𝐎𝟐𝟒 . 𝐀𝐍𝐄𝐌𝐎𝐍𝐄

2.3K 323 32
                                    

˚˖𓍢ִ໋🦢˚

Brak.

[Name] menutup bukunya dengan keras, suaranya menggema di ruang tamu asrama. Matanya menatap kesal pada Anthony yang duduk di depannya, merentangkan tangan seolah tidak peduli pada kegelisahan gadis itu.

Anthony, si bocah pirang dari Ravenclaw, dengan penuh semangat merajuk. Ia meminta [Name] untuk mengenalkannya pada gadis-gadis dari delegasi Beauxbatons. Alasan permohonan Anthony tidak lain adalah karena ia iri melihat [Name] yang sering disapa oleh murid-murid Beauxbatons. Gadis itu memang dikenal memiliki daya tarik yang membuatnya mudah dikelilingi orang-orang baru.

Bagi murid-murid Beauxbatons, [Name] memiliki aura yang berbeda dan unik, dengan aroma khas yang menenangkan. Tak heran jika mereka penasaran dan ingin mengenalnya lebih dekat. Keberadaan [Name] sebagai magnet perhatian ini semakin membuat Anthony merasa cemburu.

Oh [Name], kamu selalu dikelilingi oleh orang-orang baru sekarang, jauh berbeda dengan masa lalu, bukan?

Jika Abraxas mendengar tentang ini, dia pasti akan merasa bahagia.

Namun, jika Draco mendengar tentang ini, dia mungkin akan merasa cemburu.

Sang gadis, yang duduk santai di sofa, dengan jengah menyentil dahi Anthony yang kini berlutut di bawahnya, meminta dengan penuh harapan. "Tidur Anthony, sudah malam."

"Tapi, besok tolong kenalkan aku pada mereka. Ah, tidak! Salah satu dari mereka juga aku tak akan menolak," rengek Anthony sekali lagi, kali ini dengan ekspresi memelas dan mata yang penuh harapan. Ia menatap [Name] dengan tatapan puppy eyes, berharap agar gadis yang tampak seperti ratu di depannya itu akhirnya memenuhi permintaannya.

[Name] menghela napas panjang, merasa terpaksa mengiyakan permintaan yang membuatnya semakin kesal. "Iya, sana cepat tidur!"

Anthony langsung bangkit dari posisinya, wajahnya berseri-seri. "Oke, baiklah. Selamat malam tuan putri [Name]!" teriaknya dengan ceria sambil berlari menuju tangga asrama laki-laki. Langkah kakinya terdengar riuh, jelas menunjukkan betapa senangnya ia mendapatkan jawaban yang diinginkannya.

Sejam penuh dengan rengekan yang tak henti-hentinya akhirnya membuahkan hasil yang memuaskan bagi Anthony. Sementara itu, [Name] duduk di sofa, menatap langit-langit ruangan dengan lelah, membayangkan betapa sabarnya ia menghadapi rengekan yang tiada habisnya itu.

Gadis Venrost itu duduk sendirian di ruang rekreasi yang sunyi, seolah-olah ruangan luas itu dirancang khusus untuk menampung kesendiriannya di tengah malam. Hanya ada kobaran api di perapian yang menari-nari dalam gelapnya malam, dan sinar bulan yang menembus celah jendela tanpa tirai, menciptakan pola-pola lembut di lantai.

Ia duduk di tengah ruangan, tubuhnya terbenam dalam jubah hitam yang memantulkan cahaya api. Jemarinya dengan lembut membuka tutup vial kecil yang selalu digantungkan di lehernya. Vial tersebut, yang telah menjadi bagian dari aksesorinya, menyimpan ramuan berharga yang khusus untuk dirinya sendiri. Aroma floral yang bercampur dengan kesegaran air terjun dan bubuk peri Hiraeth memenuhi udara saat tutup vial dibuka, menciptakan sinar spiral lembut yang melingkari tubuhnya, seolah menyambut ramuan tersebut.

Dengan nafas tertahan, [Name] meneteskan setetes ramuan pada ujung bibirnya. Ia mendongakkan kepala, lalu menjilat bibirnya yang kini terasa basah oleh ramuan tersebut.

Untuk sesaat, tidak terjadi apa-apa. Namun, sepuluh detik kemudian, sebuah sinar kristal yang berkilauan seperti pantulan cahaya muncul dari dada [Name]. Cahaya tersebut, berwarna biru lembut, menyebar ke seluruh ruangan, menciptakan efek magis yang menawan.

Namun, keindahan itu segera tergantikan oleh gejolak yang menakutkan di dalam tubuhnya. [Name] terbatuk keras, matanya terpejam menahan rasa sakit yang menderu dari dalam dirinya. Dadanya bergemuruh dengan kekuatan yang tak tertandingi, seakan ada badai yang melanda di dalamnya. Rasa sakit yang awalnya hanya di jantung, perlahan-lahan menjalar ke seluruh tubuhnya. Seluruh daksanya terasa kebas, seolah-olah ia tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya karena rasa sakit yang sangat hebat.

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐀𝐃𝐌𝐈𝐑𝐄𝐑  ; 𝘋. 𝘔𝘢𝘭𝘧𝘰𝘺 𝘹 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang