˚˖𓍢ִ໋🦢˚
Setelah pembicaraan malam itu, [Name] merasakan ada sesuatu yang tak lagi sama. Bukan hanya pada dirinya, tetapi juga pada cara Draco berperilaku di sekitarnya. Setiap kali dia melangkah ke aula, berjalan di koridor, atau duduk di tepi danau, dia merasa ada tatapan yang mengikuti setiap gerakannya, seperti bayangan yang selalu hadir tanpa diundang. Bahkan saat dia tengah bercanda santai dengan Padma di taman, ada perasaan gelisah yang terus menghantui, seakan-akan ada sepasang mata yang mengawasi dari kejauhan. Dia tidak perlu menoleh untuk tahu siapa yang memperhatikannya, karena dia sudah mulai terbiasa dengan kehadiran itu.
"Kau kenapa, [Name]?" tanya Padma suatu hari, saat melihat [Name] sesekali melirik ke arah pintu masuk ruang rekreasi. "Kau kelihatan seperti sedang mencari seseorang."
[Name] menggeleng, berusaha tersenyum agar tidak terlihat canggung. "Tidak apa-apa, mungkin aku cuma kurang tidur," jawabnya singkat, sambil mencoba mengalihkan perhatian dengan membicarakan hal lain. Tapi Padma hanya mengangkat alis, setengah percaya.
Namun, kenyataannya, [Name] merasa waspada sepanjang waktu. Setiap sudut Hogwarts, setiap lorong sempit, seolah-olah dipenuhi dengan kehadiran Draco. Dia tidak tahu bagaimana caranya, tapi Draco selalu ada. Jika [Name] berjalan ke perpustakaan, Draco akan muncul di salah satu lorong rak buku, berpura-pura membaca sambil sesekali melirik ke arahnya. Jika dia pergi ke aula besar, dia bisa merasakan tatapan dari meja Slytherin, menembus keramaian murid yang sedang makan malam. Bahkan ketika dia hanya duduk di bawah pohon di tepi danau untuk menikmati sore yang tenang, Draco pasti muncul, berdiri di kejauhan dengan ekspresi angkuhnya, seolah hanya kebetulan berada di sana.
"Kau pikir aku tidak tahu kau sedang memperhatikanku?" bisik [Name] dalam hati, setiap kali mereka bertatapan dari kejauhan. Tapi yang lebih membuatnya frustrasi adalah dia tidak bisa menyingkirkan perasaan itu. Bahwa Draco, dengan segala keisengan dan sifat arogannya, sekarang menjadi sosok yang terus membayanginya. Dia merasa terkepung, dan itu membuatnya ingin marah. Namun, dia tahu lebih baik untuk tidak mencari konfrontasi langsung. Setiap kali mereka berhadapan, Draco selalu menemukan cara untuk memancingnya, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang semakin mengarah pada kebenaran yang [Name] sembunyikan.
Draco seakan tahu betul bagaimana memancing reaksinya, dan dia tidak pernah melewatkan kesempatan itu. Setiap kali [Name] menunjukkan sedikitpun tanda-tanda ingin melarikan diri dari percakapan, Draco akan tersenyum miring, memiringkan kepalanya dengan cara yang membuat [Name] merasa seperti dia sudah tahu semua rahasianya, hanya menunggu saat yang tepat untuk membeberkannya.
"Kenapa kau selalu lari dariku, Venrost?" tanya Draco suatu hari ketika mereka tanpa sengaja berpapasan di tangga yang menuju ke menara Ravenclaw. "Aku tidak menggigit, kau tahu."
[Name] hanya mendelik dan berusaha melewatinya, tapi Draco dengan sigap memblokir jalannya, berdiri di depan tangga dengan tangan menyilang di dada. "Apa kau takut aku akan mengajukan pertanyaan yang tidak bisa kau jawab?" Dia menyeringai, dan di mata abu-abunya ada kilatan rasa penasaran yang hampir terlihat mengancam.
"Aku tidak takut padamu," jawab [Name], meskipun dia tahu suaranya terdengar lebih tegang dari yang dia harapkan. "Aku hanya tidak ingin buang waktu berurusan denganmu."
Draco terkekeh pelan, seakan menikmati setiap detik ketidaknyamanan [Name]. "Lalu kenapa kau selalu menghindar, hm? Kau tahu, semakin kau menghindar, semakin penasaran aku dibuatnya. Kini kau tampak seperti kelinci yang gemetaran." Dia menyeringai.
Itu benar-benar membuat [Name] merasa terpojok. Dia tahu bahwa Draco tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan jawaban, tapi dia tidak bisa membiarkan rahasia itu terbongkar. Ada terlalu banyak yang dipertaruhkan, terlalu banyak yang bisa berubah jika Draco tahu kebenaran. Jadi, [Name] hanya bisa tetap waspada, selalu mencari cara untuk menghindarinya tanpa menimbulkan kecurigaan. Tapi itu menjadi lebih sulit dari hari ke hari, karena Draco semakin gigih, seolah-olah dia tidak lagi peduli seberapa jelas usahanya untuk terus berada di sekitar [Name].
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐀𝐃𝐌𝐈𝐑𝐄𝐑 ; 𝘋. 𝘔𝘢𝘭𝘧𝘰𝘺 𝘹 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳
Fanfic╭┈─────── ೄྀ࿐ ˊˎ- ╰┈➤ ❝𝐃𝐞𝐚𝐫 𝐌𝐲 𝐆𝐫𝐞𝐞𝐧, 𝐃𝐫𝐚𝐜𝐨 𝐌𝐚𝐥𝐟𝐨𝐲, ㅤㅤㅤ𝘪𝘧 𝘰𝘯𝘭𝘺 𝘺𝘰𝘶 𝘬𝘯𝘰𝘸, 𝘪𝘵'𝘴 𝘺𝘰𝘶 𝘐 𝘤𝘢𝘯'𝘵 𝘴𝘵𝘰𝘱 𝘭𝘰𝘷𝘪𝘯𝘨 ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ 𝘞𝘪𝘵𝘩 𝘭𝘰𝘷𝘦...