aneh apa? Sama kejadian gempa yang selalu terjadi di lingkaran api pasifik belakangan ini. Dan gempa itu bergeser, Ro. Harusnya Australia enggak termasuk dalam lingkaran api pasifik tapi belakangan ini gempa selalu mengguncang Australia. Apa enggak aneh? Dan lagi, hujan terus di Pulau Jawa sampai menimbulkan artikel banjir di Pulau Jawa di mana-mana," jelas Reese dengan sangat serius.
"Ah ayolah le, kan presiden kita sama Presiden Carlos Lano udah menyangkal berita yang bilang akhir tahun ini bakal ada bencana besar. Ini tuh cuma masalah tahunan aja le. Udah biasa!"
Sang pengetik artikel menjadi kesal karena temannya itu tidak percaya dengan artikel buatannya. Belakangan ini sudah cukup banyak yang mengacuhkannya di kampus karena artikel yang ia buat. Ia terkadang menjadi emosional karena hal itu.
"Kamu sadar enggak sih, Ro? Makin lama ini bencana tuh makin parah! Pernah baca artikel kalau ada beberapa pejabat tinggi negara yang udah siapin kota di Mars? Belakangan ini mana beritanya? Samar-samar, Ro. Ada yang disembunyiin."
Sahabatnya itu terlihat menjadi gugup dan takut. Reese tahu alasan sebenarnya semua orang mengacuhkannya, karena memang mereka takut. Mereka tidak mau membahas soal akhir jaman, atau bencana besar.
Lelaki campuran Australia-Indonesia itu pun mengeluarkan ponselnya untuk mencari sinyal. Belakangan ini sulit sekali untuk mendapatkan sinyal akibat dari hujan yang berkepanjangan. Kadang di berbagai daerah malah terjadi hujan asam, hujan es yang tiba-tiba ada di Indonesia, media mengatakan bisa dikategorikan sebagai salju namun lebih padat dan keras. Belum lagi kelakuan binatang mamalia yang mulai aneh, beberapa dari mereka menghilang beberapa mati secara tidak jelas. Serangga-serangga juga mulai muncul keluar dari sarangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER DISASTER ft.Hyunwoo & IU
FanficBencana besar yang sudah diperkirakan dalam 5 sampai 10 tahun terakhir ini akan terjadi? Bencana yang akan menghancurkan bagian bawah bumi. Sedangkan bagian atas hanya terkena dampaknya. Bisakah agen mata-mata Parviz dan ketiga temannya menyelamatka...