𝐎𝟏𝟓 . 𝐕𝐈𝐎𝐋𝐄𝐓

3.9K 546 115
                                    

˚˖𓍢ִ໋🦢˚

[Name] menarik napas dalam-dalam, mengikuti rombongan para penyihir yang berjalan keluar dari stadion Piala Dunia Quidditch, menyusuri jalan yang dipenuhi lentera-lentera yang bergetar lembut dalam kegelapan malam. Suara ceria dari pertandingan masih menggema, meskipun angin malam yang dingin menyapu kulitnya dan membuat segala sesuatunya terasa lebih tenang.

Gadis bersurai hijau itu menggenggam sedikit dari ujung baju Fred, merasa tidak nyaman dan gelisah sejak pertandingan berakhir. Kini mereka semua sudah berada di dalam tenda, tetapi keceriaan dan diskusi mengenai pertandingan masih berlangsung tanpa henti. Suara tawa dan perdebatan memenuhi udara, terutama ketika Mr. Weasley dan Charlie mulai berbicara tentang kemungkinan kecurangan dalam pertandingan.

[Name] hanya celingak-celinguk, mencoba menemukan ketenangan di tengah keramaian. Dari sudut pandangnya, si kembar Weasley sedang membuat lelucon tentang Victor Krum, menggerakkan tangan mereka seolah-olah menjadi sayap, yang membuat Ron tertawa terbahak-bahak.

Merasa cemas, [Name] memutuskan untuk pergi ke dapur dan membuat secangkir coklat panas. Rasa coklat yang hangat di mulutnya diharapkan dapat meredakan kegelisahan yang terus menghantuinya. Saat dia sedang menikmati coklatnya, tiba-tiba terdengar suara Mr. Weasley dengan nada yang penuh ketegangan dan kekhawatiran, membuat suasana menjadi tegang.

Belum sempat [Name] menghabiskan coklat panasnya, seseorang tiba-tiba menarik tangannya dengan cukup kuat. "Oh ya ampun, coklat panasku masih tersisa," pekiknya terkejut.

George, yang tampaknya sangat khawatir, menarik tangan [Name] dengan penuh urgensi. "Bodoh! Aku khawatir saat tidak menemukanmu tadi. Ternyata kau asyik menyeruput coklat panas," omelnya dengan nada kesal, namun penuh kepedulian. Wajahnya tidak terlihat jelas karena dia sibuk menggenggam erat tangan [Name] dan menariknya keluar dari tenda.

Saat mereka melangkah keluar dari tenda, suasana berubah drastis. Banyak lemparan api yang menyambar dari arah yang tidak terlihat. [Name] merasakan ketegangan yang semakin mengental di udara. Terbukti bahwa kekacauan yang melanda malam ini adalah akibat ulah para Pelahap Maut, yang telah menyebabkan kerusuhan besar. Hati [Name] berdebar kencang, dan dia merasa George menggenggam tangannya semakin erat, seolah-olah melindunginya dari ancaman yang mengintai.

Perkumpulan perkemahan yang awalnya dipenuhi sorakan kemenangan para pendukung Tim Irlandia mendadak berubah menjadi suasana kacau balau. Kegembiraan dan kebahagiaan yang sempat memenuhi lapangan rumput lenyap digantikan oleh teriakan-teriakan ketakutan yang membelah malam. Langit yang tadinya dipenuhi bintang-bintang berkilauan kini dipenuhi oleh kilatan merah kobaran api yang menari-nari di udara, menciptakan pemandangan yang mencekam.

[Name] berusaha memanggil George di tengah kekacauan itu. "George!" suaranya hampir tenggelam oleh keributan yang menggelegar di sekitar mereka. Namun, George tampaknya tidak mendengarnya, mata pria itu terfokus pada tujuannya: membawa [Name] ke hutan, tempat di mana mereka diinstruksikan untuk berkumpul dan bersembunyi hingga situasi menjadi lebih aman.

"George!" teriak [Name] lagi, kali ini dengan nada yang mulai kehilangan kekuatan. Panggilan yang seharusnya penuh urgensi dan kekhawatiran itu nyaris tak terdengar di tengah desisan api dan teriakan panik yang bersahutan.

"George, sesak..." Suaranya meredup, tenggelam dalam hembusan angin yang membawa asap dari kebakaran di sekelilingnya. Jantung dan paru-parunya tampaknya menolak untuk bekerja sama, berusaha memprotes kondisi yang semakin melelahkan ini.

Dengan napas yang semakin terengah-engah dan setiap hembusan udara terasa seperti menyakitkan, [Name] merasakan pasokan oksigen yang semakin menipis. Asap tebal dari api yang berkobar menyelimuti udara, membuatnya semakin sulit untuk bernafas. Jantungnya berdegup kencang, seolah berusaha menyimpang dari penderitaan yang dirasakannya. Dia merasa seolah-olah terjebak dalam labirin kabut yang semakin pekat.

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐀𝐃𝐌𝐈𝐑𝐄𝐑  ; 𝘋. 𝘔𝘢𝘭𝘧𝘰𝘺 𝘹 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang