˚˖𓍢ִ໋🦢˚
Suara gemericik air yang keluar dari keran menggema di dalam toilet luas yang tampak suram. Keheningan menyelimuti ruangan, dan hanya suara aliran air yang memecah kesunyian itu. Di sudut ruangan, [Name] berdiri di depan wastafel, wajahnya membasah karena air yang mengalir deras dari keran. Ia membasuh wajahnya berulang kali, seolah berharap air dingin itu bisa meredakan badai emosi yang berkecamuk di dalam dirinya.
Toilet ini adalah tempat favoritnya ketika ia ingin menyendiri. Myrtle, hantu cengeng yang biasanya menghuni tempat ini, entah mengapa tidak menampakkan diri. Entah karena ia sadar bahwa kehadirannya tidak diinginkan, atau karena [Name] telah melepaskan aura yang begitu suram hingga bahkan hantu pun tak ingin mendekat. Kesunyian di sini memberikan ruang bagi [Name] untuk berkutat dengan pikirannya sendiri, jauh dari keramaian dan hiruk-pikuk kastil.
Tatapan mata hitam legamnya tertuju pada cermin buram di depannya. Wajahnya yang terpantul di cermin itu tampak lelah, dengan kedua mata sembab yang menyiratkan betapa besar beban yang ia pikul. Setiap basuhan air yang ia berikan pada wajahnya terasa seperti usaha yang sia-sia untuk menyapu bersih luka yang tertanam jauh di dalam hatinya.
Hampa. Itulah yang ia rasakan sekarang. Hampa yang menyesakkan dada, seakan setiap emosi yang pernah ia miliki telah terkuras habis. Semua ini hanya karena sebuah jurnal dan surat dari ayahnya—hal-hal yang seharusnya biasa saja, tapi entah mengapa membawa beban yang begitu berat. Bagaimana jika kelak ada orang yang benar-benar ia cintai pergi meninggalkannya? Mungkinkah ia akan hancur sepenuhnya, atau bahkan gila?
"Ayah selalu begitu kan?" gumamnya, suara yang nyaris tak terdengar itu lebih seperti sebuah bisikan kepada dirinya sendiri daripada kepada siapa pun. Ia mencengkeram pinggiran wastafel dengan erat, jari-jarinya memutih karena kekuatan genggamannya. Ada rasa marah dan kesal yang bergemuruh di dalam dirinya—kemarahan yang tertuju pada sosok ayah yang begitu ia rindukan, namun sekaligus ia sesali.
"Melindungi diam-diam dan selalu berpura-pura tidak tahu apapun," suaranya mengeras, menunjukkan kepedihan yang terpendam di dalam hatinya. Emosinya meluap, dan debaran di dadanya kian meningkat, mengikuti ritme amarah yang tak terbendung. Betapa ayahnya, meskipun dalam caranya sendiri, telah melukai hati gadis itu dengan kenangan-kenangan masa lalu yang terus menghantuinya.
Ia menghela napas panjang, seakan mencoba mengusir semua rasa sakit itu dengan hembusan napasnya. Tapi rasa sakit itu tidak bisa begitu saja hilang. Masa lalu yang kelam tetap menjadi bayangan yang membuntuti setiap langkahnya. "Padahal dia juga ambil bagian menggores luka besar pada masa lalu," lanjutnya, suaranya sedikit bergetar. Ia tahu, tidak ada gunanya mengeluarkan semua amarah ini sekarang, karena orang yang menjadi sumber dari luka itu tidak ada di sini. Namun, ada dorongan kuat di dalam dirinya untuk meluapkan semuanya, setidaknya agar beban di hatinya terasa sedikit lebih ringan.
"Walau tidak sebesar dia," tambahnya, matanya menatap kosong ke cermin. Bayangan wajah seseorang muncul di benaknya—sosok pria yang dulu sangat berpengaruh dalam hidupnya, yang kini telah berubah menjadi sesuatu yang begitu mengerikan. "Terakhir kali ku ingat, orang itu jadi buruk rupa. Kepala botak kinclong dan hidung yang hanya punya lubang tanpa batang." Kenangan tentang sosok itu menimbulkan kepahitan di hatinya, dan ia merasakan dorongan untuk tertawa sinis, meski tidak ada yang lucu dari semua ini.
Voldemort—pria yang dulu pernah ia puja, kini hanya menjadi bayangan buruk dalam pikirannya. Semua orang membenci pria tanpa hidung itu, dan [Name] pun tidak terkecuali. Dia, yang dulu pernah menganggap pria itu tampan dan karismatik, kini merasa muak setiap kali memikirkan betapa ia pernah terkecoh oleh penampilan luar yang menipu.
"Ck. Pria itu. Rasanya sia-sia dulu aku memujinya tampan," gumamnya penuh penyesalan. Ia merasa ingin sekali menonjok cermin di depannya, seolah bisa menghancurkan bayangan masa lalu yang terus menghantuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐀𝐃𝐌𝐈𝐑𝐄𝐑 ; 𝘋. 𝘔𝘢𝘭𝘧𝘰𝘺 𝘹 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳
Fanfiction╭┈─────── ೄྀ࿐ ˊˎ- ╰┈➤ ❝𝐃𝐞𝐚𝐫 𝐌𝐲 𝐆𝐫𝐞𝐞𝐧, 𝐃𝐫𝐚𝐜𝐨 𝐌𝐚𝐥𝐟𝐨𝐲, ㅤㅤㅤ𝘪𝘧 𝘰𝘯𝘭𝘺 𝘺𝘰𝘶 𝘬𝘯𝘰𝘸, 𝘪𝘵'𝘴 𝘺𝘰𝘶 𝘐 𝘤𝘢𝘯'𝘵 𝘴𝘵𝘰𝘱 𝘭𝘰𝘷𝘪𝘯𝘨 ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ 𝘞𝘪𝘵𝘩 𝘭𝘰𝘷𝘦...