Junho menjauhkan iphone dari telinganya lalu melempar rokok yang beberapa menit yang lalu ada di bibirnya itu ke lantai.
Semnetara Chansung hanya menaikkan alisnya melihat wajah bosnya yang berubah menjadi sangat serius. Sembari menyandarkan tubuhnya ke limo, salah satuu anak buah terpercaya Junho itu pun membuka mulutnya.
"Siapa itu?"
"Soeun"
Junho pun merapikan jaket hitamnya.
"Beri tahu yang lainnya untuk segera kemari" perintah Junho pada Chansung.
Chansung terdiam sesaat sebelum kemudian terkekeh. Ia lalu merogoh iphone di saku jaketnya dan menjalankan perintah dari bosnya itu.
Lima menit kemudian, 6 bayangan hitam mendekat ke arah Chansung dan Junho yang berada di luar limo. Senyuman penuh arti mengembang di wajah Chansung ketika ia mengenali ke enam pria yang berpakaian hitam dan mempersenjatai diri mereka dengan senjata itu.
'ah... semuanya siap beraksi' komentar Chansung dalam hati mengamati pria-pria andalan dan terbaik dalam kelompok mafia Junho sekaligus rekannya itu telah tiba.
"Bos" panggil Chansung.
Junho hanya menghela nafas tanpa melirik pada ke enam pria yang baru saja bergabung bersama mereka. Matanya tertuju pada bangunan kecil yang ada di depan mata mereka. Bangunan kecil yang menyembunyikan markas sesungguhnya kelompok mafia dengan young bossnya adalah Jaerim.
Anak buah Junho pun ikut mengikuti arah pandang bos mereka. Kilat antusias tersirat dalam tiap manik hitam mereka menandakan mereka sangat tidak sabar untuk bersenang-senang malam ini. Hanya tinggal menunggu komando dari Junho saja.
Tak lama mata Junho memicing ketika pintu depan bangunan itu terbuka pelan, lalu sosok yang familiar itu, tertangkap oleh mata mereka tengah menyeret dua orang pria.
Senyuman miring tercetak di wajah Junho ketika pria yang baru saja keluar dari pintu depan itu menjatuhkan tubuh kedua orang yang tak diragukan lagi anak buah Jaerim itu ke tanah. Tak bernyawa.
"Hello, Boss" ujar pria itu tersenyum manis pada Junho seakan-akan tak terpengaruh dengan mayat yang baru saja ia jatuhkan ketanah itu.
"Nichkhun" sapa balik Junho.
Junho lalu mengeluarkan rokok dari balik jaketnya dan menyalakan pematik api. Dengan santai bos mafia itu berjalan mendekati Nichkhun.
"Now, ada di mana my slave? Haruskah kita memporak porandakan tempat sialan ini?" ujar Junho dengan seringaian licik di wajah tampannya.
Di tempat lain
Ruangan yang gelap tanpa cahaya pun dipenuhi aroma tak mengenakan yang membuat perut Soeun mual. Aroma itu sungguh menyesakkan namun keheningan di sana lebih menyesakkan. Dan di tengah ruangan itulah, Soeun terduduk dalam kesendirian.
Sejatinya, bagi Soeun yang telah lama hidup dalam dunia yang gelap dan kejam, menjadi tahanan dan berada di tempat yang gelap dan dingin, tidaklah mempengaruhinya. Tapi entah mengapa, kali ini kenangan yang tak ingin ia ingat perlahan mencoba untuk keluar dari kotak hitam terkutuk yang telah lama ia kubur dalam bagian terdalam otaknya.
Soeun menggelengkan kepalanya dengan lemah ketika ia tak bisa mengontrol tubuh dan ingatannya. Mereka seakan bergerak sendiri tak terkontrol. Perlahan tapi pasti, Soeun merasakan kotak hitam yang menyimpan kenangan pahit dalam hidupnya mulai terbuka. Bak angin topan, ingatan itu mulai memenuhi benak Soeun tanpa ampun, membuat tubuh Soeun bergetar. Rasa dingin pun mulai menjalari tubuhnya.
Soeun menggigit bibirnya, obat yang disuntikkan oleh Jaerim hanya memperparah kondisinya. Meski ia merasakan energinya sedikit pulih. Tapi hanya sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Love
RomanceKesalahan malam itu mengubah hidup Soeun selamanya. Lari dari masa lalu nya yang kelam dan menyesakkan, Soeun malah terjebak dalam dua pilihan ketika ia mencoba mencuri uang dari seorang pria tampan bersetelan jas rapi, yang tak lain adalah ketua ma...