Someone from Her Past

651 74 9
                                    

Pagi ini, Soeun sangat tidak ingin berangkat bekerja. Ia bahkan memperlambat langkah kakinya ketika main office sudah di depan matanya. Langkah kakinya benar-benar berhenti ketika ia berjarak 5 langkah kaki dari pintu main office.

'For Godsake, aku mengurung diriku semalaman dan tidak keluar dari kamar hingga The Devil sudah berangkat....' Pikir Soeun.

Helaan nafas keluar dari mulut Soeun.

'... entah apa hukuman yang akan diberikan si sadis itu ketika aku masuk ke main office' keluh Soeun dalam hati.

Soeun masih terlarut dalam pikirannya. Mencemaskan keselamatan dirinya dari tangan bosnya, Junho. Ia tak menyadari dirinya berdiri dalam diam di dekat pintu main office selama 20 menit.

"Soeun..?"

Sebuah suara membuat Soeun memutar tubuhnya dengan cepat lalu mendaratkan tendangannya ke pemilik suara. Tak diragukan lagi, tendangannya tepat mengenai bagia keras dari tubuh pemilik suara tersebut.

Sebuah ringisan membuat Soeun mengerjapkan matanya berulang kali, hingga akhirnya otaknya memproses apa yang barusan terjadi.

Atau lebih tepatnya siapa yang baru saja ia tendang.

Hembusan nafas lega keluar dari mulut Soeun. Ketegangan pun memudar dari tubuhnya ketika menyadari bahwa ia baru saja menendang Minjun, bukan The Devil itu sendiri.

"Kau mengagetkanku" protes Soeun.

Soeun pun mengulurkan tangannya pada Minjun yang duduk di lantai memegangi tulang kering salah satu kakinya. Membantu pria malang itu untuk kembali berdiri tegap.

Minjun pun menggerakkan perlahan kaki kanannya yang terasa nyeri karena Soeun baru saja mendaratkan tendangan yang keras pada tulang kering kakinya yang malang itu. Tak diragukan lagi, tak lama akan ada lebam di tulang kering kakinya itu.

Minjun pun berdecak.

"Aku tak tahu jika kau bisa menendang dengan sangat keras. You've got one hell of a kick"

Soeun pun hanya mengendikkan bahunya.

"Kau masih belum merasakan yang lebih parah dari itu" jawab Soeun santai.

Minjun hanya melongo mendengar jawaban Soeun. Ia mengharapkan kata maaf keluar dari mulut Soeun atas apa yang terjadi pada kaki kanannya. Namun, Soeun bahkan tak sedikitpun merasa bersalah padanya.

Kekesalan tercetak jelas di wajah Minjun. Kemudian, ia pun teringat sesuatu yang penting.

"Mengapa kau masih berdiri seperti orang bodoh di sini? Bos akan sangat marah jika kau tak segera masuk ke dalam" gerutu Minjun.

Soeun pun menyentuh area dimana leher dan bahunya bertemu. Ia masih bisa merasakan sedikit rasa tak nyaman ketika menyentuh area tersebut. Area dimana Junho mengigitnya dengan keras beberapa hari yang lalu.

"Stupid perverted demon man" gumam Soeun pelan.

Soeun lalu menatap pada Minjun yang juga tengah menatapnya. Sepertinya anak buah Junho itu tengah menanti respon Soeun.

"Dia selalu mengamuk. Sekarang ataupun nanti, ia akan selalu marah" ucap Soeun pelan.

Dengan cepat, Soeun pun menghela nafasnya dalam lalu melangkahkan kakinya memasuki main office.

Jantung Soeun berdetak dengan kencang ketika ia memasuki main office. Minjun yang juga memasuki main office pun segera berjalan menuju sofa yang terletak di tengah ruangan.

Dark LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang