16. Rencana

60 6 0
                                    

Votmen don't forget

°

°

°

°

°

°





Seminggu berlalu, Reva dan Dhani sibuk mempelajari materi materi dari kelas sepuluh hingga dua belas untuk rencana mereka yang ingin lulus cepat.

Sedangkan David, dia sedang ketar-ketir karena lusa dia akan dinikahkan dengan Shelin. David begitu gelisah dan takut, terbukti sekarang dia sedang uring-uringan di depan Jion.

"Ah elah Pil ga usah gelisah gitu napa" hibur Jion

"Ya gimana ya Yon, gw males nikah sama cewe matre itu, rasanya gw pen kabur aja" kata David putus asa

"Kabur mbahmu, kek anak perawan aja lu" kata Jion memutar bola matanya tanda ia jengah

"Lu lupa sama rencana lu sendiri?" Tanya Jion sambil berdecak melihat sahabatnya yang sudah seperti cacing sekarat itu.

"Gw ga lupa Yon, cuma ya kalau rencana gw gagal otomatis hidup gw bakal gagal. Ogah gw hidup sama cewe matre itu" dengus David kesal membayangkan bagaimana dia hidup dengan Shelin

"Ckckck, tenang kan ada gw dan Aksa, dijamin rencana berjalan lancar" kata Jion percaya diri

"Aksa udah gak mihak kita dodol!" Sangkal David

"What?!!" Pekik Jion tak percaya dengan ucapan David

"Ya itu masalahnya, semenjak hari itu dia jadi ngejauh dari kita Yon. Gw malah curiga mereka ada sesuatu, soalnya kelihatanya mereka sekarang deket banget" curhat David

"Ah elah Aksa doang mah, paling juga dia lagi banyak kerjaan pil. Lagian lu lupa kalau Aksa itu paman Reva?" hibur Jion

" Iya juga sih, tapi mencurigakan" kata David

"Kenyataan pil" sahut Jion

David tak menyahuti ucapan Jion lagi, dia memilih untuk merebahkan badannya di teras sambil memejamkan matanya.

Disisi lain Reva dan Dhani saat ini sedang berjuang bersama kelas 12 melewati ujian sekolah, ini adalah hari ke enam dari tujuh mereka ujian.

Selesai ujian hari ini Reva dan Dhani duduk dikantin sambil memakan jajan pesanannya. Lalu datang segerombol anak administrasi, mereka adalah Sean, Alden, Denta, Cecil dan Dea dan duduk bersama Reva dan Dhani.

"Weh kalian kok jarang nongol si sekarang beb?" Tanya Alden sambil menyomot kentang goreng milik Dhani

"Iya bener si Reva juga udah 6 hari gw perhatiin sering banget keluar dari kelas" sahut Sean

"Ku mencium bau bau rahasia nih" kata Denta sambil mengendus-endus udara

"Detol alay sumpah jiji" kada Dea jengah sambil bergidik

"Iri bilang bos" kata Denta dengan muka flatnya

"Aduh aduh Dea Denta, ga usah berantem mulu napa, seneng gw liatnya" kata Cecil yang langsung disoraki ke enam sahabatnya.

"Sebenarnya gw sama Reva ikut ujian kelas 12 hehe" kata Dhani yang membuat mereka menganga tak percaya.

"Wehhh gile gile , emang boleh ya?" Tanya Alden

"Boleh lah" jawab Reva

" E si anjir, lu berdua pada bakalan lulus duluan dong, tega bener ya Allah" kata Denta mendramatisir yang di angguki yang lain.

"Ya mau gimana lagi ya guys, kita berdua ini dari keluarga tidak mampu , kita harus kerja keras buat memajukan ekonomi keluarga" jelas Dhani

"Ya udah lah,kita sebagai sahabat dukung kalian kok, semoga kalian berdua lulus ya" kata Sean yang di aminkan oleh Reva , Dhani dan yang lainnya

Bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Reva segera membereskan alat tulisnya dan segera menuju ke toilet untuk berganti pakaian. Hari ini dia ada kegiatan ekstrakurikuler tepat pukul 15.00 WIB.

Saat sudah keluar dari toilet nampak anak laki-laki menghampirinya. Reva seperti familiar dengan wajah tersebut.

"Hai" sapanya kepada Reva

Reva terlihat mengerutkan dahinya mencoba mengingat siapa laki laki di depannya ini. Namun nihil, Reva tak bisa mengingat siapapun nama manusia didepannya ini.

"Maaf, Siapa?" Tanya Reva to the point

"Gw Revano, Lo lupa? Gw yang duduk di belakang Lo saat ujian" Kata orang bernama Revano tersebut.

Reva melirik jam tangannya dan segera berlalu begitu saja dari hadapan Revano. Dia berjalan terburu-buru ke bangsal sekolah lalu segera ikut pemanasan dan mulai mengikuti latihan.

"What??! Dia mengabaikan gw?!" Pekik Revan tak percaya. Lalu dengan kesal dia kembali ke kelasnya dan pulang.

💐💐💐

Reva berjalan dengan santainya untuk pulang ke rumahnya. Dia merasa sangat lega bisa mengikuti ujian kelulusan kelas 12. Itu artinya dia tinggal mengikuti kegiatan PKL aja setelah itu bebas mau kerja atau melanjutkan.

"Cie seneng amat" tegur seseorang yang ditanggapi Reva dengan senyum tipisnya tak seperti biasa.

"Wah wah bahkan kamu sampai senyum semanis itu, saya diabetes ini" kekeh orang itu

"Aamiin" ujar Reva bergurau menanggapi David

"Heh enak aja kamu! Main amin amin aja" sungut David merasa Reva tengah meledeknya.

David berjalan bersama Reva. Kebetulan dia mau menengok sawah orang tuanya yang tak jauh dari situ.

"Ada apa nih sampai senyum senyum gitu Rep?" Tanya David

"Kepoo" kata Reva tak ingin memberitahukan hal yang membuatnya senang hari ini kepada David

"Heleh, kebiasaan deh" kata David memutar bola matanya jengah

Lalu David mulai janggal dengan seragam yang di pakai Reva . Dia kembali membuka mulutnya dan mulai bertanya kepada Reva.

"Wuih rep, seragam apa tuh keren amat" kata David yang membuat Reva tersadar

'aduh aduh, sial gw belum ganti' sesal Reva dalam hati

"Bukan apa apa" bohong Reva

"Eh nanti pas nikahan saya datang ya" kata David bersemangat

"Cieee seneng amat" ledek Reva

"Mulai, ledek teroozzz" sungut David

"Lihat sikon aja pak, daahh saya permisi" kata Reva lalu segera lari menuju sawah terobosan dia pulang ke rumahnya.

"Akan ku pastikan kau datang Reva" kata David dengan senyum miringnya

Tentang Kamu dan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang