𝐎𝟐𝟖 . 𝐅𝐑𝐄𝐄𝐒𝐈𝐀

2.1K 228 128
                                    

˚˖𓍢ִ໋🦢˚

This chapter is hilarious. So enjoy!


ʚଓ

Minggu terakhir semester menjadi ramai sekali. Desas-desus tentang pesta dansa Natal berseliweran. Dumbledore telah memesan The Weird Sisters, yang merupakan grup musik yang sangat terkenal. Professor Flitwick, yang mungil, membiarkan anak-anak dalam kelasnya bermain-main di hari Rabu. Pikiran mereka sepenuhnya melalang-buana dan melantur ke tempat lain.

Hogwarts tetap ramai walau mendekati waktu Natal. Biasanya sekolah akan mendadak seperti tak berpenghuni jika waktu Natal tiba. Kini berbanding terbalik sebab sebentar lagi akan diadakan pesta dansa.

[Name] berjalan mengelilingi koridor, menepi di Black Lake. Memandangi hewan dalam Black Lake yang muncul di tepi danau kala ia mendekat. Di belakangnya kastil Hogwarts dirawat dan dipercantik dengan baik dengan tujuan ingin memberi kesan baik kepada tamu-tamu dari Beauxbatons dan Durmstrang. Untaian tetes air beku dipasang pada birai tangga pualam. Dua belas pohon natal yang biasa dipasang di Great Hall dipenuhi hiasan serbaneka, dari holly berry yang menyala, sampai burung hantu emas hidup yang ber-uhu-uhu, dan semua baju zirah sudah disihir untuk menyanyikan lagu-lagu Natal setiap kali ada anak yang melewatinya. Membuat kastil sangat ramai.

[Name] melepas mantelnya secara perlahan, meninggalkan baju tipis yang tidak akan memberatkannya ketika berada dalam air. Dinginnya air Black Lake menyapa kaki kanannya. Perlahan tapi pasti dirinya memasukkan tubuhnya ke dalam air dengan sempurna.

Sudah lama sekali semenjak terakhir kali ia merasakan sensasi dingin tapi menenangkan Danau Hitam. Tentakel gurita raksasa beberapa kali menyentuh telapak kakinya yang mengambang.

Gumpalan asap tipis muncul kala napasnya berhembus di permukaan. Dirasa sudah cukup, gadis itu menepi. Merasakan dadanya mulai bergemuruh akibat suhu air yang terlalu rendah. Denyutan menyakitkan terasa menyeluruh di area dadanya saat gadis yang basah kuyup itu sudah berada di daratan lagi. Telinganya yang panjang lama-kelamaan memendek.

Memegangi dadanya yang nyeri, ia bergegas memakai pakaian hangatnya lagi. Melangkah dengan pasti masuk kembali ke kastil.

"Bodohnya aku tidak membawa ramuan itu kemana pun aku pergi, padahal aku sudah membuatnya menjadi kalung," monolognya.

Air menetes dari bajunya yang basah sepanjang koridor yang ia lewati. Berhenti berkali-kali karena denyutan di dadanya menjalar hingga anggota tubuh sekitar dada. Menyakitinya seiring langkahnya melewati anak tangga menuju asrama Ravenclaw.

Gadis bermarga Venrost itu sadar, kejadian ini akan terus berulang hingga 'dia' benar-benar mati. Menyentuh dadanya yang mengeras, di dalamnya jantungnya mengkristal, lagi. Dia pikir waktunya masih banyak, ternyata itu hanya dugaan semata. Kebenarannya, waktunya sangat sedikit.

"Anak bodoh ini, sudah lemah masih sok-sokan berenang di tengah musim dingin."

"Aduh tololnya."

Merintih pelan, berjalan dengan tertatih. Dia tak memperdulikan lantai koridor yang basah. Memangnya siapa yang akan peduli dengan lantai basah jika rasa sakit sedang dirasakan. Tampaknya gadis itu mengingat rasanya yang pernah hampir mengecap maut. Namun, sebuah pencapaian baginya karena ia masih kuat berjalan. Masih ada beribu-ribu tangga lagi untuk sampai ke asrama Ravenclaw. Dalam waktu begini, tidak ada siapapun yang bisa menolongnya kecuali dirinya sendiri.

[Name] merasakan tubuhnya terkungkung dalam kesakitan yang melanda setiap serat dan sudutnya. Detakan jantung yang melemah mengirim gelombang kesakitan yang tak terhindarkan ke seluruh tubuhnya. Wajahnya mencerminkan penderitaan yang mendalam, dan mata yang dulunya bercahaya kini penuh dengan rasa sakit yang tak terucapkan.

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐀𝐃𝐌𝐈𝐑𝐄𝐑  ; 𝘋. 𝘔𝘢𝘭𝘧𝘰𝘺 𝘹 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang