Vulnerable

412 70 30
                                    


Junho tidak mendengar jawaban dari Soeun, namun ia mendengar suara dari balik pintu. Junho pun memicingkan matanya pada gagang pintu, menimbang apakah ia harus mendobrak pintu tersebut atau tidak hingga kemudian ia bisa mendengar meski sayup-sayup suara tangis dari dalam kamar mandi.

'Apa dia terluka? Apa ia terpeleset di kamar mandi?' tanya Junho dalam hati.

Kecemasan yang datang menghampirinya membuat Junho pun tak lagi berpikir panjang. Bos mafia itu menjauhkan tubuhnya dari pintu, mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu kamar mandi.

Seketika, Junho pun mendobrak pintu tersebut dan pintu pun terbuka dengan paksa.

Mata Junho membulat sempurna ketika mendapati Soeun yang hanya mengenakan celana dalam. Pria itu terkejut dengan apa yang dilihatnya.

Bukan tubuh Soeun yang nyaris tanpa busana, namun pada Soeun yang terduduk di lantai ruang shower. Guyuran air shower pun membasahi punggung Soeun, sementara kedua kaki ditekuk menyentuh dada.

Di sanalah, Soeun menangis tersedu-sedu.

Nafas Junho tercekat melihat Soeun yang menangis dengan pilu di lantai di bawah guyuran air shower. Sendirian dalam ruangan shower. Tanpa siapapun hanya rasa dingin air dan lantai serta kaca shower yang menjadi saksi tangisannya.

Apa yang dilihat Junho membuat pria itu merasa dadanya nyeri seakan sebuah peluru baru saja menembus dadanya.

'Jangan menangis sendirian' ucap Junho dalam hati.

Dengan pelan tanpa suara Junho berjalan mendekati Soeun.

'....Dasar bodoh, jangan menangis sendirian ketika aku jelas-jelas ada di sini' lanjut Junho dalam hati.

Soeun pun merasa ada seseorang yang menyentuh pundaknya dan seketika ia membeku ketika ia aroma maskulin Junho tertangkap indra penciumannya.

Junho melingkarkan lengannya di Soeun yang basah, menarik Soeun ke dalam pelukannya.

Air pun membasahi keduanya.

"J...Junho?"

Soeun menggigit bibirnya, menahan diri agar tidak kembali menangis tersedu dan mempermalukan dirinya di depan bosnya.

"Tidak apa-apa"

Suara Junho yang lembut menyapa telinga nya. Tangan pria itu lalu menutupi mata Soeun.

"Menangis lah"

Soeun terdiam untuk beberapa detik sebelum kemudian emosinya kembali tumpah. Ia mengubah posisi tubuhnya, membenamkan wajahnya ke dada Junho sedang tangannya mencengkeram baju Junho.

"Aku sangat takut... Aku masih sangat ketakutan"

Soeun menangis dengan keras sementara tangan Junho mengelus kepalanya.

"Aku tidak bisa keluar dari semua ini. Tidak peduli seberap keras pun aku mencoba ... kebahagiaanku selalu direnggut dariku. Mengapa begitu gelap dan sesak? Aku sangat takut ... Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, Junho.... Aku merasa sangat tersesat...."

Junho pun menatap pada dinding kaca ruangan shower sambal memeluk erat wanita yang menangis tersedu-sedu dalam pelukannya. Semakin memperat pelukannya.

Ada banyak kata yang mungkin bisa Junho ucapkan untuk menenangkan Soeun, kata-kata harapan yang bisa menghentikan tangis Soeun dan membuat wanita dalam pelukannya bisa tersenyum lagi. Namun, sejujurnya Junho juga merasa dirinya tersesat. Di balik sosoknya yang dingin, ia juga takut. Takut dengan apa yang terjadi pada dirinya dan Soeun.

Dark LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang