𝐎𝟐𝟐 . 𝐙𝐈𝐍𝐍𝐈𝐀

3.4K 425 116
                                    

˚˖𓍢ִ໋🦢˚

— 𝐇𝐨𝐠𝐰𝐚𝐫𝐭𝐬, 𝟏𝟗𝟒𝟑

Koridor Hogwarts malam ini terasa sepi, dengan hanya suara gesekan dahan dan pergerakan angin yang menjadi latar belakang. Langit cerah dipenuhi bintang-bintang yang berkilauan, dan sinar rembulan menembus jendela besar koridor, menciptakan pola-pola cahaya lembut di dinding batu. Obor-obor yang menerangi koridor sudah hampir tidak lagi dibutuhkan, karena cahaya bulan telah cukup menyinari jalan yang akan dilalui.

[Name] melangkah dengan hati-hati, berusaha tidak membuat suara yang dapat menarik perhatian. Meskipun langkahnya pelan dan hati-hati, jantungnya berdegup kencang, mengikuti irama setiap langkah. Kegelapan temaram di koridor terasa semakin pekat, menambah ketegangan yang mengikutinya saat dia mendekati letak come and go room.

Malam ini, seperti malam-malam lainnya, [Name] merasa tertekan oleh ketidakpastian. Pikiran-pikirannya penuh dengan dugaan buruk dan kecemasan. Sebuah pesan dari teman sekamarnya—bahwa Tom Riddle mencarinya—terus mengganggu pikirannya. Bangun tidur di tengah malam hanya untuk disambut dengan berita mengerikan seperti itu membuatnya merasa terjaga dalam ketidakpastian yang menakutkan.

Tom Riddle, sosok yang dikenal sebagai pria tampan dan hampir sempurna di mata orang lain, adalah seorang yang sangat gelap dan misterius. Mereka yang berteman dengannya sering dianggap beruntung, namun realitas sebenarnya jauh dari kesan itu. Dalam bayangan kepribadian yang hampir sempurna, tersembunyi jiwa yang sangat gelap, di mana cahaya hampir tidak dapat menembusnya. Keberadaan Riddle lebih mirip bayangan yang bergerak tanpa terlihat, sering dibutuhkan dan dimanfaatkan, tanpa ada imbalan nyata.

Ketika [Name] melangkah lebih jauh, pikirannya terus terfokus pada pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu: Sanggupkah dia menghadapi semua tekanan, ancaman, dan siksaan yang mungkin mengikutinya jika dia berada di posisi yang tidak diinginkannya?

Kegelapan malam dan kesepian koridor membuat suasana terasa semakin menakutkan. Setiap langkahnya seakan menjadi perjalanan melawan ketidakpastian yang mengintai di setiap sudut. Dalam hati, [Name] berdoa agar bisa menghadapi semua tantangan yang akan datang, sambil tetap berusaha untuk tidak terjebak dalam ancaman yang mungkin diberikan.

Ketika tawa bahagia bergema di sekitar, [Name] merasakan kesedihan yang mendalam, menyembunyikan air matanya dengan penuh usaha. Tak terlihat, seorang penjaga setia berada di belakangnya, menjaga dan melindungi tanpa banyak bicara.

Di tengah kegelapan, suasana malam terasa semakin menekan. Rasa sakitnya tak terucapkan, menangis telah menjadi kebiasaan yang sering ia rasakan, hampir sama seringnya seperti hembusan napas. Sementara dia berjuang dengan kesedihan dan ancaman yang mengintai, sebuah pita biru di rambut hitamnya hampir terlepas, menambah kekacauan dalam penampilannya. Dengan cepat, ia menarik pita tersebut dan mengikatnya ulang dengan rapi.

Namun, saat ia baru saja menaiki tangga menuju lantai 5, sebuah tangan kokoh tiba-tiba meraih bahunya. [Name] terkejut dan merasa tubuhnya terseret dengan lembut ke dalam sebuah ruang sempit, di dalam lemari alat kebersihan yang tak terpakai. Tangan yang menariknya kini menutup mulutnya, menghalangi teriakan yang mungkin bisa keluar.

"Tenanglah. Ini aku," suara bariton yang familiar membisikkan kata-kata lembut di telinganya. Suara itu sangat dikenalnya.

Napas [Name] yang semula terburu-buru mulai stabil perlahan, saat tubuhnya mulai tenang. Dengan gerakan hati-hati, ia berbalik untuk menghadapi sosok yang berada di belakangnya. Tatapannya langsung bertemu dengan mata kelabu tajam yang penuh perhatian—Abraxas.

Abraxas, dengan rambut pirang agak gondrong dan mata yang menembus, menatapnya dengan penuh pengertian. Dalam keheningan, mereka berdua saling menatap. Di dalam mata kelabu Abraxas, [Name] dapat melihat seberapa dalam luka di hatinya dipahami. Abraxas, meskipun kesulitan, rela melakukan apa pun untuk mengobati luka gadis di hadapannya, bahkan jika itu berarti menukar jiwanya sendiri demi kebahagiaan sang gadis.

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐀𝐃𝐌𝐈𝐑𝐄𝐑  ; 𝘋. 𝘔𝘢𝘭𝘧𝘰𝘺 𝘹 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang