Soeun pun menatap sinis pada Junho.
'Ada apa dengan pria ini? Dia yang terus saja bicara mengenai malam itu, sehingga membuatku merasa malu dan juga kembali teringat malam itu...' rutuk Soeun dalam hati.
'... aku benci dirinya yang seperti ini. Tiba-tiba ia bersikap baik dan perhatian namun sedetik kemudian dia bersikap seperti pria brengsek yang hanya membuat ku jengkel saja...'
Soeun menghela nafasnya.
'.. aku benar-benar tak bisa mengerti caranya berpikir atau apa yang ia rasakan. Mereka mengatakan sangat mudah untuk memahami bos mereka, tapi nyatanya sangat sulit. Aku bahkan tak bisa memahami diriku sendiri...'
Soeun masih menatap pada Junho yang tak lagi mengatakan apapun.
'....Mengapa jantungku selalu berdetak kencang karena pria ini? Mengapa aku juga mudah tersipu malu bahkan merasa bahagia hingga salah tingkah ketika berada di dekatnya? Apa karena aku terlalu mendramatisir sesuatu? Apa gerangan yang terjadi dengan hatiku'
Soeun menggeleng kepalanya. Rasa kantuk dan lelah yang mulai melandanya membuat Soeun segera melupakan beragam pikiran yang berkecamuk dalam benaknya.
Soeun lalu membuka bed cover dan merebahkan tubuhnya di sisi lain ranjang. Perlahan Soeun membiarkan tubuhnya menerima kehangatan selimut. Sementara matanya menatap ke punggung Junho. Jantung Soeun kembali berdetak cepat. Terakhir kali ia berada di ranjang yang sama, saat itu Junho memeluknya dan membawa kepala nya berada di atas dada pria itu.
Soeun masih ingat dengan jelas kulit Junho yang lembut. Lengannya yang besar, memeluk tubuhnya. Membawa kehangatan yang menenangkan bagi Soeun.
Seketika Soeun merasa ingin Junho kembali memeluknya.
'... apa Junho juga memeluk wanita lain di ranjang ini? Aku masih ingat beberapa anak buah Junho mengatakan padaku bahwa Junho sering tidur dengan banyak wanita. Apa aku sama seperti wanita lain baginya? Apa aku sebodoh itu sehingga menganggap hanya dirku seorang yang bisa melihat sisi lain darinya? Aku mengerti dengan jelas bahwa pria ini benar-benar brengsek, kasar, dan kejam. Tapi ia juga.....'
Soeun mengedipkan matanya berulang kali.
'..tunggu... memangnya siapa Junho bagiku...?'
Mendadak ada kesenduan yang menyelimuti hati Soeun.
'... aku benar-benar egois. Aku hanya ingin ia menatap padaku. Hatinya selalu tertuju padaku. Tubuhnya hanya boleh dilihat oleh ku, hanya aku yang boleh menyentuhnya. Apa arti semua ini? Mengapa semuanya sangat aneh dan berbeda dengan si Devil?'
Soeun hanya bisa menggeleng kepalanya ketika ia merasa kepalanya berdenyut nyeri. Pertanda dirinya harus berhenti berpikir rumit dan memaksa otaknya berpikir keras. Terlebih rasa lelah telah membuat tubuhnya di ambang batas.
Soeun kembali membuka matanya. Matanya menatap lama pada punggung Junho. Dengan penerangan lampu kamar tidur, ia bisa melihat beberapa bekas luka di punggung pria itu.
Jemari Soeun mengulur ke arah punggung Junho. Ingin menyusuri bekas luka yang nampak telah cukup lama menghiasi punggung bosnya itu. Namun, Soeun menghentikan gerakan tangannya di tengah jalan. Urung menyentuh punggung Junho.
'...Junho pasti memiliki masa lalu yang sangat kelam sehingga pria itu bisa memahami kegelapan yang menyelimutiku.... Apa... apa ia jauh lebih menderita daripada aku?...' tanya Soeun.
Mendadak ada kesedihan dalam diri Soeun untuk pria yang ada di hadapannya itu.
'Junho.... Berapa banyak luka yang kau peroleh? Berapa dalam luka itu? Apa hatimu juga menyimpan luka?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Love
RomanceKesalahan malam itu mengubah hidup Soeun selamanya. Lari dari masa lalu nya yang kelam dan menyesakkan, Soeun malah terjebak dalam dua pilihan ketika ia mencoba mencuri uang dari seorang pria tampan bersetelan jas rapi, yang tak lain adalah ketua ma...