Tik...tok...tik..tok...tik...tokk...
Bunyi detak jarum jam menggema mengisi ruang kamar ku.
Ruangan ini sepi tak bersuara seperti kamar kosong yang ditinggal pemiliknya.
Jam menunjukkan pukul 10 malam.
Aku sudah bersiap-siap tidur di atas kasur ku.
Tetapi, ada perasaan tidak nyaman ketika aku tahu ada seorang lelaki yang sedang tidur juga di bawah kasur ku.
Jeon Jungkook.
Beberapa menit sebelum itu dia mengatakan bahwa dia ingin menginap disini.
Aku terkejut tak percaya bahwa dia mengatakan hal itu.
Sebelum itu, dia mengatakan dia akan tidur di ruang tamu. Karna di dorm ku tidak ada kamar kosong sama sekali.
Dan aku baru ingat, mesin penghangat di ruang tamu sedang bermasalah dan diruang tamu amat sangat dingin kalau malam tiba. Aku tidak tega melihat dia tidur disana.
Maka dari itu aku memperbolehkan dia untuk tidur di kamar ku, tadinya dia terkejut dan menolak. Tetapi aku bilang dia bisa saja sakit kalau tidur di ruang tamu malam ini. Dan aku juga bilang, kalau dia tidak mau, aku akan tidur di ruang tamu dan dia tidur di kamar ku. Dan dia juga menolak.
Sungguh, tadi benar-benar kacau.
Kami sama-sama bersikeras untuk tidur dimana.
Dan akhirnya disinilah kami berada.
Di dalam satu ruangan yaitu di kamar tidur ku.
Tenang saja, aku berada di atas kasur ku dan dia berada di bawah kasur ku dengan terpal yang hangat, tebal dan lembut. Dia mengatakan bahwa dia sudah terbiasa untuk tidur dengan terpal seperti itu.
Aku berulang kali berkata bahwa aku merasa tidak enak, tetapi dia mengatakan bahwa tidak apa-apa dan jangan khawatir.
Sudah hampir 10 menit kami sama-sama terdiam.
Aku melamun sambil melihat atap kamar tidur ku. Dan bisa kulihat dia juga sedang melakukan hal yang sama.
Kami sama-sama sibuk melamun dengan pikiran kami sendiri.
Sungguh ini benar-benar situasi yang aneh. Aku tidak terbiasa dengan situasi seperti ini. Aku mencoba untuk berbicara tetapi entah mengapa mulut ku susah untuk mengatakan sesuatu.
“Hei Hyori, apakah kau sudah tidur?”
Kini dia akhirnya membuka suara.
“Be..belum oppa.” Ucap ku canggung.
“Kau tidak takut aku berada disini?”
“Se.. sebenarnya aku merasa aneh dan juga takut. Tetapi aku tahu kau orang yang baik.”
“Kau seharusnya tidak menaruh kepercayaan seperti itu kepada ku. Aku takut kau akan menyesalinya nanti.”
Aku terdiam sambil mencerna apa yang dia bicarakan.
“Kau tidak takut kalau tiba-tiba aku naik keatas tempat tidur mu?” Ucapnya kembali.
“Ehh..ti..tidak.. kalau oppa begitu aku akan menendang dan langsung memukul oppa.” Ucapku spontan.
“Hahahaha baguss, kalau aku begitu pukul aku dengan keras sehingga aku tersadar ya, hahaha.”
Dia tertawa.
Suaranya menggemaskan.
“Ya sudah, kalau begitu tidurlah, sebentar jam menunjukkan tengah malam. Aku tidak mau kau jatuh sakit hanya karena tidur kemalaman. Selamat malam Hyori.”
“Iyaa oppa juga yaa, selamat malam oppa.”
Aku tidak bisa tidur.
Sudah hampir setengah jam aku menutup mata ku, aku sama sekali tidak bisa tidur.
Kalau begini apa aku akan membuka mata ku terus hingga pagi datang.
Astagaa bagaimana ini.
Karna rasa ngantukku tidak kunjung datang juga, tiba-tiba rasa penasaran menghampiri ku.
Aku sedikit bangun dan mengintip apakah Jungkook sudah tertidur.
Dan yang benar saja, dia sudah tertidur lelap sambil menghadap ke pintu kamar ku.
“Pasti dia sangat ngantuk.” Gumam ku.
Dan saat aku ingin berbalik tiba-tiba selimut yang Jungkook gunakan tersibak hingga badan yang seharusnya ditutupi selimut malah menjadi tidak tertutupi.
Sehingga aku harus turun dari tempat tidur ku dan memperbaiki selimutnya.
Aku turun dengan pelan dan tanpa suara, sehingga Jungkook tidak terganggu dan terbangun.
Aku berjongkok didepan dia tertidur dan langsung memperbaiki selimutnya.
Tanpa sadar, aku jadi bisa melihat wajah dia yang sedang tertidur.
“Mengapa kalau orang tampan tertidur kelihatan sangat damai ya.”
Batinku.
Kini tangan ku bergerak untuk memperbaiki rambutnya yang berantakan.
Selang beberapa detik, tangan Jungkook tiba-tiba memegang tangan ku.
Dan dia membuka matanya.
“Apa yang kau lakukan Hyori?”
Kini dia berbicara kepada ku.
Jantung ku berdetak sangat kencang dan wajah ku memanas.
“A..ak..aku..aku hanya ingin me.. memperbaiki selimut mu oppa.” Ucapku.
Dan tiba-tiba saja dia menarik ku untuk tidur di sebelahnya.
Brruukkkk..
Kini aku benar-benar tertidur persis di sampingnya.
“Sudah ku katakan tadi, bahwa kau tidak takut jika aku tiba-tiba naik ke kasur mu bukan? Tapi mengapa kau tiba-tiba turun ke kasur ku hm?”
Aku diam seribu bahasa.
Suaranya berat dan serak khas orang bangun tidur.
“Maafkan aku oppa, aku hanya ingin memperbaiki selimut mu saja, maaf kalau aku membangunkan mu. Aku akan naik ke kasur ku.”
Ucapku sambil setengah bangkit.
Tetapi baru saja aku ingin bangun, tangannya menghentikan ku dan akhirnya aku jatuh kembali di kasurnya.
“Siapa yang memperbolehkan kau bangun?”
“Maafkan aku oppa.”
Dia memandangi ku.
Dia menyentuh wajah ku.
Dan dia menarik nafasnya yang panjang dan mulai membuka suara.
“Hyori, sebenarnya ada yang ingin aku sampaikan kepada mu. Tetapi berulang kali aku tidak bisa mengatakannya. Padahal bisa dibilang kesempatan ku begitu banyak.”
Aku melihat dia dengan tatapan bingung.
“Aku ingin jujur sebelum aku menyesalinya.” Ucapnya kembali.
Dengan jarak yang sedekat ini, aku bisa mendengar suara detakan jantungnya yang cepat dan nafasnya yang begitu berat.
“Maaf, setelah ini kau pasti akan merasa canggung pada ku, dan maaf aku mengatakan ini dengan egois tanpa mendengarkan pendapat mu terlebih dahulu.”
Dia mendekati wajah ku.
Spontan, aku langsung menjauh dan dia tersenyum.
“Aku hanya ingin bilang kepada mu....”
Dia mendekati telinga ku dan mulai berbisik.
“......bahwa aku mencintaimu.”
“Aku mencintai mu, Han Hyori...”
Jangan lupa tetap dukung vote untuk cerita aku ya!!
Supaya aku lebih semangat lagi untuk menulis 🥰❤️
Terimakasih.Dont Forget To Vote & Comment ❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
The New Idol - [END]
FanfictionBagaimana kisah seorang FANGIRL biasa yang menjadi seorang trainee dan debut di 1 Agensi tempat BIASnya juga debut??