Madness

238 48 8
                                    

Jemari Soeun mencengkeram erat kerah jaket Soo Hyuk, membuat wajah keduanya sangat dekat. Namun bukan ketakutan yang ada di manik hitam Soo Hyuk, melainkan tatapan takjub dan senang. Seolah-olah pria itu menertawakan Soeun.

"oh oh, sepertinya ada yang sedang moody" ucap Soo Hyuk sembari menghela nafas.

Soo Hyuk lalu terkekeh.

"tapi sepertinya waktu permainan kita sudah hampir habis, hm?"

Rahang Soeun mengeras. Ia pun bisa merasakan pupil matanya mengecil, kemarahan berkobar jelas di sana.

"Aku bersumpah, aku tak main-main, Soo Hyuk!!" desis Soeun.

Soeun lalu mendorong tubuh Soo Hyuk darinya membuat pria itu terduduk di kursi kebanggaannya. Seketika anak buah Soo Hyuk mulai mengelilingi Soeun.

Tiga anak buah Soo Hyuk segera memegang lengan Soeun, berusahak melepas cengkeraman Soeun di baju Soo Hyuk. Namun mereka tak berhasil, tak peduli berapa kerasnya mereka mencoba.

Anak buah Soo Hyuk yang menarik tangan Soeun bertambah, menjadi lima orang. Dan akhirnya mereka berhasil menjauhkann tangan Soeun dari Soo Hyuk.

Soeun pun menatap tajam pada anak buah Soo Hyuk yang perlahan mengambil langkah mundur ketika melihat kegilaan di manik hitam Soeun.

"Sungguh sayang. Aku berharap bisa memiliki mu untuk diriku sendiri" komentar Soo Hyuk.

Soo Hyuk menghela nafasnya, lalu ia mengusap dagunya seakan-akan tengah berpikir keras.

"Kau benar-benar wanita yang mempesona"

Perkataan Soo Hyuk hanya membuat Soeun semakin berang.

"Mati saja kau" desis Soeun dengan nada bicara yang tajam.

Soeun pun mengamati mata Soo Hyuk yang menatap anak buahnya, seakan memberi sinyal perintah pada mereka untuk menjalankan rencana yang telah mereka siapkan. Sontak, tubuh Soeun pun menegang waspada.

Semua anak buah Soo Hyuk mengamati seksama Soeun, bersiap-siap mengantisipasi pergerakan Soeun.

Tiba-tiba, seseorang dari arah belakang menahan pergelangan tangan Soeun dan seketika orang tersebut mendapatkan sebuah tendangan keras di dagu.

Jemari Soeun pun menarik keluar belati dari kantong celana nya dan mengarahkannya ke arah anak buah Soo Hyuk. Sementara mata Soeun mengawasi para lawannya.

Sejujurnya Soeun ingin tertawa. Menertawakan kondisi yang ia hadapi. Jelaslah Soeun kalah jumlah. Ia sendirian menghadapi hampir 20 anak buah Soo Hyuk hanya dengan sebuah pisau di tangannya.

Namun, Soeun tak takut. Ia tak takut pada kematian. Hidupnya sudah terlalu gelap dan berantakan.

Tiba-tiba saja segerombolan pria menyerang Soeun bersamaan. Seketika Soeun pun menggunakan pisaunya hingga sukses melukai 4 orang anak buah Soo Hyuk. Akan tetapi, tiba-tiba seseorang menghantam wajah Soeun membuat Soeun tersungkur ke lantai. Dan seketika seseorang menahan pergerakan tangan Soeun ke lantai dengan kaki mereka.

Soeun merasa jumlah orang yang menahan agar tubuhnya tetap di lantai semakin meningkat. Sejujurnya Soeun sangat jengkel tapi juga di satu sisi ia ingin tertawa keras. Butuh hampir tujuh orang pria terlatih untuk menahan seorang wanita yang tak bersenjata.

Lalu seseorang mencambak rambut Soeun dengan kasar, sehingga rambut hitam panjang Soeun pun terurai. Kemudian memaksa Soeun untuk berlutut di depan pria yang menjadi bos Soeun satu bulan belakangan ini.

"Brengsek kau!!!" desis Soeun pada Bora yang mencambak rambutnya.

Soeun hanya mendapatkan tawa keluar dari pria itu.

Dark LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang