The Real Boss

404 60 17
                                    

Nichkhun berdiri dengan tenang seakan ia tak menyadari adanya Soeun di kamar bosnya dalam kondisi nyaris tanpa busana. Pria itu bahkan dengan santainya menutup pintu kamar tidur Junho.

Sementara Soeun mencengkeram erat bed cover yang menutupi tubuhnya. Dan seketika ia pun melemparkan bantal yang ada di dekatnya ke arah Nichkhun. Kekesalan menghiasi wajah Soeun yang bak kepiting rebus ketika Nichkhun menghindari lemparan bantal darinya. Soeun pun semakin menyembunyikan tubuhnya dalam bed cover, hingga tubuhnya menghilang dan hanya nampak wajahnya saja.

"Ada apa, hyung?" tanya Junho dengan nada yang tenang.

Ketenangan yang muncul dari Junho dan Nichkhun hanya membuat Soeun semakin jengkel.

'Dua pria ini benar-benar menjengkelkan. Apa mereka tak punya rasa malu?' rutuk Soeun dalam hati.

Nichkhun hanya terkekeh pelan dengan mata yang untuk beberapa saat melirik wajah jengkel Soeun yang masih memerah sebelum kemudian kembali menatap bosnya.

"Aku kemari untuk membangunkan mu seperti biasa. Tapi, sepertinya usahaku sia-sia. Kau punya alarm bernyawa yang baru......"

Tiba-tiba Nichkhun menghentikan perkataannya. Ia pun mengedipkan matanya pada Soeun yang hanya membuat Soeun mengerutkan dahi.

".... Dan tentu saja alarm bernyawa itu lebih efektif dari pada ku" lanjut Nichkhun.

Decakan kesal keluar dari mulut Junho.

"Caraku bangun pagi ini sangat menjengkelkan. Gendang telingaku nyaris pecah" gerutu Junho sembari melirik Soeun.

Soeun pun balas menatap sinis pada Junho. Ia pun semakin menyembunyikan seluruh tubuhnya dalam balutan bed cover.

"Mati saja kalian!!" desis Soeun.

Nichkhun hanya tertawa kecil mendengar umpatan Soeun.

"Selamat pagi, Soeun" sapa Nichkhun.

"Cepat keluar dari sini. Bukan kah kau seharusnya menghilang di telan bumi?" gerutu Soeun mulai merasa risih.

"Dia menyusup ke markas Jaerim atas perintahku" sambar Junho sembari kembali menyalakan rokok baru.

Mata Soeun membesar mendengar informasi dari Junho.

"Kau.... Kau sudah lebih dulu menemukan markas rahasia Jaerim?" tanya Soeun dengan nada sedikit terkejut.

Junho meletakkan rokok di jemarinya. Ia menatap heran pada Soeun.

"Apa maksud mu? Apa kau berpikir aku sengaja membiarkan kau yang menemukan markasnya lalu melacak keberadaan mu dengan gps?"

Junho menatap Soeun dengan tatapan yang arogan khas seorang Bos Mafia yang powerful.

"Aku 10x lebih berkuasa dibandingkan dirimu"

Ucapan Junho hanya mengipasi api kekesalan dalam diri Soeun.

'Dasar si devil yang mesum dan arogan' caci Soeun dalam hati.

"Lalu, mengapa kau mengamuk seperti monster lepas kendali ketika Chansung mengatakan bahwa Nichkhun mungkin saja sudah mati?"

"Itu karena dia tidak mengontak ku beberapa waktu. Kehilangan si tangan kanan terbaik ku untuk selamanya menjadi jaminan" jelas Junho.

Tak lama, dahi Junho pun mengerut.

"Mengamuk seperti monster?" tanya Junho sembari menggeram.

Soeun mengabaikan tatapan tajam Junho. Ia menghela nafasnya dan memijat pelan pelipisnya yang entah mengapa tiba-tiba terasa nyeri. Terutama ketika mengingat apa yang terjadi belakangan ini.

Dark LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang