𝐎𝟑𝟐 . 𝐒𝐍𝐀𝐏𝐃𝐑𝐀𝐆𝐎𝐍

372 60 5
                                    

˚˖𓍢ִ໋🦢˚

Pagi itu, suasana di meja Ravenclaw begitu hidup dan penuh energi. Cahaya lembut matahari pagi menyinari aula, menciptakan bayangan yang menari-nari di atas ubin batu dingin. Aroma roti panggang dan telur orak-arik memenuhi udara, bergabung dalam simfoni rasa yang memanjakan indera. [Name] duduk di tengah keramaian, menikmati sarapan sambil mengamati teman-temannya dengan senyum kecil. Melupakan hal-hal yang selalu membuatnya cemas dan tidak tenang. Bagaimanapun dia butuh setidaknya satu waktu dimana dirinya tak memikirkan banyak hal memusingkan.

Di sebelah kirinya, Padma terlihat asyik dengan bubur gandumnya, mengaduk perlahan dengan sendok perak yang berkilauan. Terkadang, ia melirik ke sekelilingnya, menangkap percikan obrolan yang menggema di sekitar meja. "Hmmm," gumamnya, menyendokkan bubur ke mulutnya dengan kesenangan. Padma adalah gambaran seseorang yang menari-nari saat lidahnya menyentuh kenikmatan dari makanan lezat.

Lisa, yang duduk berhadapan dengan Padma, terlihat jauh lebih bersemangat. Dia sedang menyusun rencana untuk hari itu di atas selembar perkamen, matanya tajam meneliti setiap kata yang tertoreh di sana. "Kalau kita bisa menyelesaikan tugas transfigurasi lebih awal, kita bisa fokus untuk persiapan pertarungan di Hogsmeade," katanya dengan tegas, suaranya mengandung determinasi. Gelagatnya seolah berkata, tidak ada ruang untuk kelalaian.

Sementara itu, Terry, yang duduk di samping Lisa, sepertinya sedang terperangkap dalam dunia keluh kesahnya. "Kau tahu," ia mulai, suaranya sedikit mendengung, "aku merasa McGonagall sudah menaruh kutukan pada kita dengan semua pelajaran ini. Setiap kali dia memberi kita tugas, rasanya seperti kita terkurung dalam penjara sihir." Dia melipat tangan di dada, memandang makanan di hadapannya seakan itu adalah sumber penyebab kesengsaraanya.

"Bisa tidak kau berhenti mengeluh sekali?" Lisa mencela dengan nada setengah jengkel, menggigit potongan roti yang disiapkan di hadapannya. "Setiap hari ada sesuatu yang kau keluhkan, Terry. Kau harusnya bersyukur kita tidak disuruh meramu ramuan setan atau menyihir ular menjadi bantal."

Di ujung meja, Anthony sibuk melipat surat yang baru saja dia terima dari keluarganya. Ia membaca dan meresapi setiap kata, seolah setiap huruf yang ditulis di atas perkamen itu memiliki jiwa sendiri. "Hey, ini dari ayahku," katanya dengan nada penuh semangat sembari memperlihatkan surat itu kepada teman-temannya. "Dia bilang kita mungkin akan mengadakan acara di rumah setelah ujian. Sepertinya aku bisa mengundang kalian semua."

Keluarga Goldstein—keluarga Anthony adalah salah satu keluarga penyihir yang tinggal di dunia Muggle. Tentu mereka memiliki jadwal tersendiri untuk membuat acara bersama tetangga muggle atau teman sesama penyihir. Hal itu dilakukan dengan penuh perhitungan agar tidak menimbulkan kecurigaan atau bahkan masalah bagi dunia sihir. Dan kali ini, sepertinya keluarga Anthony mengadakan acara berbau muggle tanpa sihir sedikitpun, walaupun yang diundang adalah teman-teman penyihir dari Anthony.

"Wah, itu terdengar menyenangkan!" Padma berkomentar, menyimpan sendoknya dan memberikan perhatian penuh pada Anthony. "Kita semua butuh waktu untuk bersantai setelah semua ini."

Michael, yang duduk di samping Anthony, hanya mengangguk sambil menyantap sarapannya. "Kalau di sana ada hal menarik yang tidak ada di dunia sihir, aku pasti akan datang bersama yang lain," ujarnya dengan senyum tenang. "Tapi jangan harap aku akan mengantongi semua eksperimen benda anehmu itu lagi, Anthony."

Di tengah tawa dan canda itu, [Name] menyimak semua perbincangan sambil sesekali ikut tersenyum. Dia mengambil sepotong roti panggang, merasakannya yang masih hangat di tangan. Pikiran-pikirannya melayang, seolah berusaha untuk merangkum semua hal yang terjadi di Hogwarts belakangan ini, terutama persiapan menjelang tugas ketiga Triwizard yang semakin dekat.

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐀𝐃𝐌𝐈𝐑𝐄𝐑  ; 𝘋. 𝘔𝘢𝘭𝘧𝘰𝘺 𝘹 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang