Malam ini Jimin mengajak ku untuk bertemu karna dia ingin mengatakan sesuatu.
Sebenarnya apa yang dia ingin katakan?
Aku berjalan menuju sungai Han dimana aku dan Jimin akan bertemu. Dan benar saja, aku telah menemukan dia.
Dia berdiri tepat di pinggir sungai Han sambil berjalan mondar mandir.
Karna telah melihat ku datang, dia berlari menuju kearah ku.
“Akhirnya kau tiba, aku takut kau kenapa-kenapa di jalan. Maaf aku memanggil mu larut malam seperti ini padahal kau ingin beristirahat.”
Dia khawatir? Batin ku.
“Tidak apa-apa Jimin, lagi pula aku juga bosan di dorm. Jadi berjalan keluar seperti ini juga tidak masalah.” Ucap ku.
“Baiklah, kalau gitu kita duduk disana.”
Dia menunjuk salah satu bangku yang terdapat disana dan sudah ada beberapa makanan di mejanya.
“Wahh, kau menyiapkan itu?”
“Hahaha, iya. Aku takut kau kelaparan karna bertemu dengan ku malam ini. Jadi aku menyiapkan beberapa makanan untuk mu.”
“Ahh aku merepotkan mu lagi, tapi terima kasih.”
“Tidak masalah... ohiya, dijalan tadi tidak apa hal yang mencurigakan bukan? Atau kau merasa ada yang mengikuti mu? Aku takut jika pulang nanti kau akan di ikuti kembali.”
Tanyanya.
Dia benar-benar pria yang perhatian. Bahkan hal seperti itu saja benar-benar dia pikirkan.
“Tidak ada kok, tenang saja. Aku ini sangat pandai menjaga diri. Aku juga membawa beberapa peralatan untuk melindungi diriku. Seperti ini contohnya.”
Ucapku sambil menunjukkan semprotan cabai yang selalu aku bawa setiap malam.
Dia tertawa.
“Hahaha, apakah kau yakin itu benar-benar berfungsi?”
“Ya tentu saja, walaupun aku belum menggunakannya sama sekali. Tapi aku yakin ini sangat berfungsi.”
“Kau ini sangat unik hahaha.”
Akhirnya kami berdua telah duduk di kursi itu sambil menatap langit malam.
“Disini sangat nyaman ya.” Tanya.
“Ya, benar.” Jawab ku.
“Aku sering kesini untuk melepaskan penat ku.” Jawabnya kembali.
Aku terkejut.
Dia memiliki kebiasaan yang sama seperti ku.
“Dan, ada seseorang juga yang menyukai tempat ini. Jika kesini aku selalu mengingatnya, dan berharap akan bertemu dengannya. Tapi itu hanya harapan ku semata. Dia tidak pernah datang.” Ucapnya kembali.
Aku kembali terdiam.
Setelah beberapa menit berlalu, Jimin kembali berbicara kepada ku.
“Hyori...” Panggilnya pelan.
“Iya?”
“Mungkin ini saatnya aku mengatakannya pada mu.”
Aku terdiam sambil menatapnya.
“Sebelumnya aku ingin menanyakan sesuatu pada mu.”
Dia mulai menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan.
“Bagaimana perasaan mu jika seseorang yang kau sayang melupakan mu?” Tanyanya.
Deg!!!
Aku merasa seluruh darah di tubuh ku mengalir deras disertai detakan jantung yang amat begitu kencang setelah mendengar perkataannya.
Aku terdiam.
Aku tidak menjawab pertanyaannya.
“Tidak apa-apa, tidak perlu dijawab. Aku tahu bagaimana rasanya itu. Tetapi, inilah yang aku rasakan selama bertahun-tahun.”
Aku menatapnya terkejut.
Apa maksud yang dia katakan barusan?
Dia mulai menarik nafas panjang dan menatap ku dalam.
“Hyori, apakah kau berpikir aku telah melupakan mu?”
Aku melotot terkejut.
Aku masih memikirkan apa yang baru saja dia katakan.
“Seperti dugaan ku, kau pasti sangat terkejut. Tapi percayalah, aku tidak pernah melupakan mu. Aku selalu mengingat mu.”
Dia memegang tangan ku dan mendekati ku.
“Hyori, aku tahu kau pasti tidak percaya ini. Tapi ini aku, ini aku Jimin. Park Jimin, teman kecil mu. Yang sering kali kau panggil dengan sebutan Jimjim.”
Aku masih syok dan menatap dia tak percaya.
“Kau mengingat ku kan? Yori, aku memangil mu seperti itu. Hyori Han yori.”
Air mata ku jatuh.
Aku menangis sejadi-jadinya.
Jimin memeluk ku.
“Akhirnya aku menemukan mu.” Ucap ku.
Kami sama-sama menangis dan memeluk satu sama lain.
Ya, ini pelukan yang telah hilang bertahun-tahun.
Dan sebutan nama yang mungkin tidak pernah kami dengar, akhirnya malam ini kami mendengarnya kembali.
Rasanya campur aduk, malam ini benar-benar malam yang penuh kejutan buat ku.
Aku menemukan ‘Dia’.
‘Dia’ mengingat ku.
‘Dia’ benar-benar mengingat ku.
Setelah puas menumpahkan segala apa yang kami rasakan. Kami kembali berbicara dan menanyakan satu sama lain.
“Apakah kau tahu? Aku telah menunggu mu untuk waktu yang lama.” Ucap ku.
“Maafkan aku.” Jawabnya.
“Tidak perlu minta maaf, aku tahu usaha mu untuk kembali mengingat ku.”
“Aku bahagia, aku bahagia telah menemukan mu Yori.”
“Aku lebih bahagia karna telah mendengar sebutan itu kembali Jimjim.”
“Hahahahaha..” Tawa kami bersamaan.
“Tapi, apakah kepala mu baik-baik saja?” Tanya ku.
“Tidak perlu takut, sekarang sudah baik-baik saja.”
“Bukankah beberapa waktu yang lalu kau bilang semakin memburuk?.”
“Kau tahu aku bukan? Aku ini sangat kuat, buktinya aku mengingat mu.”
Aku tersenyum melihatnya.
Aku senang dia baik-baik saja.
“Tidak perlu khawatir, aku akan menjaga diri ku baik-baik. Aku juga akan menjaga mu. Dan aku akan kembali pada mu seperti sekarang ini. Aku berhasil menepati janji ku pada mu bukan?”
“Iya, kau menepati janji mu. Aku senang kau kembali lagi.”
“Terima kasih telah menunggu ku Yori.”
“Terima kasih telah mengingat ku Jimin.”
Ya, seperti itulah yang terjadi malam ini.
Akhirnya aku menemukan ‘Dia’.
Park Jimin.
Teman kecil ku yang beberapa tahun lalu menghilang dan melupakan ku akibat kejadian yang menimpa kami beberapa tahun lalu.
Kami sama-sama menjalani trauma yang sangat berat akibat kejadian itu dan pada akhirnya kami sama-sama tidak bisa bertemu untuk waktu yang lama.
Tidak ku sangka, malam ini akhirnya kami bertemu. Dan dia mengingat ku.
Aku bahagia.
Akhirnya aku menemukan potongan berharga yang hilang di dalam hidup ku.
Park Jimin.
Jangan lupa tetap dukung vote untuk cerita aku ya!!
Supaya aku lebih semangat lagi untuk menulis 🥰❤️
Terima kasih.Dont Forget To Vote & Comment ❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
The New Idol - [END]
ФанфикBagaimana kisah seorang FANGIRL biasa yang menjadi seorang trainee dan debut di 1 Agensi tempat BIASnya juga debut??