Hari ini aku dan Jimin akan bertemu.
Tujuan ku hari ini adalah untuk makan bersama dengannya dan juga ingin berbicara sesuatu yang penting.
Semalam aku telah menjelaskan semuanya pada Jungkook hubungan aku dan Jimin. Dan juga Jungkook mengatakan bahwa Jimin menyukai ku. Jimin sering kali kedapatan memperhatikan ku dan bahkan berbicara sendiri tentang aku.
Bahkan staff BigHit juga mengatakan bahwa Jimin menaruh perasaan kepada ku. Karena perlakuan Jimin kepada ku sering kali diperhatikan oleh staff.
Sebelum itu, aku telah berbicara dengan Jungkook mengenai hal ini.
Aku bingung harus berbuat apa.
Aku tidak sepeka itu bahwa sahabat ku menyukai ku.
Aku tidak tahu dia menyukai ku akhir-akhir ini atau sudah dia pendam sewaktu kami bersama saat kecil.
Jungkook mengatakan bahwa aku harus menjelaskan semuanya kepada Jimin dan harus berhati-hati dengan perkataan ku nanti.
Jungkook juga mengatakan bahwa dia juga akan ikut menjelaskannya. Tetapi aku menolaknya, aku harus menjelaskannya sendiri. Jika keadaannya sudah baik, aku akan membawa Jungkook bersama.
Pintu cafe terbuka, dapat kulihat Jimin sudah tiba.
Aku melambaikan tangan kepadanya dan dia langsung berjalan menuju meja tempat dimana kami akan makan bersama.
“Apakah kau menunggu lama, maaf...” Ucapnya.
“Tidak apa-apa, tidak masalah. Yang terpenting kau sampai disini dengan selamat.” Ucapku.
Tanpa menunggu lama, kami langsung memesan makanan yang ingin kami makan.
Setelah itu kami berbicara bersama, bahkan bercerita masa dulu kami bermain.
Senang rasanya mengingat masa-masa dulu. Dimana kami bisa bermain bebas, tertawa, dan bermain segala macam permainan dengan senang layaknya anak kecil.
Setelah sudah merasa cukup untuk makan. Kini kami pergi ke suatu tempat.
Sungai Han.
Disinilah kami akhirnya.
“Wahh cuaca hari ini cerah ya.” Kini Jimin duduk di rumput yang kering.
“Hm iya. Sepertinya musim panas akan segera dimulai.” Ucapku yang ikut duduk disampingnya.
“Ohiya, kau ingin berbicara apa pada ku?” Ucapnya antusias.
Aku menoleh kearahnya dan tersenyum tipis.
“Katakan saja. Aku tidak apa-apa.” Jimin sadar karena melihat ku yang merasa tidak nyaman.
Aku menarik nafas panjang dan akhirnya mulai berbicara perlahan.
“Jimin, apakah kau menaruh perasaan kepada ku?” Kini akhirnya kata-kata itu keluar juga dari mulut ku.
Jimin tersenyum lebar. “Haa.. akhirnya Jungkook mengatakannya pada mu. Sudah aku pastikan pasti dia akan mengatakannya pada mu, karna kau kekasihnya.”
Aku terkejut.
Dia... Tahu?
Belum sempat aku merespon, dia langsung melanjutkan ucapannya.
“Hyori, aku menyukai mu sedari kita kecil. Saat kita SMP aku sudah menyukai mu, bahkan sampai sekarang aku masih menyukai mu. Tetapi, aku tidak bisa mengatakannya pada mu. Karna aku merasa saat kecil, perasaan ini aku kira hanya sebatas suka antara teman. Ternyata semakin lama, aku menyadari bahwa perasaan suka ini berbeda. Aku tidak bisa mengatakannya pada mu karna aku tidak mau menghancurkan persahabatan kita. Dan sekarang ya benar, aku menyukai mu. Aku juga tidak bisa mengatakannya pada mu karna kau sudah menjadi milik seseorang. Yaitu teman ku sendiri. Dan aku lihat kau bahagia dengannya. Bagaimana bisa aku mengatakan hal itu. Dan ternyata kau mengatakan lebih dulu kepada ku. Tidak apa-apa Hyori, jangan merasa bersalah. Aku tidak apa-apa. Asalkan kau bahagia, aku juga bahagia. Jangan merasa bahwa aku marah pada mu. Tidak, aku tidak marah. Aku malah senang akhirnya kau menemukan sosok yang kau suka.”
Aku menangis mendengar ucapannya. Dia lelaki yang amat baik. Aku merasa telah menyakitinya.
Air mata ku tidak hentinya jatuh.
“Tolong jangan menangis, akan menyakitkan bagi ku melihat kau menangis seperti ini. Sudahlah.”
Dia memeluk ku dan menenangkan ku.
“Jimin, maaf...”
“Tidak perlu meminta maaf. Kau tidak salah apa-apa.”
“Jimin, kau berhak bahagia. Kau berhak mendapatkan wanita yang baik.” Ucapku.
“Pasti Hyori, setelah itu aku akan memperkenalkan dia pada mu. Kau siapkan ku perkenalkan.”
“Tentu saja! Aku akan pastikan dia benar-benar baik kepada mu. Apalagi akan hidup bersama sahabat ku.”
“Hahaha baiklah.”
Berakhirlah sudah pembicaraan kami hari ini.
Ya, dia benar-benar lelaki yang dewasa dan perhatian.
Dia bahkan mengatakan bahwa, perasaan dia pada ku ini mungkin akan berlangsung lama. Tetapi akan hilang jika dia menemukan sosok wanita baru. Maka dia meminta tolong agar perasaan dia pada ku ini tetap seperti ini. Dan aku mengiyakan ucapannya itu.
Karna bagaimana pun perasaan orang, kita tidak bisa memaksanya untuk cepat berubah dan hilang begitu saja. Perlu waktu untuk menyusun perasaan itu kembali.
Aku senang akhirnya permasalahan dikehidupan ku sedikit demi sedikit mulai selesai.
Aku harap kedepannya kebahagiaan akan mulai muncul dikehidupan ku esok, lusa dan seterusnya.
Jangan lupa tetap dukung vote untuk cerita aku ya!!
Supaya aku lebih semangat lagi untuk menulis 🥰❤️
Terima kasih.Dont Forget To Vote & Comment ❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
The New Idol - [END]
FanfictionBagaimana kisah seorang FANGIRL biasa yang menjadi seorang trainee dan debut di 1 Agensi tempat BIASnya juga debut??