✎____BAB 1

141 115 19
                                    

1 Desember 2024, Sydney Australia.

Kota Emerald, kotanya para penduduk, atau kota pelabuhan sudah menjadi sebutan tersendiri untuk Sydney. Ibukota New South Wales itu adalah rumah Parviz Skye. Seorang agen kepercayaan Kapten Frizz, salah satu orang yang menjaga Presiden Carlos Lano pada tahun 2024 di kala itu. Presiden Australia yang sukses menjadi idola para penduduknya. Parviz kini telah menginjak usia ke 26-nya.

Agen tersebut menggenggam sebuah sniper kesayangannya yang diberinya nama Toto. Sebuah senjata Black Ops Sniper Rifle S. Senjata itu sudah menjadi sahabatnya sejak awal menjabat sebagai agen mata-mata Kapten Frizz.

Ia menggenggam senjata itu dengan sangat baik. Telunjuk tangan kanannya sudah siap di dekat pelatuknya untuk segera menembak target sejauh 1 km jauh di depannya. Namun ia terdiam sebentar, ia mencoba merasakan angin di sekitarnya. Di lahan luas yang ditumbuhi rumput hijau itu angin terdengar cukup berisik. Udaranya juga begitu dingin, tapi Parviz sudah hafal jarak latihannya kali itu. Ia tersenyum singkat kemudian segera menembakkan pelurunya.

Seorang sniper harus tahu cara menghitung kecepatan angin, kelembaban udara dan jarak sasarannya. Karena semua itu akan mempengaruhi laju peluru yang akan ditembakkannya. Jika ia tak menguasai ketiga hal di atas maka bisa dikatakan ia bukan seorang sniper. Maka dari itu Parviz yang sudah terlatih sejak kecil tak pernah berniat meninggalkan profesi-nya sebagai agen mata-mata ataupun sniper terbaik di Sydney.

Di detik kesekian peluru Parviz sukses menembus titik pusat pada targetnya. Keberhasilan tersebut membuat pria itu tersenyum lagi. Kini sambil mengangkat sniper-nya dengan bangga.

"Wah, kau benar-benar jagoan!" seru seorang pria yang di kenal sebagai Agen Y-Hope. Salah satu anggota Wine-Mine, rekan Parviz yang pintar menggunakan Magnum Handgun.

Sang ketua tertawa mendengar pujian rekannya. Ia tidak merasa sejagoan itu. Memang benar tembakannya seringkali tepat sasaran dan perhitungannya benar-benar matang dalam menjalankan suatu misi namun ia tak akan berhasil tanpa dukungan rekan dan pemimpinnya. Maka semua keberhasilannya sampai saat ini adalah sebuah hasil dari kerjasama dan kerja keras.

"Kau hanya terlalu memuji dan bangga pada ketua Wine-Mine ini. Bersiaplah Y-Hope! Kapten Frizz sudah menghubungiku," jawab Agen Parviz sambil menepuk pundak sahabatnya tersebut.

Pria itu menyingkir membiarkan rekannya mulai berlatih menembak sasaran dengan jarak yang lebih dekat. Sekitar 3 meter untuk Magnum Handgun-nya. Tak lama kemudian seorang perempuan yang merupakan salah satu rekannya yang lain datang.

"Hei, Parviz! Kapten Frizz baru saja menghubungiku. Katanya kita harus segera berangkat sekarang. Kalian ini berlatih terus. Terutama Agen Blue kita. Benar-benar terlatih ya? Ayo berangkat!" ajak wanita bernama Exy itu.

Ketua tim Wine-Mine itu tertawa singkat. Ia meletakkan Toto-nya di salah satu sisi lapangan latihan itu.

"Tunggu sini Toto. Aku akan kembali setelah menyelesaikan misi-ku. Dan kau akan kusimpan di suatu tempat aman," gumamnya pada sniper kesayangannya itu.

Kemudian sang ketua tim berbalik sambil menghadap kedua anggotanya yang sudah berdiri secara berderet sambil memberi hormat padanya. Mereka menunggu sang ketua untuk memberi tugas pertama setelah liburan panjang yang kebetulan mereka dapatkan bulan lalu. Agen Y-Hope meletakkan Magnum Handgun di sisi kanan tas pinggang senjatanya. Sedangkan Agen Exy yang sudah terlatih dalam berbagai jurus bela diri juga telah menyiapkan Handgun miliknya.

"Baiklah, semua siap? Misi kita kali ini adalah melindungi Presiden Carlos Lano agar sampai di istana presiden untuk meletakkan sebuah dokumen rahasia dengan aman. Dokumen tersebut benar-benar sangat rahasia dan hanya diketahui oleh beliau. Jadi aku berharap kita sudah siap apapun yang akan terjadi nanti. Pertama, utamakan nyawa presiden kita. Dan kedua, jangan sampai ada yang membaca dokumen tersebut. Mengerti?" jelas sang ketua Wine-Mine. Ia kemudian mengambil sebuah Handgun juga dari rak senjata untuk meletakkannya di tas pinggangnya.

"Siap! Kami mengerti!" ujar kedua agen lainnya masih dalam posisi hormat.

MONSTER DISASTER ft.Hyunwoo & IUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang