36. Mama

6.7K 1.1K 68
                                    

The Sweetest Daddy

Mama

[]

Bangga sudah pasti adanya. Barata tidak menyangka memiliki putra yang bisa membantu dan menghadapi Trisha sebegini kuatnya. Bukan masalah jika yang ditentang adalah orang asing, ini adalah Trisha. Ibu kandung, perempuan yang mengandung dan melahirkan Khris segenap jiwa. Ada luka yang Barata rasa, sebab ini bukan momen yang ada dalam bayangannya ketika membangun mahligai rumah tangga dengan Trisha mulanya. Andai mereka memiliki rasa yang sama, Barata tidak akan melakukan semua ini. Ia juga tidak akan melihat Khrisnan mendebat ibunya untuk mau berpisah dari Barata. Dalam kondisi seperti ini, apa kira-kira yang dirasakan oleh Khris?

"Mama nggak mau membicarakan apa pun yang berhubungan dengan perceraian. Kenapa kamu mendukung papamu untuk berpisah dari mama, Khris? Kenapa kamu membantunya untuk merusak keluarga kita?"

Khris tentu tidak lupa bagaimana perjalanan hidupnya sejak kecil. Ya, untuk beberapa kejadian memang tidak melekat di kepalanya lagi. Namun, momen buruk yang melekat di kepalanya tidak bisa menghilang. Samar tapi pasti, semua luka dan pengkhianatan sudah Khris saksikan. Sudah tentu semua itu dia pelajari pertama kali dari mamanya.

"Aku nggak mendukung siapa pun, Ma. Aku sedang berusaha menyelamatkan psikis ku." Kata Khris membuat Trisha terkejut.

"Apa? Psikis? Apa maksud kamu, Khris?"

Barata tidak terlalu aneh mendengarnya. Sedikit banyak Khris adalah sebagian dari dirinya, ada darah Barata yang mengalir di dalam tubuh putranya itu. Jelas Khris juga sama suka menutup diri untuk kelemahannya agar orang lain tak tahu. Sama seperti Barata yang sejak lama suka menangis diam-diam ketika malam, menangisi nasib cintanya dan rumah tangganya. Barata suka menutupi kesakitannya dari Khris, padahal anaknya pasti cukup peka dengan kelemahannya.

Tidak heran jika diam-diam juga Khris mendatangi terapis untuk memastikan jiwanya tidak berguncang parah. Apalagi dia harus tetap waras untuk menjadi pemimpin dari PH besarnya. Harus 'normal' untuk banyak orang yang bekerja dan mengandalkan penghasilan dari perusahaan Khris.

"Ma, aku nggak bodoh untuk tahu apa yang terjadi antara mama dan Micko sejak aku kecil. Aku masih ingat pernah menanyakan ke papa, kenapa mama dan Micko berciuman. Aku memang nggak terlalu jelas menyimpan bagaimana cara mama dan Micko berciuman. Karena itu saran dari terapisku untuk melupakannya. Tapi aku nggak benar-benar melupakannya. Aku tahu mama dan papa nggak bersama untuk aku, tapi untuk ego dan kebutuhan mama."

Trisha menatap Barata untuk mengatakan sesuatu. Seolah Barata akan mendukung Trisha sebagai seorang ibu yang baik. Perannya harus dijelaskan di depan Khris, padahal Barata yakin putra mereka bisa menilainya sendiri.

"Bar? Kamu akan diam aja? Aku selama ini sudah berusaha menjadi mama yang baik untuk Khris!"

Menghela napas panjang, Barata membalas tatapan Trisha dengan lelah. "Nggak ada jasa seorang ibu atau pun ayah yang harus dijabarkan kebaikannya, Trisha. Anak kita nggak akan memberatkan penilaian  buruk atau baik untuk kita. Aku yakin Khris bisa menilai dengan seimbang."

Khris memberikan senyuman pada Barata. Memang hubungan mereka lebih dekat ketimbang Khris dengan Trisha. Mau tak mau, harus diakui bahwa Khris memang lebih membela Barata.

"Mama takut apa kalau bercerai dari papa?" tanya Khris terang-terangan.

"Mama nggak perlu bicara lagi, kamu pasti sudah banyak diceritakan papamu. Dan pasti penjelasan dari sudut pandangnya membuat mama terlihat buruk."

Sweetest Daddy/ Tamat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang