Part (7) - Bimbang

1.7K 115 2
                                    

"Apakah kau bersedia untuk menjadi trainee disini?".

Deggg???!!!



Jantungku berdegup kencang dan mata ku melotot tak percaya ke arah CEO BigHit yang berada didepan ku ini. Mulutku seketika tidak bisa mengeluarkan 1 katapun dan membisu.

"Kau bersediakan Hyori-ssi?".
Ucapnya lagi dan lagi-lagi aku tak mengeluarkan 1 katapun dari mulut ku.

"Aku tau pasti kau sangat terkejut dan syok ketika mendengar apayang aku bicarakan kepada mu saat ini. Tetapi berpikirlah baik-baik mengenai hal ini. Kau memiliki suara yang bagus dan kau harus mempunyai tempat dimana kau harus kembangkan kemampuan mu Hyori-ssi. Aku tau, saat ini kau pasti bingung harus menjawab apa. Tetapi kau boleh berpikir sementara waktu dan mengambil keputusan yang sebaik-baiknya. Jika kau sudah memutuskan itu kau boleh memberitahu kami yang ada disini. Kapanpun kau mau memberitahunya kami disini akan menunggu. Kau mengerti?".

"Ahh Ne, sa..saya mengerti Sajang-nim..."

"Baiklah, mungkin itu saja yang akan saya bicarakan kepada mu. Besar harapan saya jika kau menerima tawaran kami. Tetapi kembali kepada dirimu sendiri apayang menjadi pilihan mu nanti, itu tetap menjadi pilihan mu. Kami tidak akan memaksa mu."

"Terimakasih Sajang-nim. Saya akan berpikir sebaik-baiknya. Terimakasih."

"Sama-sama Hyori-ssi. Ohiya, apakah kau sudah bertemu dengan Jikyung-ssi?".

"Iyaa, saya sudah bertemu dengan Jikyung Eonni"

"Nanti jika ada yang ingin kau tanya mengenai hal ini kau bisa bertanya kepadanya ya Hyori-ssi?".

"Baik Sajang-nim."

"Kalau begitu terimakasih sudah meluangkan waktu untuk datang ke gedung BigHit kali ini Hyori-ssi."

"Ahh saya yang harusnya berterimakasih telah diundang kesini."

"Tidak masalah, kalau begitu semoga kita dapat bertemu lagi yaa.."

"Iyaa Sajang-nim. Kalau begitu saya permisi. Selamat bekerja dan selamat beraktifitas. Selamat siang."
Ucapku bangkit dari kursi dan membungkuk 90° kearah CEO BigHit tersebut.

"Selamat siang." Ucap Bang Si Hyuk Pd-nim membalas ucapan ku.
.
.
.
.
.
.
.
Aku berjalan keluar ruangan CEO BigHit itu berada. Aku melangkahkan kaki ku, membuka dan menutup pintu dengan pelan sehingga tidak membuat suara yang keras.

Aku keluar dan berdiri diam didepan pintu itu. Aku memikirkan apa yang CEO itu berkata pada ku tadi.

"Apakah kau bersedia untuk menjadi trainee disini?".

Kata-kata tersebut terus menghantui pikiran ku saat ini. Seperti radio rusak yang terus berputar ditelinga ku. Aku bingung harus menjawab apa, pikiran ku saat ini kacau dan berantakan seperti kertas-kertas yang berterbangan akibat badai aingin yang menerpa.

Seperti saat ini, kata-kata CEO BigHit tersebut bagaikan badai angin yang sedang menerpa ku saat ini. Membuat aku terguncang dan membuat ku pusing.

Dan iya benar kata CEO BigHit tersebut, masalah ini harus benar-benar aku pikirkan. Dan harus benar-benar kuputuskan. Aku harus meminta izin serta masukan ke orang terdekat ku tentang masalah ini. Tidak mungkin hanya aku saja yang memutuskan hal ini. Karena ini menyangkut masa depan ku dan apa jadinya aku jika aku menolak atau menyetujui tawaran yang agensi ini berikan kepada ku.

"Hyori-ssi?."

Suara tersebut membuyarkan lamunan ku. Aku menoleh ke arah suara tersebut, dan seorang wanita sedang berjalan kearah ku dengan wajah khawatirnya.

The New Idol - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang