The Sweetest Daddy
Barata
[]
Barata memang harus kembali pada kehidupannya yang lama. Bertemu kembali dengan keluarga kecilnya yang terlihat bahagia dari tampak depannya saja. Jika diibaratkan sebuah lukisan tiga dimensi, maka orang lain yang melihatnya hanya melihat keluarga kecil Barata itu dengan cara dua dimensi saja. Ada dimensi lainnya yang tidak akan pernah dimengerti oleh orang luar, termasuk kedua orangtua Barata dan Trisha. Mereka hanya melihat bahwa konflik yang sudah rumit sejak awal itu bisa berhasil diatasi dengan cara menikahkan keduanya dalam satu ikatan.
Pada kenyataannya, menikahkan keduanya hanya membawa duka yang tidak ada hentinya. Mendapati usia pernikahan yang tidak sebentar juga membuat Barata sudah putus asa sejak awal. Tidak perlu ditanyakan mengapa ada alasan baginya untuk mencurangi pernikahannya dan Trisha. Alasan itu bukan dari kebiasaan, melainkan bagaimana Trisha menganggap semua ini terjadi karena kesalahan Barata. Hubungan remaja SMA yang dulu memang menggunakan Barata kira menggunakan hati nyatanya tidak seperti yang pria itu kira.
Sangat berbeda dari perkiraannya bahwa pernikahan itu akan tetap dijalani dengan keluarga kecil bahagia, Barata menangis sendirian tanpa ada satupun orang yang tahu. Kelahiran Khrisnan 24 tahun lalu menjadi momen tangisan paling besarnya. Dia bersyukur memiliki Khirs dalam hidupnya. Barata kira syukur itu akan bisa membawa Trisha juga pada keputusan untuk mengiyakan kehidupan berumah tangga. Namun, tidak. Trisha mendepak keberadaan Barata sebagai sebenar-benarnya suami sejak awal. Dan hingga kini pun Trisha tidak memberikan hatinya untuk Barata.
"Akhirnya kamu benar-benar pulang, Bar."
Harusnya Barata mendengar kalimat sapaan, bukan? Kenapa justru dia merasa bahwa kalimat yang istrinya sampaikan adalah teguran agar Barata bisa disiplin? Barata ini suami atau murid yang sedang dididik untuk disiplin pulang ke rumah?
"Aku nggak akan mengingkari ucapanku, Trisha."
Wanita itu menganggukan kepala. "Kamu sepertinya capek. Silakan ke kamarmu, aku akan mengurus Khris yang sebentar lagi pasti pulang dari kantor."
Iya. Khrisnan yang memiliki panggilan Khris adalah anak Barata dan Trisha yang kini usianya sudah 24 tahun. Barata memilikinya saat berusia 17 dan Trisha 16. Mereka orangtua yang sangat muda karena kesalahan yang disebut kecelakaan kerja ketika melakukan hubungan intim. Mereka berpacaran dan akhirnya diberi tanggung jawab yang sangat berat dengan menjadi orangtua bagi Khris.
Trisha sudah menyatakan sejak awal bahwa dirinya tak mencintai Barata, hanya rasa penasaran saja yang wnaita itu miliki sejak awal mereka saling mengenal hingga berpacaran. Sungguh Trisha mengutuk Barata yang dulu adalah kakak tingkatnya, karena membuat Trisha mengandung. Sekali lagi, itu masa lalu. Meski masa lalu itulah yang mengawali segala kerumitan.
"Khris sepertinya nggak perlu kamu urus lagi. Dia sudah dewasa, Trisha. 24 tahun bukan lagi usia yang pantas untuk kamu perlakukan seperti—"
"Anak kecil." Trisha menyela ucapan yang akan dikatakan oleh Barata. Wanita itu menggerakan telunjuknya berputar di kepala. "Aku selalu kamu ceramahi, dan kamu berusaha terlihat baik di depan Khris. Apa kamu nggak pernah nanya ke Khris sendiri bagaimana sayangnya dia ke aku karena memanjakan hal sekecil apa pun untuknya?"
"Aku yakin Khris sadar dengan kondisi kita yang nggak sepaham, Trisha."
"Ya. Dan aku nggak peduli. Aku akan tetap berpura-pura memberikan keluarga bahagia dan sempurna untuk Khris."
"Itu akan menyakitinya suatu hari nanti," balas Barata putus asa.
"Aku nggak peduli, Bar! Kamu jangan cerewet, deh. Istirahat dan berhenti mengganggu urusanku!"
Apa ada rumah tangga yang lebih kacau dari milik Barata dan Trisha?
*
Barata tidak memiliki kuasa lebih untuk berpisah. Atau paling tidak dia membangun hubungan sehat bukan dengan status menjadi suami orang. Barata mau tidak mau menjadi brengsek yang dikutuk banyak orang karena terlihat bermain wanita sedangkan dia memiliki istri yang tidak kekurangan satu apa pun. Tapi mereka tidak mengerti, bahwa semua kelebihan dan kecantikan Trisha adalah milik pria lain. Pria yang tidak lain adalah bodyguard-nya sendiri. Orang-orang akan lebih suka mengulik kehidupan Barata ketimbang istrinya yang diam-diam membangun propertinya sendiri untuk sang kekasih. Trisha memang tidak bekerja, dia benar-benar memanfaatkan apa yang suaminya punya.
"Papa baru datang?" Khris mendapati Barata di ruang kerjanya dengan tumpukkan berkas bisnis keluarganya yang bergerak di banyak sektor. Mulai dari pertambangan, budi daya ikan, pertanian, perkebunan, hingga area wisata. Yang baru adalah production house karena maraknya produksi film seri dikalangan masyarakat muda. Dan tentu saja yang mengatasinya adalah Khrisnan, generasi muda penerus keluarga pria itu.
"Ya, Khris. Masuklah."
Menyingkirkan pekerjaan untuk putranya, Barata sepenuhnya memberikan perhatian untuk Khrisnan yang begitu disayanginya.
Khris yang menjadi anak penurut selama dirinya lahir menuruti ucapan papanya. Dia suka bicara dengan Barata meski hanya sebentar saja. Hubungan mereka sudah terikat sejak Barata lebih sering mengurus Khrisnan bayi. Mungkin itu sebabnya Trisha bekerja keras untuk mendapatkan atensi Khris ketimbang Barata yang sudah menjadi sosok membanggakan bagi anak itu.
"Papa udah bisa balik kerja setelah liburan seminggu?" tanya Khris.
Pertanyaan itu membuat Barata tertegun sejenak. Liburan? Rasanya itu bukan liburan biasa. Ada rasa tak nyaman ketika harus membohongi putranya sendiri. Memiliki perempuan lain untuk memuaskan hasratnya jelas bukan hal yang bagus. Namun, Barata juga seorang pria yang membutuhkan pelepasan untuk mengurangi stres yang ada dalam dirinya.
"Ya. Papa bisa langsung kerja." Barata menatap putranya sekilas sebelum melihat notifikasi pesan yang masuk ke dalam ponselnya. "Kerjaan kamu gimana?"
Khris mengangguk tanpa ragu. "Aman. Papa mungkin punya waktu kapan-kapan untuk hangout bareng?"
Barata tertawa pelan. "Apa ini? Ajakan boys time?"
"Bisa dibilang begitu. Mama sebentar lagi mau ngurus bisnis penginapannya di Labuan Bajo. Kenapa nggak kita manfaatkan waktu daddy's son time? Itu seru. Aku kangen bisa punya waktu sama papa."
Mendengar kata daddy membuat Barata dungu untuk beberapa waktu. Dia malah membayangkan wajah Agniya ketika kata tersebut diucapkan. Dalam keadaan jauh begini malah makin kepikiran.
"Pa?" tegur Khris.
"Iya, bisa!"
Khrisnan melengkungkan senyumannya. Dia tahu betul apa yang papanya lakukan dibalik semua ini. Tapi Khris tidak akan sembarangan melakukan tindakan. Dia akan mengakusisi waktu yang Barata punya untuk liburan habis untuk pria itu lakukan bersama Khris.
"Kamu kelihatan semakin dewasa sekali seminggu kita nggak ketemu, Khris."
"Ya. Sangat dewasa untuk mengerti situasi yang ada juga, Pa. Aku sudah sangat dewasa, Pa."
Bukan Barata tidak paham dengan kalimat Khris, hanya saja dia tidak ingin mendebatkan hal yang sudah menjadi rahasianya dan Trisha sangat lama itu. Jika Trisha menghendaki untuk terus berpura-pura, Barata akan ikut berpura-pura. Meski dia tahu Khris pasti sudah cukup tahu dan paham apa yang ada di dalam keluarga kecilnya.
"Maafin papa kalau ada hal yang papa lewatkan selama proses kamu dewasa, Khris. Papa nggak bisa menjadi pria sempurna, tapi papa akan terus berusaha untuk kamu. Untuk keluarga kita, Khris."
Itu yang akan aku lakukan untuk papa dan mama. Untuk keluarga kita, Pa.
[Bayi kecilnya Barata udah nggak kecil lagi, gaes.]
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetest Daddy/ Tamat
RomanceCetak di Karos Publisher Tersedia versi e-book di google playbook Daddy series #1 Agniya Ayu harus mencari cara untuk keluar dari rundungan keluarga bibinya. Terpikirkan untuk pergi ke kota, takdir membawanya mengenal Barata Agung Yudha. Pria yang s...