Junho tercengang mendengar perkataan Soeun. Rahangnya mengeras. Ada juga kebingungan dalam soroto matanya.
"Memangnya kebohongan apa yang pernah aku katakan padamu?"
Tiba-tiba Soeun merasa gugup dengan keseriusan di wajah pria yang ada di hadapannya. Belum lagi, rasa sakit menjalari semua sel dalam tubuhnya. Darah tak berhenti keluar dari luka yang ada di tubuhnya.
Dengan susah payah, Soeun mencoba memaksa untuk tetap mempertahankan kesadarannya dan tidak menyerah pada rasa sakiit di sekujur tubuhnya.
"Saat...."
Soeun mengalami kesulitan untuk berbicara. Darah kembali naik ke tenggorokannya membuat Soeun terbatuk-batuk. Jemarinya pun mencengkeram kerah mantel Junho, menjadikan itu sebagai pegangan baginya.
"... di gang sempit"
Wajah tampan Junho pun dihiasi perpaduan emosi antara marah dan cemas mendapati kondisi Soeun yang semakin buruk. Namun ia tak yakin yang mana emosi yang lebih kuat.
"Apa yang kau ocehkan?" desis Junho.
"Ada apa dengan gang sempit?"
Nafas Soeun semakin pendek, seolah-olah ia terkena asma. Setiap tarikan dan hembusan nafas dari paru-parunya menyebabkan rasa nyeri yang luar biasa di setiap luka akibat pisau ataupun tembakan. Soeun merasa seakan-akan ada hewan buas yang merobek-robek tubuhnya.
"S...si...alan..." umpat Soeun.
Soeun melepaskan cengkeramannya di kerah Junho. Beralih memegang luka yang besar di lengan dan tangan kanannya. Ia menyentuh luka di bahunya berusaha menahan agar tak semakin darahnya yang keluar percuma. Namun rasa sakit saat Soeun menyentuh luka itu membuatnya hanya memejamkan matanya, meredam erangan sakitnya.
Perlahan, penglihatan Soeun pun kembali mengabur. Ia hanya bisa melihat siluet Junho di hadapannya.
"Aku... merasa..."
Mata Soeun melebar ketika menyadari hanya berbicara saja mampu meningkatkan rasa sakit yang berdenyut di setiap luka di tubuhnya.
"....sangat kacau..."
Ucapan Soeun berbuah tawa pelan dari bos mafia The Shadow.
"Kau juga terlihat sangat kacau"
Soeun mengangkat pandangannya. Membuka matanya, menatap Junho.
"Damn.... You..." umpat Soeun.
Soeun merasa sangat lelah meski hanya dua kata yang keluar dari bibirnya yang pucat. Soeun pun kembali menunduk. Ia merasakan ada darah yang mengalir di pipinya, sementara darah di bahu dan pahanya sudah membasahi pakaiannya dan menetes hingga ke tanah. Mata Soeun melebar meski samar-samar ia bisa melihat adanya bercak besar yang dibuat oleh tetesan darahnya di tanah.
"Jika terus seperti ini, kau akan mati karena kehabisan darah"
Ada kecemasan yang pekat dalam keseriusan perkataan Junho.
Junho pun memegang bahu Soeun, berniat untuk meluruskan tubuh Soeun. Namun hanya membuat Soeun merasa ingin pingsan ketika tangannya menekan bahunya yang terluka.
Seketika tangan kiri Soeun mendorong tangan Junho dengan kasar.
Tatapan tajam tertuju pada Junho. Soeun menarik nafas dalam, berusaha menahan agar dirinya tidak berteriak kesakitan.
"Jangan.... Jangan menyentuhku" desis Soeun.
Perlahan, manik hitam Junho melebar. Kecemasan di wajahnya berubah menjadi tatapan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Love
RomanceKesalahan malam itu mengubah hidup Soeun selamanya. Lari dari masa lalu nya yang kelam dan menyesakkan, Soeun malah terjebak dalam dua pilihan ketika ia mencoba mencuri uang dari seorang pria tampan bersetelan jas rapi, yang tak lain adalah ketua ma...