˚˖𓍢ִ໋🦢˚
[Name] membuka mata.
Semuanya tampak buram dan lama-kelamaan terlihat jelas. Dia dan ketiga temannya berbaring dalam sel rumah sakit yang minim cahaya.
Harry berbaring di atas kasur sebelah kanannya dan Hermione berada di samping kanan Harry. Di ujung sal, [Name] bisa melihat Madam Pomfrey dengan pakaian Healernya sedang memunggungi mereka, dan membungkuk di atas tepat tidur. Rambut merah Ron yang berantakan mencuat-cuat dari bawah lengan Madam Pomfrey yang memeriksanya.
Harry dan Hermione secara bersamaan menanyakan keadaan Ron ketika Madam Pomfrey datang membawa bongkahan besar coklat. Mereka berdua berteriak sampai suaranya menggema di koridor luar.
[Name] menegakkan badan. Mengusap telinganya, merapikan rambut dan melihat sekitar. Melihat Harry dan Hermione yang kelihatannya sedang berdebat tentang Sirius yang tidak bersalah. Terlalu lelah untuk ikut berteriak atau berdebat bersama kedua temannya.
Setelah Dumbledore meminta Cornelius Fudge, Profesor Snape dan Madam Pomfrey keluar meninggalkan mereka di Hospital Wing, [Name] turun dari kasurnya dengan sedikit pincang.
Dumbledore mengangkat tangan untuk membendung bombardiran penjelasan sekaligus dari Hermione dan Harry. Kini [Name] merasa sangat tidak terlihat. Sedaritadi ia hanya diam menanti waktu yang tepat untuk gilirannya berbicara.
"Sekarang giliran kalianlah untuk mendengarkan, dan kumohon kalian tidak menyelaku, karena waktunya sempit sekali," kata Dumbledore serius. "Tak ada setitik pun bukti untuk mendukung cerita Black, kecuali kata-kata kalian--dan perkataan dua penyihir berusia tiga belas tahun tidak akan meyakinkan siapa pun. Saksi mata satu jalan penuh bersumpah mereka melihat Sirius membunuh Pettigrew. Aku sendiri dulu memberi kesaksian kepada Kementrian bahwa Sirius-lah Penjaga-Rahasia keluarga Potter."
"Memori pada Pensieve bisa menjadi bukti cukup." [Name] akhirnya mengeluarkan suara dan itu sukses mendapat atensi penuh dari ketiga orang di ruangan yang sama dengannya.
Dumbledore tersenyum menanggapinya ucapan gadis bersurai hitam legam itu. "Ah .. Miss Venrost, ide cemerlang yang tak terduga. Benar, Pensieve akan menjadi bukti. Namun, tidak cukup kuat untuk membuat Kementrian percaya. Pensieve bisa di manipulasi dan diubah, mungkin kau harus tahu itu, Miss Venrost," balas pria tua itu. Matanya berkilau dengan kacamata setengah bulan yang selalu bertengger di hidungnya.
"Profesor Lupin bisa memberitahu Anda ...," kata Harry, tak bisa menahan diri.
"Profesor Lupin saat ini berada jauh di tengah hutan, tak bisa memberitahukan apa pun kepada siapa pun. Pada saat dia berubah menjadi manusia lagi, sudah terlambat, nasib Sirius sudah lebih parah daripada mati. Bisa kutambahkan bahwa manusia serigala sangat tidak dipercaya oleh sebagian besar kaum kita sehingga kesaksian Lupin akan berarti sedikit sekali—dan fakta bahwa dia dan Sirius sahabat lama ..."
"Tapi ..."
"Dengarkan aku Harry. Sudah sangat terlambat, kau mengerti? Kau harus menyadari bahwa versi Profesor Snape tentang kejadian-kejadian ini jauh lebih meyakinkan daripada versi kalian."
"Dia membenci Sirius," kata Hermione putus asa. "Hanya karena lelucon konyol yang dilakukan Sirius terhadapnya..."
"Snape—maksudku Profesor Snape— memang punya perasaan yang sensitif," [Name] menambahkan. Cepat-cepat meralat kata-katanya sebelum diperingati Dumbledore. Padahal hampir semua anak menyebut Snape tanpa embel-embel Profesor. Alasannya pria berambut minyak itu menjengkelkan dengan wajah minim ekspresinya.
"Sirius tidak bersikap seperti orang yang tak bersalah. Penyerangan terhadap si Nyonya Gemuk— memasuki Menara Gryffindor dengan membawa pisau—tanpa Pettigrew, hidup atau mati, kita tak punya kesempatan untuk membalikkan vinu terhadap Sirius."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐀𝐃𝐌𝐈𝐑𝐄𝐑 ; 𝘋. 𝘔𝘢𝘭𝘧𝘰𝘺 𝘹 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳
Fanfiction╭┈─────── ೄྀ࿐ ˊˎ- ╰┈➤ ❝𝐃𝐞𝐚𝐫 𝐌𝐲 𝐆𝐫𝐞𝐞𝐧, 𝐃𝐫𝐚𝐜𝐨 𝐌𝐚𝐥𝐟𝐨𝐲, ㅤㅤㅤ𝘪𝘧 𝘰𝘯𝘭𝘺 𝘺𝘰𝘶 𝘬𝘯𝘰𝘸, 𝘪𝘵'𝘴 𝘺𝘰𝘶 𝘐 𝘤𝘢𝘯'𝘵 𝘴𝘵𝘰𝘱 𝘭𝘰𝘷𝘪𝘯𝘨 ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ 𝘞𝘪𝘵𝘩 𝘭𝘰𝘷𝘦...