Before Storm

211 49 12
                                    

"Baiklah. Jika kalian ingin menantangku. Lakukan saja" ucap Soeun.

Ada banyak strategi dalam kepala Soeun, namun ia memilih untuk fokus pada satu strategi. Tanpa persiapan matang, Soeun pun melesatkan kakinya berlari menuju sisi kanan. Melarikan diri dari Chansung dan yang lainnya.

Soeun bisa mendengar derap langkah yang mengejarnya. Soeun yakin tak butuh lama, mereka akan menyamai lari Soeun. Well, Soeun berhadapan dengan anak buah Junho yang terlatih.

Tentu saja mereka cepat. Tapi Soeun punya keuntungan karena ia sangat familiar dengan area ini.

Soeun lalu berbelok menuju sudut jalan. Telinganya mendengar dengan jelas langkah kaki yang berhenti di tengah jalan lalu berubah arah. Soeun lalu menatap pada sebuah tong besi yang besar. Ia mendorong tong besi yang cukup berat itu sehingga tepat berada di bawah sebuah bangunan. Memanfaatkan tubuhnya yang ringain dan mungil Soeun pun segera melompat dan menggapai sebuah besi di bawah balkon.

Soeun lalu mengangkat tubuhnya hingga ia tepat di bawah balkon tinggal satu langkah lagi ia tiba di balkon. Ketika Soeun menatap ke bawah, ia mendapati ketiganya berada tepat di bawahnya. Soeun segera mempercepat gerakan tangannya sebelum Chansung bisa menarik sepatunya.

Adrenalin berdesir hebat di pembuluh darah Soeun. Ia mengusap keringat di pelipisinya. Lalu ia pun berusaha naik menuju atap bangunan. Umpatan keluar dari mulutnya ketika mendapati Chansung hampir sampai di balkon.

"Shit! Mereka sangat cepat. Dan terlatih" gumam Soeun pelan.

Soeun pun berhasil menggapai ujung atap. Dengan sekuat tenaga ia mengangkat tubuhnya ke atap dan hampir terjerembab karena tangannya yang lelah. Seketika Soeun berusaha mengembalikan keseimbangan tubuhnya. Ia pun berlari di atas atap. Terus berlari dengan kecepatan maksimal.

Hingga dirinya mencapai ujung bangunan. Soeun pun mempercepat gerakan kakinya lalu mengumpulkan tenaganya untuk melompat ke bangunan yang ada di sebelahnya.

Soeun hampir terduduk karena tenaganya yang hampir habis.

"Soeun..!!" teriak Chansung ketika mereka bertiga berhasil naik ke atap.

Soeun mengontrol nafasnya yang tersengal. Ia menoleh pada Chansung yang berjalan di atap bangunan yang berbeda. Soeun bersiap melanjutkan larinya, ketika perkataan Chansung membuatnya membeku.

"Kami tahu kau ingin kembali! Jangan bohongi dirimu sendiri!" teriak Chansung.

Soeun membalik tubuhnya. Kakinya membeku di ujung atap. Matanya melirik ke arah bawah dan menyadari bahwa dirinya berada di atas atap bangunan dengan 4 lantai.

Angin malam menerpa wajah Soeun. Menyapu kuciran rambutnya yang telah memanjang.

"Berhenti bersikap seolah kau memahami diriku! Stop it!" balas Soeun.

Chansung pun berhenti beberapa meter dari Soeun. Soeun mendengus ketika mendapati tak satu pun dari mereka yang nafasnya tersengal-sengal seperti dirinya. Angin malam menggerakkan dasi dan rambut mereka.

"Junho menjadi gila sejak kau pergi" lanjut Chansung.

Suara Chansung melembut seakan tengah menjinakkan hewan liar.

"... Boah tak mau bicara padaku. Kapanpun aku pulang, aku mendapatinya menangis menyalahkan dirinya sendiri"

"... Hyerin juga tak pulang berminggu-minggu" sambung Minjun.

"... dia hanya datang ke markas lalu bersikap seperti patung" desis Minjun.

Taecyeon pun mengepalkan jemarinya.

Dark LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang