✎____BAB 6 pt. 3

57 45 1
                                    

'Gempa raksasa berukuran kurang lebih 9,1 skala ricter baru saja mengguncang area sekitaran Indonesia dan Australia. Dan Reese memprediksi gempa akan terjadi lagi dalam kurun waktu yang singkat. Meski memang kawasan bagian Bali sudah dilanda gempa dan tsunami yang menimbulkan banyak korban. Rupanya kita tidak ada waktu untuk beristirahat. Gempa susulan akan segera benar-benar terjadi.'

'Episentrum gempa terletak di wilayah Samudra Hindia dekat Selat Sunda. Sedangkan episenter dan kedalaman hiposenter gempa bumi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat deformasi batuan di dalam Lempeng Indo-Australia. Hasil analisis menunjukkan gempa bumi terjadi dengan mekanisme pergerakan naik atau dari patahan naik di dalam Lempeng Indo-Australia tersebut. Hasil BMKG menyebutkan juga bahwa gempa bumi disebabkan aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.'

Reese Henandez, sibuk mengetikkan kata demi kata yang terpampang di layar laptopnya. Jari jemarinya mengetik sambil sesekali meraih cangkir kopi di sebelahnya untuk menyeruput cairan hangat disertai aroma kopi kesukaannya itu. Matanya tidak terlepas dari layar laptopnya, berkonsentrasi penuh pada diksi dari isi artikelnya. Ia sesekali mengambil contoh dari artikel yang sudah ada di internet. Namun ia tetap mengubah beberapa kata dengan gaya bahasanya sendiri. Hanya mengambil fakta atau materi dari sumber tertentu untuk memperkuat gagasannya.

Seusai mengirim artikelnya ia hendak menulis tentang kondisi politik di Sydney yang sedang terjadi di kala itu. Ia mendengar berita baru bahwa seseorang berusaha membunuh Presiden Carlos Lano dan hal tersebut berhasil dilakukan. Kini tubuh sang presiden sudah tergeletak tak berdaya di salah satu rumah sakit di dekat Hotel Dessert Island. Dengar-dengar beberapa pengawal membicarakan desas-desus tentang seorang agen yang sebelumnya ditugaskan untuk menjaga dokumen rahasia. Dikarenakan beberapa saat setelah kematian Presiden Carlos Lano, Reese juga mendengar bahwa dokumen rahasia telah hilang dari tempatnya berada—yaitu di gedung penyimpanan dokumen. Brankas yang menyimpan dokumen itu telah kosong melompong. Beberapa gencatan senjata juga terjadi dalam gedung itu dan di sekitar kantor penjara khusus para pejabat negara.

Sayangnya sebelum sempat ia mengetikkan kata-kata. Bahkan belum sempat tangannya menyentuh keyboard di laptopnya itu. Ia melihat permukaan kopi dalam cangkir di sebelahnya sedikit bergetar. Kening Reese tentu saja menjadi berkerut melihat kejadian tak disangka-sangka itu. Awalnya ia tak menggubrisnya pikirannya masih belum sepenuhnya tersadar akan apa yang terjadi. Mungkin saja, hanya kebetulan sebuah hempasan angin lewat dan membuat permukaan kopi dalam cangkir kecil itu bergetar.

Jarinya kembali menempel pada papan keyboard, mengetikkan beberapa kata-kata di sana, membuat artikel tentang teori-teori dalam pemikirannya. Tapi lagi-lagi getaran itu terasa. Reese melirik cangkir kopi miliknya dengan heran. Beberapa detik kemudian tanpa aba-aba apapun lagi, getaran kecil tersebut telah menjadi suatu guncangan bumi yang hebat.

Tak sempat berkedip payung yang terpasang dari tengah mejanya terjatuh ke atas kepalanya. Beruntung payung itu terbuat dari kain. Ia segera menutup dan membawa laptopnya untuk keluar dari meja itu. Tubuhnya tak ada yang terbentur benda keras sedikitpun. Namun bumi masih terus berguncang. Aspal di pinggir jalan tempatnya berpijak masih bergetar. Bergetar dengan sangat kuat. Reese dapat memperkirakan mungkin sekitar 7 sampai 8 skala ricter. Dirinya berlari-lari kecil untuk sampai ke tanah lapang. Beberapa kendaraan berhenti di pinggir jalan. Beberapa orang-orang berteriak-teriak, berseru-seru.

"Gempa!!! Gempa!!! Keluarlah!!!"

"Gempa bumi! Ini gempa besar!"

Banyak di antara mereka yang tiarap, berjongkok, membungkuk, atau bahkan tiduran di aspal. Gempa yang tadinya Reese pikir sekitar 7 sampai 8 skala ricter itu malah bertambah semakin kencang. Sudah beberapa menit terlewati namun guncangan masih belum terlihat akan berhenti. Ia pun ikut berjongkok di aspal, tepat di tengah jalan, tak ada lapangan di lingkungan itu. Saat itu Reese bingung harus berbuat apa untuk menghadapi bencana tersebut. Suara gemuruh gedung yang runtuh menjadi backsound tersendiri dari tempatnya. Ia hanya bisa mendekap laptopnya dengan erat. Berharap guncangan itu cepat berhenti.

MONSTER DISASTER ft.Hyunwoo & IUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang