Part (23) - Orang yang tidak aku duga

377 35 1
                                    

00.20

Sudah hampir setengah jam kembang api tak hentinya bergemuruh dilangit indah kota Seoul.
  
    
   
Semua orang bersuka cita menyambut tahun baru.
 
  
  
Para staff Bighit juga tak mau kalah untuk menyalakan kembang api untuk merayakan malam pergantian tahun baru ini.
  
   
   
"Aku akan nyalakan kembang apinya, jadi menjauhlah." Ucap salah satu staff pria yang bertugas untuk menyalakan kembang api.
 
   
"Wahh hyung, ayo nyalakan lebih banyak lagi." Ucap salah satu member Bangtan kepada staff pria tersebut.
   
    
"Tentu, aku akan nyalakan sampai kembang apinya habis. Jadi bersiaplah." Ucap staff itu kembali.
   
    
"Yaa Jeon Jungkook, mengapa kau mengatakan hal itu. Bukankah dulu kau sangat tidak suka dengan ledakan kembang api?" Kim Seokjin, hyung tertua di Bangtan berbicara dengan perkataan keanehan adiknya.
   
    
   
Salah satu member Bangtan yang berbicara itu adalah Jeon Jungkook.
  
  
    
"Ya, dulu aku sangat tidak menyukainya. Tetapi semenjak kita melakukan konser aku suka dengan kembang api. Aku juga suka melihat reaksi para ARMY ketika melihat pertunjukan kembang api di akhir konser kita hyung. Maka dari itu aku suka. Dan entah kenapa pada saat ini, tiba-tiba aku malah menjadi tambah suka." Jawab Jungkook.
  
  
    
   
Setelah mengatakan hal itu, dia kembali menggenggam erat tangan ku.
  
   
  

Sangat erat.
 
  

Seperti tidak akan melepaskan genggaman ini.

  


Dorr...dorrr...dorrr



Suara kembang api kembali bergemuruh dilangit.
  
   
  
Membuat suara yang menggema dan membuat banyak gumpalan asap di atas langit sana.
 
  
   
Malam ini adalah malam yang sangat indah.




  

  

01.30
 
  
Acara menyambut tahun baru telah selesai. Saatnya para staff dan artis kembali ke dorm mereka masing-masing.
 
  
   
Begitupun dengan Bangtan, mereka sangat lelah malam ini, jadi mereka diantar pulang oleh manager mereka untuk kembali ke dorm dan bergegas untuk beristirahat.
 
  
    
Begitupun dengan aku, setelah berpamitan ke para member Bangtan dan juga para staff, aku bergegas masuk kedalam mobil untuk segera pulang ke dorm dan beristirahat.
 
  
    
Tetapi baru saja aku masuk ke dalam mobil dan duduk, aku mendengar seseorang sedang mengetuk kaca mobil tepat di sampingku.
 
   
    
Aku menoleh ke asal suara itu dan betapa terkejutnya aku.
  
   
   
Aku melihat wajah seseorang yang sangat aku kenal dan dia memberi isyarat kepada ku untuk segera membuka kaca mobil yang aku tempati.
  
  
   
   
"Bisakah kau keluar? Ada yang ingin aku katakan pada mu. Setelah itu aku akan mengantar mu pulang. Aku juga sudah meminta izin ke Jikyung noona. Dan dia memperbolehkan ku."

  
   

  




Dan disini lah aku sekarang.
  
   
Di dalam mobil seseorang yang baru saja meminta ku untuk keluar dan berbicara dengannya.
   
   
    
"Se...senior, a..apa..apakah tidak apa-apa kalau begini?"
  
   
   
"Tidak apa-apa, kau tidak usah khawatir." Dia menjawab ku.
  
  
    
"A..aku takut terjadi sesuatu kepada senior jika ada aku disini." Ucapku kembali.
  
   
    
"Aku akan bertanggung jawab. Jika aku sudah berani membawa mu kesini, berarti aku sudah siap jika terjadi sesuatu nanti. Tenang saja, tidak ada hal yang buruk terjadi." Dia kembali menjawab ku sambil menatapku senyum.
  
    
    
Setelah mengatakan itu, dia langsung memasang safety beltnya dan melihat ku untuk memastikan apakah aku juga memasang safety belt ku.
  
  
   
"Mau aku pakaikan?" Ucapnya yang berhasil membuat aku tersadar dari lamunan ku.
  
   
    
"Ah tidak usah, saya bisa sendiri senior." Jawab ku dengan sedikit terkejut.
  
   
     
"Jangan memanggil ku dengan sebutan senior. Itu membuat ku sedikit tidak nyaman. Panggil sama dengan nama ku, itu akan membuat ku jauh lebih baik." Ucapnya kembali.
  
   
   
"Dengan nama? Apakah boleh?" Tanya ku.
  
   
   
"Tentu saja, tidak apa-apa. Kau boleh memanggil ku dengan sebutan senior ketika sedang di kantor atau acara besar saja. Selebihnya panggil aku senyaman mu. Aku tidak mempersalahkan itu."
   
   
    
"Baiklah, jika senior berkata seperti itu." Ucapku.
   
  
    
"Sebelum berangkat, aku ingin kau memanggilku dengan nama ku." Ucapnya.
  
  
   
"Ehh?"
  
   
   
"Ayo, aku menunggu Hyori'ssi." Dia melihat kearah ku sambil tersenyum.

The New Idol - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang