˚˖𓍢ִ໋🦢˚
Melambaikan tangan untuk berpisah dengan Ayah dan Cedric Diggory, [Name] menatap sekelilingnya dengan mata penuh rasa ingin tahu. Kabut tebal membungkus lahan kosong di depan mereka, mengubahnya menjadi dunia yang hampir misterius dan tidak nyata. Bayang-bayang gelap dari tenda-tenda Muggle terlihat samar-samar, berbaur dengan kabut pagi yang menyelimuti area tersebut.
Dengan hati-hati, [Name] membuka bungkus permen dari saku jaketnya, mengeluarkan permen yang berkilau dalam balutan kertas tipis. Dia mulai mengunyahnya, rasa manisnya menenangkan sedikit kegugupan di hatinya. Dia menawarkan permen kepada Fred dan Ginny yang berjalan di sampingnya, sambil sesekali melirik ke arah Mr. Weasley yang tampak sibuk berurusan dengan Mr. Robert, si pria Muggle penyewa tenda.
Tiba-tiba, [Name] melihat Mr. Robert melamun dengan tatapan kosong, jelas-jelas terganggu oleh sesuatu yang tidak terlihat. Ternyata, Mr. Robert telah terkena jampi memori oleh penyihir yang mengenakan celana golf—sebuah trik sihir yang sering digunakan untuk menyembunyikan aktivitas sihir dari pandangan Muggle. Penyihir itu hanya sejenak berbicara dengan Mr. Robert sebelum menghilang dengan metode Disapparate. [Name] merasa sedikit terhibur oleh permainan sihir ini, meskipun dia tetap waspada.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju gerbang, dipandu oleh Mr. Weasley. Pakaian Muggle yang dikenakan penyihir di sekeliling mereka membantu mengaburkan batas antara dunia sihir dan dunia Muggle. Setibanya di lahan kosong dengan papan bertuliskan "WEEZLY", suasana menjadi lebih ceria. [Name] tidak bisa menahan tawa saat melihat Fred mengangkat kedua alisnya dengan ekspresi mengejek, balas menanggapi dengan "Helooow Venrozzz~", yang diikuti oleh gelak tawa mereka.
Beberapa jam berlalu dengan cepat ketika mereka bersama-sama membangun tenda Muggle yang tampaknya sederhana namun penuh detail. [Name], Harry, dan Hermione mengerjakan sebagian besar pekerjaan, sementara yang lainnya hanya mengagumi hasil kerja keras mereka. Meski [Name] sering kali merasakan ketidakadilan dan kebencian terhadap kehidupannya sendiri, hari ini ada sesuatu yang terasa berbeda. Dia menyaksikan wajah-wajah ceria, tawa, dan rasa pencapaian di antara teman-temannya.
Saat mereka semua akhirnya memasuki tenda, Harry terlihat ragu, tetapi [Name] mendorongnya untuk masuk dengan penuh semangat. Sesaat setelah Harry melangkah masuk, dia mengeluarkan decakan kagum yang membuat [Name] tersenyum. Di dalam tenda, suasana begitu kontras dengan kegelapan kabut di luar—ruang yang penuh warna dan hidup.
[Name] berpura-pura mengikat tali sepatunya, sebuah tindakan yang sebenarnya tidak diperlukan karena sepatunya tidak memiliki tali. Tindakan itu hanya sebuah alasan untuk memantau sekelilingnya, memastikan semuanya berjalan lancar. Suara tawa dan percakapan hangat memenuhi ruangan, menciptakan atmosfer yang menyenangkan dan menghibur.
Di dalam tenda, [Name] berusaha untuk mengabaikan kekacauan emosionalnya dan meresapi suasana yang ada. Meskipun dia sering merasa tertekan oleh kehidupan yang sepertinya tidak adil dan rumit, hari ini memberikan secercah kebahagiaan yang langka. Melihat teman-temannya bahagia dan merasa diterima, [Name] berharap bahwa pengalaman ini bisa menjadi pengingat akan kemungkinan kebahagiaan, bahkan dalam situasi yang tampaknya tidak mungkin.
Momen-momen kecil seperti ini—momen di mana dia bisa melupakan ketidakadilan hidup dan hanya menikmati kebersamaan—menjadi sangat berarti. [Name] berharap hari-hari seperti ini bisa lebih sering hadir dalam hidupnya, memberikan sedikit kelegaan dari beban yang sering kali dia rasakan.
ʚଓ
"Mau ku gendong?" tanya George dengan nada iseng saat mereka, Fred, George, dan [Name], berdiri menatap tangga di depan mereka. Tangga melingkar yang tinggi dan berliku-liku tampak tak berujung, menanjak ke arah langit-langit stadion.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐀𝐃𝐌𝐈𝐑𝐄𝐑 ; 𝘋. 𝘔𝘢𝘭𝘧𝘰𝘺 𝘹 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳
Fanfiction╭┈─────── ೄྀ࿐ ˊˎ- ╰┈➤ ❝𝐃𝐞𝐚𝐫 𝐌𝐲 𝐆𝐫𝐞𝐞𝐧, 𝐃𝐫𝐚𝐜𝐨 𝐌𝐚𝐥𝐟𝐨𝐲, ㅤㅤㅤ𝘪𝘧 𝘰𝘯𝘭𝘺 𝘺𝘰𝘶 𝘬𝘯𝘰𝘸, 𝘪𝘵'𝘴 𝘺𝘰𝘶 𝘐 𝘤𝘢𝘯'𝘵 𝘴𝘵𝘰𝘱 𝘭𝘰𝘷𝘪𝘯𝘨 ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ 𝘞𝘪𝘵𝘩 𝘭𝘰𝘷𝘦...