Part (20) - Pria itu...

724 56 5
                                    

Dorm BTS, 5:00 KST

Author's POV

Hari ini para member bangtan libur, mereka semua sedang beristirahat dan mengisi ulang energi mereka yang telah mereka habiskan untuk penampilan yang maksimal beberapa hari yang lalu.

Dimulai dari member tertua dan yang termuda semua tidur terlelap dengan nyamannya.

Tetapi ada 1 member yang terbangun dan bersiap-siap keluar untuk melepaskan penat sambil menghirup udara segar di pagi hari.

Ia berlari dan melihat sekelilingnya yang masih sepi dan sunyi.

"Wahh sudah lama aku tidak berlari seperti ini." ucap pria itu sambil berlari.

Ia berlari mengelilingi taman dan melihat burung-burung yang terbang kearah matahari yang mulai muncul dipermukaan bumi.

Setelah puas melihat pemandangan matahari itu, ia kembali berjalan untuk kembali ke dorm dimana ia tinggal, karena tidak baik baginya untuk berlama-lama diluar dengan keadaan sendirian.

"Hikss"

Ia mendengar suara tangisan.

Suara tangisan itu tidak jauh dari tempat ia berada.

Dia berjalan menuju kearah dimana suara tangisan itu berasal.

Selangkah demi langkah ia mendekati sang pemilik suara itu.

"Seorang wanita." gumamnya.

Dengan cepat ia segera menggunakan topi serta masker bewarna hitam yang telah ia siapkan di tas yang ia bawa untuk menutupi identitasnya.

"Hei! Kau tidak apa-apa? Kau baik-baik saja? Tolong jawab aku." Ucap pria itu dibelakang kursi taman dimana seorang wanita pemilik suara tangisan itu duduk.

Merasa tidak di dengarkan, pria itu menghampiri wanita itu dan berlutut didepannya untuk melihat apakah wanita itu baik-baik saja.

Kaget bukan main, pria itu mengenali mata serta wajah wanita itu.

"Hyo...hyorii?" ucapnya.



Hyori's POV

"Hyo..hyorii?"

Aku mendengar jelas suara lelaki memanggil nama ku.

Aku tidak sadar ada orang disini selagi aku menangis.

Aku mengenal suaranya.

Setelah melihat wajah ku, ia melepaskan masker dan topi yang ia gunakan.

Aku bisa melihat jelas wajahnya tepat didepan wajah ku.

Jarak ini sangat dekat sehingga membuat ku sesak.

Aku kembali menjatuhkan air mata ku.

Aku terdiam mematung.

Ia juga terdiam, terlihat jelas diwajahnya ia begitu memendam banyak pertanyaan akan kenapa aku menangis.

Aku tak bisa berkata-kata.
Yang aku bisa, hanya mengeluarkan begitu banyak air mata.

The New Idol - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang