𝐎𝟐𝟓 . 𝐁𝐄𝐆𝐎𝐍𝐈𝐀

3.1K 384 116
                                    

˚˖𓍢ִ໋🦢˚

Suara riuh rendah bak kawanan lebah yang beterbangan memenuhi Great Hall. Malam itu, suasana dipenuhi dengan rasa tegang dan antisipasi—pengumuman perwakilan juara untuk mengikuti turnamen Triwizard akan segera dimulai. Cahaya lilin yang berkelip lembut di udara memperkuat suasana dramatis, dan gemuruh hujan yang semakin deras di luar jendela kastil seakan turut menyumbang nada misteri di malam yang menegangkan ini.

Eren berjalan di belakang nona-nya, [Name], seperti anak ayam yang tak ingin lepas dari induknya. Meskipun wajahnya tetap datar dan tenang, ada sorot waspada di matanya, seakan dia tidak ingin nona-nya terpisah dari pandangannya walau sekejap.

Tanpa banyak bicara, Eren menarik ujung lengan jubah [Name], menarik atensi sang gadis untuk mengikuti arah pandangnya. Ia menunjuk ke arah sekelompok teman-teman Ravenclaw [Name] yang juga sedang mengangkat tangan, mencoba menarik perhatian mereka berdua.

"Lady, para kurcaci ada di sana," bisik Eren dengan nada pelan namun cukup jelas, matanya menyorot ke arah teman-teman Ravenclaw yang berkumpul di meja mereka.

Tatapan [Name] segera beralih ke arah yang ditunjukkan Eren. Sebelumnya, ia memang sedang mencari teman-temannya di tengah kerumunan. Untung saja Eren menemukannya lebih dulu, kalau tidak, [Name] pasti akan tampak seperti anak kecil yang tersesat di pasar malam yang penuh sesak.

Saat mereka tiba di meja Ravenclaw, Eren tanpa ragu menggeser posisi Anthony yang duduk anteng, agar bisa duduk di sebelah [Name]. Anthony, yang tadinya sedang asyik berbincang, mendadak mendongak dengan tatapan masam melihat Eren yang tanpa basa-basi mengambil tempat duduknya.

"Sebelah sana kan kosong," protes Anthony dengan nada tak senang, menunjuk tempat duduk kosong di seberang.

Namun, Eren hanya menjawab dengan datar, seakan tidak peduli dengan protes tersebut. "Aku hanya ingin duduk di samping nona," balasnya singkat, tetap dengan wajah tenangnya yang tanpa ekspresi.

[Name] menahan senyum geli. Meskipun wajah Eren selalu datar, baginya hal itu justru membuatnya terlihat menggemaskan. Seolah-olah ia bisa membayangkan telinga anjing bergerak-gerak di kepalanya. Namun, di balik tawa kecilnya, [Name] berusaha keras mengabaikan kenangan masa lalu yang tiba-tiba menyeruak. Demi Eren, demi menjaga hati lelaki itu agar tidak kecewa, ia menahan diri.

Tangan lembut [Name] dengan pelan menepuk kepala Eren tiga kali. Sebuah senyum yang begitu lembut, bak malaikat, menghiasi wajah manisnya. "Kurangi sikap tidak sopanmu itu, Eren," ucapnya lembut namun penuh makna. Eren hanya mengangguk, tanda ia memahami ucapan nona-nya, meskipun dalam hati [Name] tahu, belum tentu lelaki itu akan benar-benar berubah. Eren memang keras kepala, kecuali jika perintah itu berasal langsung dari [Name].

Suasana di dalam Great Hall semakin tegang seiring dengan derasnya hujan di luar. Semua mata kini tertuju pada Profesor Dumbledore, yang dengan langkah tenang namun penuh wibawa, berjalan menuju piala api biru yang berada di tengah ruangan.

Setiap detik terasa lambat, seperti menit yang diperlambat oleh waktu. Hingga akhirnya, dengan suara yang menggelegar, Profesor Dumbledore memecahkan keheningan.

"Cedric Diggory!"

Seketika itu juga, suara ratusan tepukan tangan bergema, membahana di seluruh Great Hall. Anak-anak Hufflepuff bersorak riuh, penuh semangat dan kebanggaan ketika nama Cedric, salah satu anak emas kebanggaan mereka, disebut. Semangat dan antusiasme memenuhi udara, terasa seolah membumbung hingga ke langit-langit aula. Cedric melangkah maju dengan senyum percaya diri, menerima sorakan dan ucapan selamat dari teman-temannya saat ia berjalan menuju Dumbledore.

Sementara itu, [Name] merasakan detak jantungnya berdebar keras. Teriakan Dumbledore tadi seolah menekan sesuatu di dalam dirinya, membuatnya merasa tercekat. Sorot matanya mengikuti langkah Cedric yang kini berdiri di samping Dumbledore. Suara gemuruh di sekelilingnya seakan-akan menjadi latar belakang samar saat pikirannya berputar pada apa yang akan terjadi selanjutnya.

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐀𝐃𝐌𝐈𝐑𝐄𝐑  ; 𝘋. 𝘔𝘢𝘭𝘧𝘰𝘺 𝘹 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang