Seunghyun memandangi foto-foto adiknya, melihatnya satu persatu. Mengenang memori dibalik setiap fotonya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kamu pasti bingung, kan? Selama ini orang-orang tahunya saya anak bungsu. Dia Gaby, adik perempuan saya satu-satunya yang memang gak mau ada orang yang tau kalau dia bagian dari keluarga kami."
"Keliatan, sih. Mukanya gak kayak orang susah. Tipe-tipe lo banget modelan kayak gini." Chloe sedari tadi memperhatikan satu foto yang menarik perhatiannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Benar-benar, aura keluarga Choi sangat terpancar dari dalam dirinya. Sedikit tidak mungkin orang-orang tidak menyadari aura mewahnya. Bahkan dengan pakaian biasa sekalipun sudah sangat terlihat.
"Btw sekarang dia di mana? Udah tinggal sendiri, ya? Ato malah udah nikah? Wajar, sih. Lo aja yang-"
"Dia sudah pergi jauh, Lui. Terlalu jauh malah, sampai saya gak bisa ketemu dia lagi," sela Seunghyun sambil mengusap foto adiknya.
"Gak perlu minta maaf. Sebelumnya memang belum ada yang tau selain kami sekeluarga dan bu Nami."
"Tapi kenapa lo ngasih tau gue?" Seunghyun terdiam untuk beberapa saat.
"Gaby, dia mirip banget sama kamu. Orangnya ceria, bawel, marahnya pun persis kayak kamu. Dulu saya benci banget sama sifat dia yang gak bisa diem. Tapi sekarang saya malah kangen sama ocehannya. Ngomel mulu gak ada hentinya, sama kayak kamu."
"Waktu itu, cuma Gaby satu-satunya saudara yang mau ngasih support saya."
"Sekarang kamu tahu, kan? Seberapa sayangnya saya dengan Gaby? Sampai sekarang juga saya masih gak percaya, Gaby yang kelihatan baik-baik saja, ternyata nyimpan luka sebesar itu. Dan fakta yang paling saya benci, saya sendiri yang nemuun..." Seunghyun tak dapat melanjutkan kalimat selanjutnya.
