˚˖𓍢ִ໋🦢˚
Draco Malfoy melangkah ke dalam Great Hall dengan gaya angkuh yang hampir membuatnya melayang. Tangan kanannya, dibebat dengan perban putih bersih, jadi pusat perhatian semua orang. Setiap langkahnya penuh dengan drama, matanya melirik ke sekeliling untuk menangkap ekspresi kekaguman dan simpati dari teman-temannya.
Pansy Parkinson, dengan senyum genitnya yang sering kali menyebalkan, segera mendekat. "Bagaimana kabarmu, Draco? Apakah sakitnya masih sangat menyiksa?" tanyanya, sambil menggerakkan tangannya seolah-olah siap untuk menyentuh perban di tangan Draco.
Draco menyeringai lebar. "Oh, sangat," katanya dengan nada yang penuh kepura-puraan. "Rasa sakitnya hampir membuatku pingsan." Ia berusaha menambahkan efek dramatis pada setiap gerakan tangan, memperbesar rasa sakitnya.
Matanya kemudian melayang ke meja Ravenclaw. [Name] yang dicari tidak tampak di sana. Draco sedikit kecewa, merasa momen dramatisnya tidak lengkap tanpa kehadiran sosok yang bisa mengakui kepahlawanan-nya. Dengan cermat, Draco mengalihkan pandangannya ke Crabbe dan Goyle, memberi keduanya kedipan rahasia.
Crabbe dan Goyle, memahami sinyal Draco, tertawa kecil sambil saling bertukar tatapan penuh arti. Blaise Zabini duduk di meja Slytherin dengan ekspresi datar, sementara Theo Nott sibuk menikmati makanannya, seolah-olah tidak ada yang penting di sekitar.
Draco melanjutkan ceritanya dengan penuh semangat, membual tentang bagaimana Madam Pomfrey memperingatkannya bahwa jika ia terlambat sesaat saja, ia bisa kehilangan tangannya. Dia mengklaim luka di tangannya begitu parah sehingga hampir mengancam nyawanya, padahal kenyataannya adalah [Name] yang merawatnya, seorang siswi Ravenclaw yang ia belum pernah kenal sebelumnya.
"Dan yang membuatku terkejut," lanjut Draco dengan nada dramatis, "Siswi Ravenclaw itu—entah bagaimana—lebih terampil dalam merawat luka daripada Madam Pomfrey sendiri. Bisa dibilang, dia penyelamat sejati."
Goyle mengernyitkan kening, bingung dengan detail bualan Draco tapi tetap tertawa mengikuti suasana.
"Sungguh luar biasa," kata Draco, mengangkat bahunya dengan penuh kepura-puraan. "Dia bahkan memberikan penanganan yang lebih baik daripada yang bisa diberikan Madam Pomfrey."
Sementara Draco terus bercerita, Pansy mulai kehilangan minat dan mulai bergabung dalam percakapan dengan Blaise dan Theo tentang topik lain. Draco tetap memamerkan kepahlawanan yang penuh bumbu, memanfaatkan perhatian yang didapat dari teman-temannya untuk memperbesar dramanya.
Ketika Draco selesai dengan cerita yang menakjubkan, ia menyadari bahwa momen dramatisnya mungkin belum lengkap. Ia terus memindai Great Hall dengan harapan melihat sosok [Name] yang mungkin saja baru saja tiba. Seolah-olah kehadiran [Name] akan menambah kilau pada ceritanya dan membuatnya semakin sempurna.
Dengan begitu banyak perhatian dari teman-temannya, Draco merasa puas meskipun cerita yang dibualkan sedikit berlebihan. Ia berdiri dengan bangga, merasa seperti pusat dari semua drama yang ada di sekelilingnya.
ʚଓ
[Name] baru saja tiba di Great Hall dan langsung mengambil tempat di antara Michael dan Padma, dengan santai menjatuhkan tasnya di celah kursi yang kosong. Ia memulai ritual makannya dengan penuh semangat, mengisi piringnya dengan segala macam makanan yang menggugah seleranya. Piringnya cepat penuh dengan potongan ayam, salad segar, dan beberapa jenis roti hangat.
Lisa yang duduk di seberang meja, menatap [Name] dengan penasaran. "Jadi, kau sudah berhasil mendapatkannya?" tanyanya, menyeka sedikit saus dari sudut bibirnya.
[Name] berhenti sejenak untuk mengunyah makanan, lalu menjawab sambil tersenyum, "Obat dari Bubotuber? Ya, aku sudah mendapatkannya." Ia menambah potongan daging ayam ke dalam mulutnya dengan antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐀𝐃𝐌𝐈𝐑𝐄𝐑 ; 𝘋. 𝘔𝘢𝘭𝘧𝘰𝘺 𝘹 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳
Fanfiction╭┈─────── ೄྀ࿐ ˊˎ- ╰┈➤ ❝𝐃𝐞𝐚𝐫 𝐌𝐲 𝐆𝐫𝐞𝐞𝐧, 𝐃𝐫𝐚𝐜𝐨 𝐌𝐚𝐥𝐟𝐨𝐲, ㅤㅤㅤ𝘪𝘧 𝘰𝘯𝘭𝘺 𝘺𝘰𝘶 𝘬𝘯𝘰𝘸, 𝘪𝘵'𝘴 𝘺𝘰𝘶 𝘐 𝘤𝘢𝘯'𝘵 𝘴𝘵𝘰𝘱 𝘭𝘰𝘷𝘪𝘯𝘨 ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ 𝘞𝘪𝘵𝘩 𝘭𝘰𝘷𝘦...