𝐎𝟐𝟏 . 𝐇𝐘𝐃𝐑𝐀𝐆𝐄𝐀

3.3K 456 146
                                    

˚˖𓍢ִ໋🦢˚

Pada hari yang sangat dinanti-nantikan oleh semua murid Hogwarts, suasana aula besar dipenuhi kegembiraan dan antisipasi. Delegasi dari sekolah sihir Beauxbatons dan Durmstrang akhirnya tiba. Draco Malfoy, yang biasanya jarang menampilkan ketertarikannya pada hal-hal biasa, tiba-tiba menjadi sangat bersemangat. Ini bukanlah pemandangan sehari-hari—Draco yang terkenal dingin dan angkuh tiba-tiba berubah menjadi sosok yang lebih ceria dan berbicara tanpa henti.

Dia duduk di meja Slytherin, wajahnya dihiasi senyum tipis yang nyaris langka. Setidaknya lima kali Draco menyebutkan tentang rencana ayahnya yang dulu hampir mendaftarkan dirinya ke Durmstrang. Setiap kali ia mengulang ceritanya, nada suaranya mengandung kebanggaan dan nostalgia yang hampir menyentuh kesombongan.

"Father hampir mendaftarkan ku di Durmstrang. Tapi mother, well, dia bersikeras agar aku masuk ke Hogwarts kuno ini," Draco melanjutkan, suaranya terdengar puas. Ada kilatan di matanya saat ia menceritakan kembali kisah tersebut, seolah-olah Durmstrang adalah simbol status yang lebih tinggi yang ia lewatkan.

Beberapa murid di sekitarnya mendengarkan dengan sopan, meskipun beberapa dari mereka hanya menanggapi seadanya. Namun, Pansy Parkinson yang duduk di samping Draco, terlihat lebih bersemangat dari sebelumnya. Mata Pansy berbinar setiap kali Draco berbicara, dan senyum lebarnya semakin menambah kesan bahwa ia benar-benar menikmati setiap detik dari cerita tersebut.

"Dulu aku bisa membayangkan bagaimana kalau kamu masuk ke sana, my Draci-poo~," Pansy menyelipkan nada imut dalam ucapannya, berusaha menarik perhatian Draco. "Kamu pasti tetap keren dan tampan."

Draco mendengus, tetapi kali ini dengan sedikit ketus. "Seharusnya aku memang masuk sana, agar tidak perlu berurusan denganmu di sini."

Perkataannya terdengar dingin, namun di dalam hatinya, pikiran Draco terjebak pada satu hal yang tak pernah ia ungkapkan kepada siapa pun: 'Tapi kalau aku tak ke sini, aku tak akan pernah bertemu perempuan aneh Ravenclaw itu...'

Pansy berpura-pura cemberut, meskipun jelas-jelas ia menikmati perhatian yang diberikan oleh Draco, seberapa kecil pun itu. "Auch! Draci-poo, kalimatmu menyakiti hatiku, tahu!" Dia meninju lengan Draco dengan manja, tawa kecil keluar dari mulutnya, seolah mencoba membuat suasana lebih ringan.

Namun Blaise Zabini, yang duduk di sebelah mereka, hanya tertawa pelan, berusaha menahan diri agar tidak tertawa terlalu keras. Dia tahu, dari ekspresi wajah Draco, bahwa sahabatnya itu sedang berada di ambang batas kesabarannya. Mata kelabu Draco menatap lurus ke depan, menyiratkan keinginan kuat untuk segera melepaskan diri dari situasi tersebut.

Suasana di meja Slytherin tetap ceria, dengan semua murid menikmati hidangan sarapan mereka. Draco yang tampaknya sudah bosan dengan perbincangan tentang Durmstrang, kini mengalihkan perhatiannya pada pancake dan jus labu di depannya. Pancake yang baru saja diambilnya tampak menggoda, dan ia segera mengabaikan Pansy yang terus merajuk di sebelahnya.

Di seberang meja, Astoria Greengrass yang lebih pendiam mengamati dari kejauhan. Wajahnya yang cantik dan tenang tersenyum tipis saat ia melihat Draco mengambil pancake tanpa madu. Dengan gerakan lembut, Astoria mengulurkan tangan lentiknya dan menuangkan madu di atas pancake Draco.

Gerakan itu membuat Draco berhenti sejenak. Ia mengangkat kepalanya dan menatap Astoria dengan pandangan yang biasa saja. Astoria hanya membalas dengan senyum lebar, senyum yang berharap lebih dari sekadar anggukan sederhana yang diberikan oleh Draco sebagai balasan. Dalam hati Astoria, harapan perlahan tumbuh. Mungkin, hanya mungkin, Draco suatu hari akan melihatnya lebih dari sekadar teman yang diatur oleh keluarganya.

Namun, kenyataan seringkali lebih keras daripada harapan. Draco mengalihkan pandangannya dan mulai menyantap pancake di piringnya. Baginya, perhatian-perhatian seperti ini tidak pernah cukup. Meski Astoria dan Pansy terus memberikan perhatian yang tanpa henti, ada sesuatu yang masih kurang—sesuatu yang selalu ia cari, namun belum ia temukan.

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐀𝐃𝐌𝐈𝐑𝐄𝐑  ; 𝘋. 𝘔𝘢𝘭𝘧𝘰𝘺 𝘹 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang