Hyori’s POV
Aku terbangun.
Mata ku begitu berat saat aku membukanya.
Aku lihat sekeliling ku.
Disini kosong, tidak ada siapapun.
Clinggg!!!
Handphone ku berbunyi tanda pesan masuk.
Langsung saja aku meraih handphone ku yang berada diatas meja kamar ku.
Pesan itu dari Jungkook.
Ya, aku lupa bahwa sebelum itu aku bersama dia.
Aku memakluminya, karna memang dia orang yang sangat sibuk.
Tanpa menunggu lama, aku langsung segera bangkit dari kasur ku.
Sial, kepala ku sakit sekali.
Rasanya barang-barang di kamar ku melayang di udara.
Ada apa dengan kepala ku? Mengapa begitu sakit seperti ini?
Dengan pelan, aku kembali menidurkan badan ku ke kasur ku.
Aku memegangi kepala ku sambil memijatnya pelan.
Tiba-tiba saja, aku teringat kejadian sebelum aku tertidur.
Aku menangis dan tertidur di pelukan Jungkook.
Aku teringat pertanyaan yang Jungkook tanyakan ke aku.
Jadi ini sebabnya kenapa mata ku bengkak dan kepala ku sakit.
Aku terdiam sambil menatap langit kamar ku.
Apakah ini akhir dari segalanya.
Apakah aku tidak bisa benar-benar melupakan hal yang membuat ku sakit bertahun-tahun.
Apakah aku tidak bisa bahagia?
Pagi telah tiba.
Saatnya aku kembali menjalani rutinitas ku seperti biasa.
Dan seperti dugaan ku, Jikyung eonni telah di dorm.
Dia memasak makanan kesukaan ku dan menyiapkan susu strawberry untukku.
“Selamat pagi, apakah tidur mu nyenyak Hyori?” Sapa Jikyung eonni.
“Eum, tidur ku sangat baik.” Jawab ku.
Jikyung eonni menatap ku lama dan mendatangi ku.
“Mata mu kelihatan merah dan bengkak, kau ada masalah? Kau menangis?”
Sial, apakah concealer yang aku gunakan kurang tebal? Batin ku.
“Ahh mata ku hanya kena debu eonni, tidak perlu khawatir. Aku sudah menggunakan obat tetes mata kok.” Jawab ku bohong.
Dia terdiam sambil mengelus wajah ku.
“Maaf kan aku, maafkan aku tidak bisa menemani mu. Aku malah pergi disaat kau butuh seseorang di samping mu. Kau pasti kesepian.”
“Eonni, jangan berbicara seperti itu. Aku tahu alasan kau pergi. Aku sama sekali tidak kesepian, jangan merasa bersalah seperti itu. Aku baik-baik saja.”
“Tetap saja, seharusnya aku menemani mu dan menjaga mu. Tetapi aku....”
“Eonni, keluarga mu lebih penting. Ayah mu pasti lebih membutuhkan mu. Ayah mu sedang berjuang dengan penyakitnya bukan? Ayah mu butuh kau disana, butuh putrinya yang menemaninya. Aku disini baik-baik saja. Jangan pikirkan aku.”
Jikyung eonni terdiam beberapa saat dan memeluk ku erat.
“Hyori, sifatmu seperti ini yang membuat ku sangat menyayangi mu. Hyori, dengarkan aku.
Jika kau sedang memiliki masalah, jangan pernah takut beritahu aku. Aku akan mendengarkan mu. Jangan pernah merasa kesepian, karna aku disini selalu ada untuk mu. Kau sangatlah berharga bagi ku. Kau tahu itukan.”
Aku sangat mengerti apa yang Jikyung eonni katakan.
Dia tidak mau aku melakukan hal yang buruk ketika aku memiliki masalah dan pergi begitu saja.
“Iya eonni, jangan khawatir. Aku tidak akan meninggalkan mu. Jadi ayo, jangan menangis. Kita akan bekerja. Kau sudah berpakaian rapi. Jangan rusak itu karna air mata mu. Ayo tersenyum.”
Dia tertawa dan tersenyum.
Rasanya situasi yang amat suram tadi, pergi begitu saja.
Ternyata benar, tersenyum bisa menghilangkan suatu masalah.
Tidak terasa, kami telah sampai di gedung Bighit dan mulai bekerja.
Waktu benar-benar jalan begitu cepat.
Matahari mulai berada di barat dan siap untuk tenggelam.
1 hari ini aku benar-benar menjalankan seluruh kegiatan ku tanpa ada masalah sedikit pun.
Rasanya semua berjalan begitu saja.
Aku merasa badan ku pegal-pegal.
Rasanya aku butuh suatu cairan yang membuat badan ku terisi.
Aku berjalan menuju kantin dan mengambil 1 botol coffee.
Setelah itu aku berjalan menuju balkon kantin dan duduk disalah satu kursi disana.
Huuuffttt....
Aku menghembuskan nafas pelan.
Disini rasanya nyaman.
Aku memejamkan mata ku sambil membiarkan angin menyentuh pipi ku.
“Hyori?”
Aku mendengar seseorang memanggil nama ku tepat dibelakang ku.
Aku membuka mata ku dan melihat siapa seseorang yang baru saja memanggil ku.
“Ahh benar, apakah aku boleh duduk disini?” Tanyanya.
Aku mengangguk pelan.
“Terima kasih.” Jawabnya.
“Pekerjaan mu telah selesai? Aku tadi melihat Jikyung noona sedang berbicara dengan pdnim. Aku bertanya padanya dimana kau berada. Katanya kau sedang mencari udara segar. Eh ternyata kita malah bertemu disini.” Ucapnya.
“Ah iya senior, pekerjaan ku telah selesai. Aku hanya ingin bersantai saja disini. Kebetulan udara di sini sangat sejuk, maka dari itu aku duduk disini.”
“Aku tidak mengganggu mu kan?”
“Tentu saja tidak. Tidak perlu khawatir.”
Kami sama-sama terdiam.
Rasanya sudah tidak ada lagi kata-kata yang ingin kami katakan satu sama lain.
Tiba-tiba saja, dia mengeluarkan susu strawberry yang ada di tas yang dia bawa.
“Setelah selesai minum coffee itu, jangan lupa minum susu strawberry ini. Aku takut perut mu akan sakit jika kau meminum coffee.”
Dia meletakkannya tepat disamping botol coffee ku.
“Kalau begitu, aku pergi dulu. Pekerjaan ku belum selesai, aku kesini hanya ingin menemui mu dan memberikan itu saja.
Semoga hari mu menyenangkan Hyori Han yori~~”
Setelah mengatakan itu dia bangkit dari kursinya dan tersenyum lebar kepada ku.
Aku terdiam dan melihat dia berjalan.
Jantung ku berdetak kencang.
Dia.... Memanggil ku dengan sebutan yang aku sama sekali tidak pernah mendengarnya lagi.
Dan ini pertama kalinya aku mendengar sebutan itu lagi.
Apakah . . . . . .
Dia
Mengingat ku?
Jimin?
Jangan lupa tetap dukung vote untuk cerita aku ya!!
Supaya aku lebih semangat lagi untuk menulis 🥰❤️
Terimakasih.Dont Forget To Vote & Comment ❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
The New Idol - [END]
FanfictionBagaimana kisah seorang FANGIRL biasa yang menjadi seorang trainee dan debut di 1 Agensi tempat BIASnya juga debut??