“Aku mencintai mu, Han Hyori...”
Apakah aku bermimpi?
Ah iya, pasti aku tertidur.
Baiklah, mimpinya sudah selesai Hyori. Saatnya bangun.
Tetapi, baru saja aku ingin memejamkan mata ku, lelaki yang sedari tadi disamping ku memegang pelan wajah ku.
“Kau pasti berpikir ini mimpi, tetapi ini sama sekali bukan mimpi. Ini nyata. Kau sedang tidak bermimpi Hyori.”
Lelaki ini nyata? Ini nyata?
Berarti apa yang tadi dia katakan pada ku nyata?
Aku sedang tidak berhalusinasikan?
Aku diam seribu bahasa sambil mencerna apa yang baru saja aku alami.
“Kau... Tidak menyukai ku ya?”
Kini lelaki itu berbicara kepada ku dengan wajah yang murung.
Aku melotot kaget dan menjawab ucapannya.
“Bu..bukan begitu oppa, maksud ku.... apakah ini nyata? Kau tidak sedang mabuk atau semacamnya bukan?” Tanya ku.
“Apakah aku harus mengulangi lagi apayang aku ucapkan tadi pada mu hm?”
Aku mengangguk pelan dan memastikan ini bukan mimpi.
Dia mendekati wajah ku dan berbicara dengan jelas tetapi secara lembut.
“Aku mencintai mu, aku menyukai mu, nona Han Hyori...”
Pipi ku memerah, rasanya badan ku benar-benar memanas.
Jantung ku berdetak dengan cepat.
“Aku butuh jawaban mu, jadi ayo jawab aku.”
Ucapnya yang berhasil membuat aku menatapnya dengan keget.
“Aku akan hormati apapun jawaban mu, tidak usah takut. Aku hanya ingin tahu bagaimana perasaan mu kepada ku.” Ucapnya kembali.
“Aku akan menjawabnya sekarang.”
Dengan segala pertimbangan aku akan menjawab pengakuannya kepada ku.
Aku tidak ingin dia menunggu lama.
“Sebelumnya terima kasih karna oppa sudah berani untuk jujur dengan perasaan oppa pada ku, dan terima kasih telah menyukai ku.”
Mendengar apa yang baru saja aku katakan dia tersenyum lebar sambil mengelus kepala ku.
“Sebenarnya, aku juga ingin berkata jujur. Karna selama ini, aku menutupinya dari mu dan juga orang-orang di kantor.”
Bisa kulihat wajahnya penuh dengan tanda tanya yang seakan-akan bertanya apa yang selama ini aku sembunyikan.
“Oppa, aku menyukai mu dari sebelum kau menyukai ku.”
Dia kaget dan kebingungan dengan apa yang aku ucapkan.
“Apa itu maksudnya? Ayo katakan pada ku. Aku akan mendengarkan mu.” Ucapnya.
“Aku ini adalah ARMY, penggemar mu. Aku sudah menyukai mu sudah beberapa tahun yang lalu. Dan juga saat menjadi idol, aku tidak tahu bahwa aku akan bekerja dengan mu di satu perusahaan yang sama.”
“Kau penggemar ku? Kau menyukai ku? Kau ARMY?” Ucapnya dengan bingung.
“Iya, semua yang kau katakan benar. Maaf aku telah menyembunyikan semuanya dari mu.”
“Mengapa kau meminta maaf pada ku? Seharusnya aku berterima kasih kepada mu karna telah mendukung ku selama bertahun-tahun dan menyukai ku. Terima kasih.”
Sungguh, ucapannya benar-benar sangat tulus dan senyumannya juga sangat manis, sepertinya aku akan benar-benar jatuh cinta lebih dalam kepadanya.
“Jadi.... Apa jawaban mu? Aku menunggu.” Ucapnya kembali.
“Hmm.... Seperti yang aku bilang sebelumnya. Aku menyukai mu, dan aku....”
“Hm?” Sahutnya.
“Dan aku juga mencintaimu.” Lanjut ku.
Setelah mendengar apa jawaban ku, dia memelukku erat dan mengelus kembali kepala ku.
“Terima kasih, terima kasih telah sudah membalas perasaan ku. Maaf kan aku kalau aku sudah membuat mu menunggu lama.”
“Tidak apa-apa oppa, bukankah itu sudah menjadi tugas ku sebagai fangirl mu?”
“Iya benar kau dahulu fangirl ku, tetapi sekarang kau sudah jadi orang yang aku sayang, aku akan menyebut mu pacar ku. Tidak masalah bukan?”
“Astagaa aku benar-benar belum terbiasa untuk ini, aku benar-benar malu.”
Kami sama-sama tertawa dan bercanda sambil merayakan pengakuan perasaan kami masing-masing.
Rasanya malam ini begitu panjang, sehingga kami sama-sama berharap agar pagi tidak cepat datang.
Dan tiba-tiba Jungkook, lelaki yang baru saja mengaku bahwa dia mencintai ku, menatap ku dalam dan mengelus pipi ku.
“Apakah aku tidak apa-apa untuk merasakan hal seperti ini?”
“Merasakan apa?” Tanya ku.
“Sepertinya aku akan menjadi lebih jatuh cinta kepada mu Hyori.”
Aku sedikit terkekeh dengan ucapannya.
Semakin lama, dia mulai mengelus pelan bibir ku dan menatap ku.
“Apakah aku boleh menyentuhnya?” Tanyanya.
“Kau bahkan sudah menyentuhnya lebih dulu dengan tangan mu oppa.”
Dia tersenyum dan tertawa kecil.
“Maksud ku, aku menyentuhnya dengan bibir ku.”
Aku melotot kaget dan memukul pelan dadanya.
“Yaaa! Oppa kau bicara apa sih.”
“Aku ingin menyentuhnya, apakah boleh? Kalau kau melarangnya, aku tidak akan melakukannya.”
Sebagai jawaban, aku mulai menyentuh pelan bibirnya, dan mengangguk pelan.
Dia tersenyum kecil dan mulai mendekati wajah ku.
“Aku mencintai mu.”
Ucapnya disela-sela dia ‘menyentuh’ bibir ku dengan bibirnya.
Dia mengecup bibir ku pelan dan melihat wajah ku yang memerah.
“Setelah ini aku akan melakukannya lebih lama, jadi bersiaplah untuk itu.”
Setelah dia mengatakan hal itu, dia kembali mencium bibir ku dan mulai membuat permainan disana.
Dia tertawa kecil saat mulai menggigiti bibir bawah ku.
Mendengar itu, aku memukul pelan dadanya dan dia kembali mencium ku dan memeluk ku erat.
Saat ini kami hanya berharap, semoga saja saat kami terbangun nanti, ini bukan hanya sekedar mimpi atau halusinasi semata.
Karna, kami cukup bahagia dengan perasaan kami masing-masing, dan semoga saja selamanya akan tetap seperti ini.
Jangan lupa tetap dukung vote untuk cerita aku ya!!
Supaya aku lebih semangat lagi untuk menulis 🥰❤️
Terimakasih.Dont Forget To Vote & Comment ❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
The New Idol - [END]
أدب الهواةBagaimana kisah seorang FANGIRL biasa yang menjadi seorang trainee dan debut di 1 Agensi tempat BIASnya juga debut??