Di lambung kapal sang Agen segera mengecek dindingnya, lalu ia juga mengecek saluran pembuangan agar tidak tersumbat, tak lupa ia mengecek pompa got dan memastikan semuanya berjalan lancar. Namun beberapa petir yang menyambar terdengar sampai tempatnya berdiri. Tangannya berusaha berpegangan pada dinding lambung agar tidak terjatuh karena kapal terus bergerak terombang ambing gelombang yang besar.
"Bagaimana?" tanya Cheryl, "Tak ada kerusakan?"
Parviz mendengus pelan, "Terlalu dini untuk menyimpulkan."
Beberapa saat kemudian Parviz mendengar klakson dari kapal yang ia tumpangi. Ia tahu bahwa klakson itu memang sengaja dinyalakan oleh Kaptennya. Dan kaptennya mungkin juga tahu bahwa ia sedang berada di lambung kapal mencoba memeriksa kerusakan dari bawah. Karena mereka sudah bekerja sama sejak lama dan mengerti satu sama lain.
Namun, tak lama kemudian Parviz menghentikan langkahnya. Ia menempelkan telinganya ke dinding lambung. Rasanya ia mendengar sesuatu yang berbeda, bukan gelombang, bukan juga klakson. Suara yang seperti bergetar dan juga reruntuhan di bawah sana. Tidak, benar-benar bergetar. Atau membentur, benar seperti membentur. Tapi jauh di bawah sana. Dan sesuatu itu bergerak mendekatinya.
"Ada apa? Apa yang kau dengar?" tanya Cheryl memecah perhatiannya.
"Bisakah kau diam?" balas Parviz entah mengapa agak kesal.
Cheryl memiringkan kepalanya dengan heran. Ia bingung mengapa sang agen kembali dingin setelah bercanda dengannya tadi. Mungkin sang ketua agen punya kebiasaan menjadi dingin setiap ia sedang serius akan sesuatu. Bawaan sejak ia dilatih Kapten Frizz mungkin.
BUMMM!!!
Tiba-tiba sesuatu membentur bagian depan kapal. Parviz dan Cheryl langsung terjatuh di lambung kapal itu akibat kehilangan keseimbangannya.
Parviz memegang keningnya yang agak pusing karena terombang ambing sedari tadi. Ia pikir mungkin kali ini ia akan merasakan mabuk laut yang sebenarnya.
"Parviz lihat! Kurasa keinginanmu tak akan jadi nyata...," lirih Cheryl sambil menunjuk bagian depan lambung kapal yang sedikit terbuka. Percikan air mulai memasuki lambung kapal itu. Sang Putri Presiden itu segera berlari berusaha menutup lubang dengan tangannya.
"Tidak, tanganmu tak akan kuat!" seru Parviz sedikit panik. Namun ia berusaha menahan perasaan kecewanya dan tetap tenang. Ia melihat sekitar berusaha mencari apapun yang bisa menyumbat lubang itu. Sayangnya tak ada yang bisa dilakukannya.
"Oh tidak...," ucapnya lemas.
"Parviz dengar aku, beritahu Kapten Frizz semua yang perlu ia ketahui tentang kondisi di bawah sini. Aku akan berusaha menahan dan menutup lubangnya sebisaku. Apa kau mengerti?"
Agen Blue segera menggelengkan kepalanya, "Dan meninggalkan kau sendiri di sini? Apa kau gila, lebih baik aku yang menahan dan kau yang ke atas."
"Tanganku sudah terlanjur menutup ini. Jadi kau yang ke atas, lagipula kau lebih cocok dengan Kapten Frizz. Selamatkan semua orang! Dengarkan aku ... badai ini akan lama!"
Mata mereka bertemu beberapa saat. Lalu Parviz pun menghela nafas berat. Ia terpaksa menyetujui kata-kata Cheryl.
"Apapun yang terjadi, kita pasti bertemu lagi. Cari aku kalau terjadi sesuatu, dan jangan memaksakan diri! Aku pastikan semuanya aman...."
Cheryl mengangguk sambil tersenyum lemah. Senyum tulus pertama yang dapat Parviz lihat dari wajah perempuan itu. Ia harap itu bukan terakhir kalinya ia melihat senyum itu. Tak bisa berlama-lama Parviz segera terburu-buru menuju kabin. Ia memberitahu Carol situasi terburuk di lambung kapal.
Setelah itu mereka pun mengatur penumpang yang tersisa untuk menuju geladak sambil tetap memakai pelampung mereka. Satu persatu mereka diturunkan pada sekoci setelah diberikan instruksi. Sementara sisanya menetap di kapal.
"Sekarang semuanya tergantung kekuatan masing-masing...," gumam Parviz sambil menatap orang-orang yang terapung di bawah sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER DISASTER ft.Hyunwoo & IU
FanfictionBencana besar yang sudah diperkirakan dalam 5 sampai 10 tahun terakhir ini akan terjadi? Bencana yang akan menghancurkan bagian bawah bumi. Sedangkan bagian atas hanya terkena dampaknya. Bisakah agen mata-mata Parviz dan ketiga temannya menyelamatka...