14. You

8K 951 50
                                    

The Sweetest Daddy

You

[]

Rindu itu tidak bisa tergantikan sama sekali. Yang ada justru semakin tidak bisa dikendalikan karena Agni yang begitu panas. Barata yakin bahwa mereka sudah sangat keterlaluan melakukan video call sex bersama. Untung saja Barata memiliki aset pribadi, jika tidak, bagaimana dia harus beralasan pada sang putra yang sudah pasti mengerti aktivitas dewasa semacam itu?

"Aku udah terima gelang kaki dari, Om. Juga pakaian yang kelihatan dewasa untuk aku pakai."

Barata tahu gelang kaki itu pantas sekali digunakan di pergelangan kaki Agni. Begitu perempuan itu membalikkan kamera dan menyorot kakinya yang bagus, Barata semakin menyukainya. Dia akan mengirimkan lebih banyak barang untuk Agni, karena saat berjalan kemanapun akan ada barang yang mengingatkan sosok Agni di kepala Barata.

"Coba kamu pakai bajunya sekarang, Agni. Saya ingin melihatnya."

Merona pipi Agniya dengan pipi bulat saat gadis itu tersenyum. Ya, ampun ... Barata merasa segalanya menjadi sangat gila dengan Agni sebagai pelopornya.

Barata mendapati langit-langit kamar yang mereka berdua tempati ketika bercinta saat Agniya buru-buru menuju lemari pakaiannya. Menuruti sesuai apa yang Barata katakan. Baju baru yang tidak bisa dilupakan begitu saja bagaimana jika terpasang di tubuh Agni yang jelas apik di mata Barata. Sungguh tidak akan ada celah bagi perempuan yang sudah menanamkan kesan mendalam bagi Barata.

Setelah banyaknya bunyi krasak krusuk yang menambah rasa penasaran Barata, akhirnya kamera ponsel kembali ditegakkan dan menunjukkan bagaimana pakaian yang dibelikan olehnya sudah berkacak cantik ditubuh Agni. Barata tidak akan pernah meragukan apa yang membuat dirinya sekarang berdesir menatap tampilan Agni di seberang sana.

Kenapa harus segeli ini? Sensasi apa namanya semua ini? Kenapa ada gelitik yang ... "Kamu cantik, Agniya."

Perempuan mana yang tidak akan merona terus menerus dengan tatapan seperti yang Barata berikan sekarang? Wajar saja jika banyak perempuan yang salah sangka dengan perasaan karena Barata menunjukkan tatapan termanis yang tidak akan diberikan pria lain begitu saja. Dan Agniya harus menekan perasaannya dalam-dalam supaya Barata tidak mendepaknya jika nekat menyatakan hatinya.

"Cantik? Beneran?" tanya gadis itu dengan nada manja yang lama-lama Barata sukai juga. Malu-malu Agni tetap mengarahkan kamera ke belahan dadanya yang terlihat. Sengaja sekali tidak menutupinya karena bagi Agni, aset tersebut juga pantas untuk dibagi bersama sang pria. 

"Hm. Sangat cantik," Barata berusaha bangun dari lamunannya yang bisa saja membawa mereka menuju sesi VS lainnya. "saya nggak salah pilih untuk kamu. Tapi pada dasarnya kamu memang selalu cocok memakai apa saja. Nggak akan ada yang menyangka kalau kamu memakai baju biasa, Agni. Kamu selalu memancarkan aura kamu dengan cara yang nggak pernah bisa saya pahami."

Dalam sambungan itu, Agniya tertegun. "Kamu ... luar biasa."

Apa benar semua yang dikatakan pria itu? Sepertinya orang-orang memandang Agniya dengan cara yang biasa saja. Sama sekali tidak seperti apa yang Barata jabarkan. Apa pria itu tidak terlalu berlebihan menjabarkan seorang Agniya Ayu?

"Om terlalu berlebihan. Aku memang cantik, tapi  nggak seluar biasa itu, Om."

"Ya, terserah kamu mau percaya atau nggak. Saya serius dengan ucapan saya, Agni. Kamu tidak pernah mengecewakan saya dengan semua yang kamu pakai. Kamu juga selalu memukau saya dengan semua ini. Saya membayangkannya, dan benar saja, semua ekspektasi saya terhadap kamu tidak pernah meleset."

"Apa cuma aku yang bisa kasih ekspektasi Om terpenuhi?" Itu pertanyaan yang sebenarnya sarat akan jawaban ambigu. Agni ingin mendengar jawaban yang menjabarkannya sebagai satu-satunya, tapi dia juga tahu bahwa tidak bisa mendapatkannya.

"Hm. Sejauh ini hanya kamu, Agni. You are the girl that more than my expectation."

*

Agni tersipu. Dan efeknya dia merasa melayang-layang dengan semua yang Barata katakan. Bayangan dimana pria itu menggeram untuknya, menyebut nama Agni, kehilangan dirinya sendiri di depan Agni ... itu mengalihkan semua pikiran Agni dari banyak hal lainnya. Bagaimana ini? Agniya tidak bisa menepati janji untuk tidak jatuh cinta pada sosok Barata. Dia sudah tidak bisa mengontrol perasaannya sendiri. Namun, dia harus berusaha untuk menutupinya dari Barata, pria itu tidak boleh tahu bahwa ada perasaan yang berkembang di dalam dada Agni untuk Barata.

Jika Barata tak menginginkan ada perasaan cinta diantara mereka, maka Agni akan mempertahankannya untuk diri sendiri. Menikmatinya selama dia bisa terus bersama Barata. Tak apa untuk menyimpannya, asal tidak ketahuan. Barata akan terus mempertahankannya dengan semua hal yang terus berjalan seperti ini.

Tuk

Agni tersadar dari lamunannya sejenak. Ada sesuatu yang mengenai jendela kamar yang gadis itu tempati. Tidak sampai membuat kaca jendela pecah, tapi sangat menjelaskan bahwa ada sesuatu di luar yang perlu Agni periksa. Tanpa pikiran yang macam-macam, Agni membuka jendela dan tidak mendapati apa pun di sana. Agni hanya ingin menegur seseorang yang mungkin memang jahil padanya. Sebab Wati pasti sudah kembali ke ruangannya sendiri dan tidak akan menjahilinya seperti ini.

Memilih  untuk menutup jendelanya kembali. Kali ini suara kerikil lebih banyak karena memang Agni tidak mau menggubris. Lama-lama dia risih dan membuka jendela dengan kasar.

"Siapa!!??" Suasana gelap menyapa pandangan Agni. Dia tidak bisa melihat apakah memang ada orang di dekat vila atau hal-hal mistis yang sedang mengerjainya. "Siapa?!!" teriak Agniya kembali. Tak tenang jika belum bisa menemukan apa-apa. Nyatanya memang dia tidak menemukan apa pun.

"Jangan kurang ajar, ya!"

Tidak ada apa-apa. Agniya hanya ketakutan untuk menghadapi gangguan tersebut sendirian. Keputusannya, malam ini dia akan meminta Wati untuk menemaninya tidur di rumah. Dia tidak yakin bisa tidur tenang malam ini. Namun, sebelum meminta Wati menemani, Agni akan menghubungi Barata lebih dulu.

Agniya Ayu [ Om, aku boleh telepon?]

Memang baru kali ini Agni menanyakan apakah kesempatannya untuk menghubungi pria itu ada atau tidak. Karena biasanya Agni akan menerjang begitu saja tak peduli bahwa nantinya mungkin istri pria itu yang mengangkatnya. Karena pikiran itulah, sekarang Agni ingin memastikan lebih dulu dengan mengirimkan pesan pada Barata. Jika dibalas, maka berarti pria itu memiliki waktu agak luang.

Barata Agung Yudha [ Saya dengan anak saya sedang bersama. Kenapa, Agni?]

Sepertinya Agni tidak bisa menganggu Barata dalam kondisi semacam ini. Anak pria itu bisa saja curiga jika Agni menghubungi malam-malam untuk istirahat begini. Apalagi kemarin mereka sudah menghabiskan waktu bersama walau hanya melalui video call.

Agniya Ayu [ Nggak, Om. Tadinya mau nelepon aja. Aku kesepian.]

Dia tidak akan mengatakannya pada Barata. Dua kemungkinan yang akan dilakukan pria itu jika Agni mengatakan ketakutanny sekarang. Yang pertama Barata akan panik dan segera melakukan hal mustahil dengan datang ke vila, yang kedua pria itu akan menertawakannya yang takut pada hal tidak jelas semacam ini.

Mematikan ponselnya, Agni memilih untuk menuju ruangan Wati dan meminta ditemani saja. Itu cara yang lebih aman dan Agni juga tidak akan menganggu Barata bersama keluarganya.



[ Aku nggak kuat bayangin konfliknya. Nggak berat, sih, tapi berasa juga.]

Sweetest Daddy/ Tamat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang