𝐎𝟐𝟕 . 𝐌𝐀𝐆𝐍𝐎𝐋𝐈𝐀

1.7K 220 68
                                    

˚˖𓍢ִ໋🦢˚

Menjelang akhir pelajaran, suasana kelas mulai kehilangan semangat. Beberapa murid sudah tampak menguap lebar-lebar, tanda jelas bahwa fokus mereka semakin menipis. Namun, di antara semua itu, para murid Ravenclaw tetap tekun mengikuti pelajaran, meskipun kantuk mulai menguasai. [Name], salah satu dari mereka, duduk di bangkunya dengan rapi, sibuk mengerjakan catatan terakhir sambil sesekali memperbaiki posisinya yang mulai kurang nyaman.

Sudah beberapa hari berlalu sejak tugas pertama Turnamen Triwizard selesai. Meski kegembiraan sesaat masih terasa, kegiatan belajar kembali menyita perhatian para siswa. [Name] yang rajin, baru saja mengisi ulang pasokan tintanya untuk ketiga kalinya dalam minggu ini. Namun, di tengah kesibukannya, ia merasa ada beban tiba-tiba di bahunya.

Ternyata, Terry Boot, yang duduk di sebelahnya, sudah tak mampu menahan kantuk. Kepalanya bersandar malas di bahu [Name], napasnya terdengar pelan namun jelas, seiring matanya tertutup rapat.

"Terry, kuatkan dirimu. Ini kelas yang terakhir," bisik [Name], mencoba membangunkannya dengan nada lembut sambil menepuk-nepuk pipinya dengan jari. Namun, usaha itu sia-sia. Kepala Terry sekarang tertelungkup di atas meja, benar-benar terlelap.

Gelisah, [Name] melirik ke depan kelas, memastikan Profesor Flitwick tidak memperhatikan. Tapi sayangnya, pandangan kecil itu tak lepas dari mereka berdua. Profesor Flitwick, dengan senyuman ramah di wajahnya, melirik ke arah mereka.

"Tidak apa, Miss Venrost. Kurasa Mr. Boot tengah menjelajah ke negeri dongeng yang indah," ujar Profesor Flitwick dengan nada lembut, tampak terbiasa dengan tingkah laku Terry yang tak jarang tertidur di kelas.

[Name] hanya mengangguk, tersenyum canggung sambil merasa sedikit bersalah. Ia tahu Terry tak bermaksud buruk, hanya saja, hari-hari panjang ini benar-benar melelahkan.

Saat [Name] mencoba kembali fokus pada catatannya, Profesor Flitwick tiba-tiba menghilangkan podium di tengah kelas dengan sapuan tongkatnya. Perhatian seluruh murid seketika tertuju padanya. [Name] pun menegakkan tubuhnya, tertarik dengan apa yang akan disampaikan.

"Sebelum kelas benar-benar berakhir hari ini, ada yang harus ku sampaikan kepada kalian." Suara Profesor Flitwick mengalun jelas di seluruh ruangan.

Semua murid menatapnya dengan penuh antusias, terutama saat topik yang akan dibahas mulai jelas.

"Pesta Dansa Natal sudah semakin dekat," lanjut Profesor Flitwick. "Ini adalah bagian dari tradisi Turnamen Triwizard dan kesempatan bagi kita untuk bergaul lebih akrab dengan tamu-tamu asing kita. Pesta ini hanya untuk murid kelas empat ke atas, tapi kalian boleh mengajak murid yang lebih muda kalau mau..."

Secepat kilat, Terry Boot yang tadi terlelap, tiba-tiba terbangun dengan mata yang lebar. "Akhirnya," gumamnya dengan nada bersemangat.

[Name] melirik Terry dengan alis terangkat. Baru saja ia tertidur lelap dengan air liur yang hampir membasahi mejanya, dan sekarang dia terlihat penuh semangat, hanya karena mendengar kata-kata "pesta dansa."

Profesor Flitwick melanjutkan, "Gunakanlah jubah pesta terbaik kalian. Pesta dansa akan dimulai pukul delapan malam pada Hari Natal dan berakhir tengah malam di Aula Besar."

[Name] merasa jantungnya sedikit berdegup lebih cepat mendengar kata-kata itu. Pesta dansa... sudah pasti, pikiran tentang siapa yang akan mengajaknya mulai merayap di pikirannya.

Sementara itu, Profesor Flitwick terus memandangi kelas, memperhatikan satu per satu wajah murid-murid Ravenclaw yang masih serius—atau setidaknya berusaha untuk tetap serius.

"Jadi, sampai jumpa di pesta dansa, dan selamat menikmati sisa hari ini. Kelas selesai." Dengan senyum penuh kemenangan, Profesor Flitwick menutup pelajaran hari itu.

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐀𝐃𝐌𝐈𝐑𝐄𝐑  ; 𝘋. 𝘔𝘢𝘭𝘧𝘰𝘺 𝘹 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang